Our Bond (Regis)

1K 60 8
                                        

"Not everything will be easy
But i'll protect you for life. This love, It will be endless"

.

.

.

.

.

.oOo.


Sudah lebih dari dua tahun seorang Regis K. Landegre berbaur di dunia manusia, namun dia terkadang masih saja tidak mengerti dengan perilaku mereka.

Contohnya saja tentang tradisi menulis nama dan pasangan dalam gembok, kemudian mengunci gembok itu di suatu tempat dan membuang kuncinya jauh jauh.

Bukankah gembok itu seharusnya dipakai untuk mengunci sesuatu? Kenapa mereka malah menggunakannya untuk digantung menjadi pajangan di Namsan Tower ini?

Regis menggelengkan kepalanya. Hal ini tidak berguna dan hanya buang buang waktu.

"Aku heran kenapa para manusia melakukan hal ini," pemikiran itu tanpa sadar terucap langsung dari bibir Regis, membuat gadis berambut abu abu yang dari tadi berdiri disampingnya memberikan atensi penuh ke arahnya.

"Sebagian cuma untuk bersenang senang, sebagian lagi karena percaya pada mitos." Balas gadis itu dengan nada santai.

"Mitos? Mitos apa?"

"Mitos kalau setiap pasangan yang menuliskan nama mereka dalam gembok cinta akan bersama seumur hidup,"

Regis mengerjapkan matanya. Dia kemudian melihat kembali pada gembok gembok yang terpasang berjajar di pagar pembatas. Beragam bentuk gembok dengan bermacam macam tulisan ada disana. Dan yah, rata rata disana selalu tertulis dua nama.

"Konyol sekali mereka percayakan hubungan mereka pada sebuah gembok," kata Regis, dengan nada mengejek. "Kau juga percaya, kan? Kau membeli gembok itu."

Regis melihat gadis abu abu itu hanya mengangkat bahu, dan menatap gembok merah muda berbentuk hati yang ada di tangannya. "Sebenarnya, aku tertarik dengan cerita yang ada dibalik tradisi ini."

"Ada ceritanya?" Tanya Regis dengan datar, padahal dia tengah menyimpan rasa penasaran yang cukup besar akan cerita itu.

"Ya," jawab gadis itu. "Tradisi ini dimulai di sebuah kota kecil di Serbia pada tahun 1914. Kau sudah lahir, kan?"

Regis mendecih. "Tentu saja, umurku 201 sekarang."

Gadis itu tersenyum, dia melangkah mendekati pagar pembatas untuk memandangi lautan kerlap kerlip lampu kota yang dapat terlihat secara luas dari atas sini. "Kalau begitu, apa kau pernah mendengar tentang perang dunia I yang terjadi diantara manusia?"

"Ya, aku pernah mendengar kakekku membicarakan tentang perang itu." Regis mendekat, ikut menikmati pemandangan yang ada. "Lalu apa hubungannya dengan cerita ini?"

"Pertempuran itu berlangsung dengan sengit dan intens, sehingga banyak para pemuda diperintahkan untuk ikut berperang tanpa ada jaminan mereka selamat atau tidak." Gadis itu malah melanjutkan ceritanya.

"Salah satu pemuda yang bernama Relja, sebenarnya sangat tidak rela untuk pergi berperang. Alasannya karena seorang gadis bernama Nada. Gadis itu adalah cintanya, kekasihnya, dan mereka berdua berjanji akan mengikat diri dalam sumpah pernikahan. Tapi Relja tidak punya pilihan lain, dia harus berangkat untuk membela negaranya.

"Melihat kekasihnya yang pergi untuk berperang, Nada sangat sedih. Tapi dia yakin, suatu hari nanti Relja akan pulang dengan selamat dan melanjutkan hidup bersamanya.

Noblesse : OneshootTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang