Seorang gadis berambut panjang membuka pintu sebuah apartment. Kesunyian langsung menyambutnya setelah pintu terbuka.
Apartment itu sangat rapi, terlihat seperti hampir tidak pernah ditempati. Terdapat sebuah piano disudut ruangan. Diatasnya terdapat sebuah foto. Itu adalah foto dirinya dan seorang laki-laki.
Laki-laki yang mengisi hatinya selama beberapa tahun kebelakang. Bahkan mungkin hingga kini.
Senyuman kecil muncul di wajah gadis itu. Tatapannya menyendu.Setetes air mata meluncur dengan mulus di pipinya. Ia merindukan sosok itu, sosok laki-laki yang ada di foto itu. Sosok yang meninggalkannya demi gadis lain. Sosok yang sudah meninggalkan luka di hati gadis itu.
Pikirannya melayang pada kejadian beberapa bulan yang lalu. Kejadian yang sudah menorehkan luka dihatinya.
"Ayo akhiri hubungan kita disini. Aku sudah tidak mencintaimu lagi. Tolong lupakan aku dan jangan ganggu aku lagi." Ucap laki-laki itu.
Kata-kata itu terus terngiang di pikiran gadis itu. Sudah beberapa bulan berlalu, tapi gadis itu masih tak bisa melupakannya.
Dering ponsel membuat perhatiannya teralih. Gadis itu segera mengangkatnya.
"Yaa!! Kenapa kau tidak mengabariku jika akan kembali ke Korea. Kau ini sudah melupakanku ya?" Teriak seseorang dari sambungan telpon itu. Suaranya bahkan terdengar meskipun tidak di loudspeaker.
"Aku hanya tidak ingin merepotkanmu. Cukup waktu itu saja aku merepotkan banyak orang. Aku tidak ingin lagi." Balasnya pada seseorang dibalik telpon.
"Apa kau kembali ke apartment itu?" Kata seseorang diseberang telpon.
"Ya, aku kembali kesini. Aku akan tinggal disini lagi." Ujar gadis itu sambil tersenyum sendu.
"Hana-ya, apa kau masih mengharapkannya? Sadarlah dia takkan kembali."
Gadis itu terdiam dan langsung mematikan sambungan telponnya. Luka itu masih ada dan orang diseberang telpon tadi membuatnya semakin parah.
"Maafkan aku Mark, aku memang membencinya. Tapi hatiku masih berharap jika dia akan kembali." Bisik gadis itu pada udara kosong didepannya.
***
Suasana di ruangan itu sedang tidak baik. Sepertinya seseorang sedang kehilangan mood dan membuat yang lain tak berani mengganggunya.
"Hyung, apakah aku sudah boleh pulang?" Tanya nya pada seorang laki-laki disebelahnya.
"Eoh, kau sudah boleh pulang Mark."
Laki-laki itu - Mark - langsung pergi setelah diijinkan oleh hyungnya. Moodnya benar-benar kacau hari ini.
Setelah mendengar tentang Hana yang kembali ke Korea membuat Mark kesal. Ia kesal karena Hana tak memberitahunya. Hana seperti menjauhinya sekarang dan Mark tak suka itu.
Setelah kepergian Mark suasana ditempat itu masih sunyi. Mereka semua lelah dan memilih untuk beristirahat sebentar sebelum pulang.
Tapi tampaknya tidak dengan seseorang yang berbaring di pojok ruang latihan. Ia tak sengaja mendengar percakapan Mark dengan seseorang di telepon tadi.

KAMU SEDANG MEMBACA
Stay
Fanfiction"Did you love him?" "Yes" "How much?" "Does it matter?" "Why does it not?" "Because it wasn't enough to make him stay" "