Gotong royong

131 43 1
                                    

HAI AKU UP!

SENENG DONG?
WIHH WAJIB ITU MAH HEHE ><

HAPPY READING GUYS!

JAM BERAPA NI KALIAN BACA?

WARNA FAV KALIAN APA?

.
.
.
.

Dika pulang ke rumah dalam keadaan sempoyongan. Efek dari alkohol tersebut!

Inti OMA yang lainnya juga ikut masuk ke dalam rumah. Mereka duduk di sofa tengah dan juga di karpet bulu yang tersedia di sana.

Reza yang terganggu dengan suarah gaduh di bawah akhirnya turun untuk melihat ada kegaduhan apa di sana.

Terlihat dari atas saat ia berniat turun. Dika yang sedang duduk di sofa dengan keadaan tidak tenang.

"Inget pulang." cibir Reza menatap Dika tak suka.

"Hmm."

"Naik lo! udah di tunggu. Lo kira dia bakalan tidur kalau gak sama lo!"

"Ya."

Menghela nafas jengah. Reza menatap anggota inti OMA secara bergantian.

"Tidur sana lo pada. Besok jangan ngaret!" ucap Reza menyuruh mereka untuk masuk ke kamar seperti biasanya.

"Gue balik aja." ucap Dimas membuat langkah Reza terhenti di anak tangga.

"Jangan ada yang keluar!" putusnya.

"Udah mending kita tidur aja. Besok kita bakalan latihan lagi." ucap Farhan menarik Dimas ikut serta.

Mereka pun mulai memasuki kamar mereka yang memang sudah tersedia di rumah ini.

Dika berjalan mendekati kasur king size yang di tiduri oleh Thalita. Thalita tidak tidur ia hanya memejamkan matanya. Menetralisirkan perasaannya yang sedang bingung.

Bingung atas sikap abangnya.

Bingung atas kekakuan abangnya.

Bingung dengan perasaannya.

Intinya ia BINGUNG!

Terasa terusik ia pun membuka kelopak matanya. Melihat siapa yang ikut serta tidur di sampingnya.

Untuk sesaat ia terkejut karena keberadaan Dika yang memeluk pinggangnya. Memejamkan matanya sebentar untuk tidak cengeng kembali.

"Abang pulang?" tanya Thalita menatap wajah teduh Dika.

"Hmm,"

"Maaf,"

"Tidur!"

"Mabuk?" tanya Thalita hati-hati. Sejujurnya ia sudah mengetahui bahwa Dika tengah mabuk. Bau alkohol yang sangat nyengat tercium di indra penciumannya.

"Sutttt!"

Tangan Dika mulai menggeranyangi tubuh Thalita. Thalita sendiri hanya bisa diam tak terusik.

ABANGTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang