Chapter 2: Hanya Rindu

504 49 0
                                    

Pak RT menghentikan motornya di sebuah rumah inap. Mereka menyebutnya kosan di kota. Fary sudah tiba di tempat tinggal barunya. Pak RT menurunkan barang-barang dan membuka sebuah pintu kamar. Sebuah kamar yang sempit, tetapi masih layak huni. Terdapat satu kasur dan satu lemari didalamnya. Kamar ini muat untuk dua orang, tetapi hanya boleh diisi satu orang setiap kamar.

"Maaf ya nak Fary, Bapak cuma bisa sediakan kamar ini"

Fary menggelengkan kepalanya.

"Ini sudah lebih dari cukup kok Pak. Pak RT sudah banyak membantu Fary dan Ibu Fary. Terima kasih banyak ya Pak. Nanti kalo Fary sudah besar Fary bakal membalas semua kebaikan Pak RT"

Pak RT mengacak rambut Fary.

"Kalau gitu jangan cepet-cepet besarnya ya. Bapak masih mau banyak bantu nak Fary"

"Ah Pak RT bisa aja"

Pak RT mengeluarkan sesuatu dari sakunya. Sebuah telepon genggam tua yang mungkin sekarang sudah jarang digunakan orang-orang. Pak RT memberikannya pada Fary.

"Fary nggak butuh ini Pak. Fary aja masih nggak mampu buat beli Hp"

"Ini buat nak Fary aja, nggak usah bayar. Memang nggak sebagus Hp jaman sekarang, tapi masih bisa buat nelpon sama SMS" Pak RT menyerahkan Hp itu ke tangan Fary.

"Tapi Fary nggak bisa nerima ini Pak. Ini bukan punya Fary"

"Yaudah kalau gitu anggep aja Pak RT pinjemin ini ke nak Fary. Buat nelpon Ibu kamu. Ibu kamu juga sudah pegang satu kok disana"

Fary merasa sangat tidak enak kepada Pak RT. Dia mengucapkan banyak terima kasih sebelum Pak RT kembali ke desa.

Fary merebahkan badannya pada kasur. Dia mencoba Hp yang diberikan Pak RT sekarang. Dia sudah pernah meminjam Hp temannya di desa, jadi dia tahu cara menggunakannya sekarang. Fary memindai kontak yang ada di Hpnya dan menemukan nomor ibunya dengan nama "Ini Nomornya Ibu Fary" Fary tergelak geli melihat nama kontak yang diberikan Pak RT. Tanpa pikir panjang Fary menelepon ibunya.

Tuuut~

"Halo Pak RT? Ada apa pak?"

Rupanya ibunya masih belum tahu Hpnya sekarang dipegang oleh Fary.

"Iya ini Pak RT. Ibunya nak Fary ya?" Fary mencoba menirukan suara Pak RT dengan susah payah. Namun ibunya disana malah tertawa mendengar suara Fary.

"Ya ampun naak, mau ngerjain Ibu kamu ya"

"Hehe, Ibu sih malah nyariin Pak RT"

"Kan Ibu nggak tau kalau Hpnya sudah dikasihkan ke Fary. Gimana nak, sudah sampai?"

"Sudah bu, tadi pengennya mau ngerapihin barang bawaan Fary. Tapi malah kangen sama Ibu, jadi Fary telpon deh"

"Ga sampai satu hari aja kok udah kangen nak"

"Siapa yang ga kangen sama kecantikan Ibu Fary ini sih?"

"Ah kamu ini bisa aja nak"

Mereka berbincang banyak hal hingga larut malam. Kedekatan Fary dengan ibunya tidak bisa dipisahkan. Hingga Fary tertidur saat masih menelepon ibunya. Ibunya disana tersenyum mendengar dengkuran anaknya yang kelelahan. Beliau merasa sangat tenang dan mematikan teleponnya. Fary harus beristirahat untuk sekolah hari pertamanya besok. Atau bisa disebut juga Masa Orientasi Siswa. Dari hari itu kehidupan Fary akan berubah.

Bersambung

FYI Pak RT sudah memiliki istri, jadi jangan berharap Pak RT bakal menikahi Ibu Fary dan hidup bahagia :v

Silent KissTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang