Aku berusaha untuk selalu membendung rinduku disela-sela waktu yang kian menggerus ketidak sabaranku, namun canda tawamu selalu membimbingku dalam senyum penantian panjang.
Apa artinya penantianku jika bukan karena doa kita. Bukan hanya harapanku atau anganmu belaka, namun doa dua insan yang membumbung melewati celah-celah awan, menuntunnya melewati tangga-tangga sinar nirwana.
Mungkin kau ragu. Tidak apa karena itu manusiawi. Percayalah jika Tuhan selalu menetapkan apa yang kita butuhkan. Termasuk teman yang akan selalu menyertai harimu. Karena apa yang kita harapkan belum tentu baik untuk kita. Yakinlah jika Tuhan selalu dan akan selalu memahami kita.
Bersama penantian ini kubumbungkan tiga buah balon, bersama angan dan harapan, manakah yang akan kembali dalam pelukan.
YOU ARE READING
My Daily Lofe
Poesiahelai-helai kisah yang berguguran di musim kemarau, berhasil kau kumpulkan untuk menjadi rajutan kehangatan hati di musim penghujan.