duabelas

1.7K 203 8
                                    

Tidur pulas Jeongin harus terganggu oleh teriakan-teriakan yang berasal dari dalam rumahnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tidur pulas Jeongin harus terganggu oleh teriakan-teriakan yang berasal dari dalam rumahnya.

Teriakan orang orang yang sedang berdebat dengan mulut.

Jeongin bangun dan mencermati teriakan-teriakan itu.
Dengan tiba-tiba air mata Jeongin jatuh di pipi.

Jeongin takut, dia tau teriakan itu berasal dari keluarga nya.

Ia mencoba tertidur kembali dengan keadaan yang menangis walaupun teriakan itu masih mengganggunya.

•••

Jeongin terbangun. Melihat hari yang sudah mulai cerah.

Jeongin kebawah, ia berharap gangguan semalam hanya mimpi.

Tapi, tidak sesuai harapan. Ia melihat ibunya yang sedang menangis dengan sebuah koper disampingnya.

"Jeongin..maafin eomma. eomma harus pergi dari rumah ini"

eomma  Jeongin memeluk Jeongin.

Jeongin membalas pelukannya. Satu tetes air mata berhasil jatuh dari mata Jeongin.

Ia mencoba untuk menahan air mata ini tapi sungguh Jeongin tidak kuat.

"Nanti eomma suruh abang kamu untuk kesini,"

"Jaga dirimu baik-baik Jeongin, semoga kamu bahagia walaupun tidak ada keluarga yang utuh"

Eomma  Jeongin melepaskan pelukannya dan membawa koper itu keluar pintu rumah.

Jeongin kecewa, kecewa dengan semuanya.

Jeongin masih butuh pelukan hangat kedua orang tua, masih ingin berkumpul bersama keluarga yang utuh.

"eomma"

Jeongin berlari menuju eomma dan langsung memeluknya erat.
Seperti tidak ingin pelukan itu lepas.

"Jeongin ikut eomma"

"Tidak bisa, kamu harus melanjutkan sekolahmu disini bersama abang kamu"

"T--ta"

"Bahagiakan kita Jeongin"

Jeongin menangis melihat eomma nya sudah masuk kedalam taxi.

Jeongin masuk kedalam rumah dengan keadaan yang masih menangis.

Sampai ketika ada dua tangan yang memeluk pinggang Jeongin dari belakang.

"Jangan nangis ada aku, Jeongin"

Jeongin kenal suara ini, suara yang ia rindukan.

"Ka Chan, eomma pergi, appa pergi. Ka Chan jangan pergi juga"

"Iya adikku yang manis, jangan nangis mulu ya"

"I..iya"

•••
M

alam harinya.

Tokk

Pintu utama rumah berbunyi, yang membuat bangchan harus membukanya.

"Nyari--hwang hyunjin"

"Ko lu bisa ada dirumah Jeongin?"

"Oh, lu ngenal adik gw?"

"Jeongin adik lu?"

"Iya"

"Ada dikamar"

Hyunjin menaikkan tangga menuju kamar Jeongin dilantai dua itu.

Tokk
Tokk

Pintu terbuka menampilkan Jeongin dengan muka sembab bangun tidur.

"Hay--kamu kenapa?"

Hyunjin kaget pasalnya muka Jeongin sangat sembab dipadukan pucat

Ia langsung memeluk pinggang Jeongin. Tangan kanannya memegang pipi Jeongin dan tangan kirinya memeluk pinggang Jeongin.

"Kamu gapapa?" Tanya Hyunjin lagi

Jeongin tidak bisa berpura-pura seperti tidak apa-apa.
Dia langsung nangis dan memeluk Hyunjin erat.

Pala Jeongin ditenggelamkan di dada Hyunjin.

Hyunjin bingung jadi dia hanya mengelus-elus rambut Jeongin dulu.

"Kenapa?duduk dulu sini"

Hyunjin menggendong Jeongin tanpa melepaskan pelukannya.

Ia duduk terlebih dahulu dan menempatkan Jeongin dipangkuannya

"Cerita coba"

"Orang tua Jeongin berantem dan eomma dan appa Jeongin pergi"

Setelah bercerita tangisan Jeongin makin bertambah dan muka nya ditempatkan diatas pundak Hyunjin.

Hyunjin masih mengusap kepalanya Jeongin sampai tangisan Jeongin mereda dan kedua orang itu tertidur pulas.





Udah sedih belum?
Kalo belum, please jangan hujat aku:(

Aku berusaha keras buat alur cerita yang sedih:v

Jangan lupa tinggalkan jejak dengan cara vote dan comment, terimakasih

Vampire Man - HyunjeongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang