episode 22 : kabar baik dan perihal benci

433 120 1
                                    


load number twenty two :
kabar baik dan perihal benci.

Selama kejadian ini, ada dua hal yang selalu dihindari sama lile. Yang pertama, orangtuanya. Dan yg kedua adalah adik perempuannya, rola. Iya mereka, alasannya udah jelas, karna lile memang belum mau meluruskan permasalahan apapun diantara mereka. Sebut lile egois, tapi jika ada diposisi lile, siapapun juga akan bertingkah sama.

Tak munafik, memaafkan tidak pernah menjadi suatu hal yg dapat dilakukan dengan mudah. Jika lile salah, tolong koreksi saja, tapi sayangnya, lile tidak akan mendengarkan. Lile memang sebatu itu.

Lile baru aja mau ke ruang keamanan, tapi mendadak batal ketika dirinya berpapasan dengan ibunya yg lagi bopong ayahnya. Dengan cepat lile berbalik, tapi sayang, masih kalah cepat dengan ayahnya yg sudah lebih dulu menahan tangannya.

Lile menghela nafas, "kenapa?" tanya lile. Ayahnya menatap kearah istrinya, "tolong alihkan saya ke lile. Ada yg mau saya omongin." ucap ayahnya.

Tanpa bisa lile cegah, ibunya membawa lengan ayahnya untuk dirangkulkan dibahu lile. Ayahnya senyum, "ayo kita jalan-jalan sebentar."

Mau tidak mau, lile menurut, dan perlahan-lahan membawa ayahnya menjauh dari sisi ibunya. Pergi ke sisi belakang rumah sakit dimana terdapat air mancur yg cukup menyejukan mata.

"mau ngomong apa? waktuku ga banyak." kata lile.

"papa minta maaf. Papa ga tau itu cukup atau engga untuk mengobati sakit hati kamu. Tapi jujur, papa tulus minta maaf sama kamu." ucap ayahnya. Lile diam saja ditempatnya, bahkan tidak menatap ayahnya.

"selama ini papa selalu berusaha membalikan keadaan dengan cara papa, tanpa pernah menyadari kalo selama ini kalian menahan nafas kalian saat berada didekat papa. Papa begitu haus dengan pengakuan dunia luar terhadap papa, hingga pada akhirnya papa lupa memberi pengakuan terhadap anak-anak papa yg punya kehebatannya masing-masing. Papa sadar, pada akhirnya, papa lah yg menahan nafas papa sendiri karna keegoisan yg papa ciptakan saat bersama kalian. papa minta maaf." ucap ayahnya sekali lagi.

Tanpa suara, tanpa perlu memperjelasnya, lile membawa ayahnya kedalam pelukannya. Meruntuhkan segala rasa egoisnya selama ini. "papa harus inget, bukan pengakuan orang lain yg bisa ngebuat kita hidup. Tapi pengakuan terhadap diri sendirilah yg ngebuat kita hidup selama ini. Dan congrats, papa berhasil ngelawatin fase itu." kata lile.

"i--uhuk-uhuk!!"

ayahnya batuk keras, hingga tanpa sadar mengeluarkan darah yg banyak, yg mengenai pundak lile. Lalu setelahnya, ayahnya pingsan.













🐞🐞

Ditengah kondisi kritis ayahnya, kabar baik datang dari pihak kepolisian. Mereka mengatakan ada kemungkinan besar tersangka akan kembali ke rumah sakit, karna tersangka meninggalkan barang yg diduga berharga bagi tersangkanya. Pada saat itu, polisi akan melakukan penggerbekan besar-besaran dirumah sakit ini.

Lile dan keluarga dapat menghela nafas lega, ditambah selama hilangnya zian, tidak pernah didapat kabar tentang ditemukannya mayat anak kecil. Setidaknya dengan begitu, mereka semua percaya kalau zian bakalan baik-baik aja.

"did you hate me that much?"

lile yg lagi sibuk mandangin ayahnya yg masih ga sadarkan diri menoleh, dan mendapati rola yg tengah menatapnya teduh. "no." katanya singkat.

"terus kenapa kita kayak gini?" kata anak itu lagi.

Lile menghela nafas, "lusa. radio. 1.452 MHz. jam 7 malam."

°load number two :
to be continued.

[✔️]all the kids are depressed; LileTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang