5| fifth call

219 60 9
                                    

"lo belom ngantuk, yeon?"

seungmin bertanya, sembari berusaha keras untuk membagi fokus kepada cerita lee seoyeon dan tugas menumpuk didepan mata. ia tidak berbohong saat mengatakan kedua matanya memanas. seungmin butuh tidur.

dan bertanya tentang belum mengantuk merupakan sebuah basa-basi, berharap yang ditanya akan merespon dengan persetujuan, dan seungmin bisa memfokuskan pikiran hanya kepada satu objek.

"gak, belom,"

namun, nyatanya seoyeon menjawab sebaliknya. seungmin menahan diri untuk tidak menghela napas, takut-takut jika itu hanya akan membuat seoyeon merasa tersinggung.

"lo butuh tidur, yeon. mata lo udah mirip panda," ujar seungmin, setelah menelan satu tablet penahan kantuk.

kekehan seoyeon menyambut kalimat seungmin. gadis itu seakan tidak pernah merasa lelah sedikitpun. meski seungmin tidak bisa melihatnya, namun ia tahu dengan jelas dari suara penuh semangat yang terdengar melalui obrolan mereka.

"gue bahkan gak butuh tidur, seungmin,"

dikarenakan ponsel seungmin masih dalam masa perbaikan, maka khusus malam ini- atau bahkan untuk malam-malam selanjutnya- seungmin terpaksa menggunakan telepon rumah untuk menghubungi si gadis lee. beruntung, ayahnya sedang tugas diluar kota, dan ibunya pun mengizinkan selama tagihannya tidak meledak.

seungmin jadi harus membawa semua tugasnya ke ruang tengah, mengubah meja telepon menjadi meja belajar dadakan. biarlah, yang terpenting ia bisa bicara dengan lee seoyeon sepanjang malam seperti biasa.

"seungmin? nak, kamu masih bangun? kenapa belum tidur?"

itu suara ibu seungmin, yang turun untuk mengambil air minum di dapur, namun justru mendapati sang putra semata wayang berbicara dengan seseorang ditelepon. putranya itu memang sempat meminta izin menggunakannya, namun ia tidak tahu akan sampai selarut ini.

"kamu nelpon siapa sampe tengah malem gini, hm?" tanya sang ibu kembali.

seungmin baru saja ingin menjawab, jika seoyeon tidak segera berseru ribut disana.

"jangan bilang sama gue, seungmin. nanti mama lo marah,"

seungmin mengerutkan dahi. ibunya tidak akan marah hanya karena ia bicara dengan teman dimalam hari. mengapa seoyeon harus takut?

meski begitu, tetap saja seungmin menurut. melempar tatapan kepada sang ibu, seungmin pun menggeleng pelan.

"ini hyunjin. lagi bahas materi buat presentasi besok. ini juga aku baru mau selesai, nanti langsung tidur,"

wanita itu tersenyum, mengangguk kecil sambil mengusap puncak kepala sang anak. tatapannya berubah sendu, entah apa penyebabnya.

"kamu pasti sedih, kan?"

lagi, seungmin mengerutkan dahi. ia bahkan tidak memiliki alasan apapun untuk bersedih. mengapa ibunya mengatakan itu?

---

𝗹𝗮𝘀𝘁 𝗰𝗮𝗹𝗹. ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang