sebelas

50 13 12
                                    

' aku bukanlah seorang yang sempurna mencoba menjadi bayanganmu dan itu cukup sempurna untukku'

###

"LEPASKAN!"

Sontak saja semua orang menoleh ke sumber suara.suaranya gagah nan tegas bak komandan yang sedang melatih prajuritnya

"Lepaskan dia atau kalian semua akan berurusan denganku!"

Tangannya mengepal memperlihatkan otot otot tangannya yang gagah menandakan bahwa ia sedang marah

Zaza hanya terkulai lemas menyisakkan tangis yang begitu dalam ia begitu trauma di perlakukan seperti ini mungkin ini adalah trauma yang sulit untuk di lupakan

"Banyak bacot lo!hajar.hajar !"

Dengan pertandanya aba aba tersebut ia langsung menyerang lawannya itu pertengkaran sengit terjadi di malam itu pukulan demi pukulan melayang tangkisan demi tangkisan menghadang untuk menghindari pukulan maut

Buggghhhhhhh........

Buggghhhhhhh.......

Hantaman pukulan maut terus melayang membengkakkan kedua pipi preman tersebut tak sedikit keluar darah segar dari bibir merahnya

"Kabur.kabur"

Alhasil orang baik pasti akan selalu di tolong oleh rab nya dan selalu di lindungi mereka berlari terbirit birit luntang lantung sesekali terjatuh karna tubuh yang saling terbentur akan kegelapan malam

Kaki jenjang melangkah dengan tidak sabaran ingin menanyakan apa saja yang telah mereka lakukan padanya? Lecet sedikitpun ia akan bersumpah untuk mencarinya kembali dan menghajarnya setengah mati


"Za,kamu nggak papa kan?"

"Nggak papa kak....hiks hiks"

Sesenggukan masih terdengar di telingan menyisakan rasa khawatir yang mendalam

Sebenarnya masih ada beberapa pertanyaan di dalam hati Zaza,mengapa kak fatih bisa ada disini

Iya, fatih yang telah menolong Zaza barusan dengan segala kemarahan yang menolongnya

Fatih datang tepat waktu jika ia datang sedikit lebih terlambat entah Zaza akan di bawa kemana dan apa yang akan terjadi padanya

Mereka berjalan berdua melewati legamnya malam

"Za,kamu beneran nggak di apa apainkan?"

Sungguh rasa khawatir masih menyelimuti hati fatih,bagaiman tidak dari tadi Zaza berjalan menatap lurus kedepan sesekali mengalir air mata jernihnya

"Nggak papa kak"

Hanya jawaban dingin yang diperoleh dan masih dengan keadaan yang sama

"Yaudah yuk.kamu pasti capek kita duduk disana"

Mereka duduk di sebuah taman komplek kecil dan lebih memilih untuk menenangkan diri masing masing terlebih untuk Zaza

"Za,sebenarnya kamu itu dari mana?Mau kemana?kenapa jalan kaki siih!malam malam harusnya tuh dirumah kalaupun mau keluar harusnya ada yang nemenin biar nggak kayak tadi kajadiannya"

Sungguh lidah dan bibirnya terasa sangat gatal  dan tak bisa menahan uneg uneg yang di pendam dan alhasil keluarlah kata kata mutiara kekawatiran fatih seperti melebihi apapun

Bersama GenggamanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang