"Petikan gitar dan derai hujan, samar kudengar suaramu memanggil namaku.
Aroma seduhan kopi dan wangi tanah basah, samar harum tengkukmu menguar di udara.
Hangat tegukan pertama kopi ini, berbenturan dengan dingin angin malam. Rasanya hangat tubuhmu dan basah bibirmu yang mencuri cium tulang selangkaku dalam dekapanku baru terjadi kemarin.
Meski telah terjadi bertahun lalu dan nyatanya bukan kamu yang kini tersenyum dihadapanku, rinduku masih tersimpan rapi di sudut hatiku.
Apa mau dikata, aku pernah secinta langit kepada bumi. Yang rela runtuh berjatuhan sebagai butiran hujan demi memeluk bumi."