Part XXXII

5.7K 649 34
                                    

Afnan

"Baik, waktunya sudah selesai"

Aku dan semua teman ku mengangkat tangan kami dan menjauhi perlengkapaan menulis kami, lalu Bu Lia mengambil semua soal dan lembar jawaban kami

"Terimakasih untuk waktunya, sementara ibu memeriksa jawaban kalian, kalian bisa berisitirahat selama 15 menit, dan ibu harap dalam 15 menit kalian sudah berkumpul lagi di dalam kelas, Assalamualaikum" Pamit Bu Lia lalu pergi meninggalkan kelas

"Waalaikumsalam" Jawab kami kompak

Sebagian dari teman sekelasku ke luar, sepertinya mereka membutuhkan minuman dingin dan udara segar setelah kuis tadi

"Nan, Si Naufal mati tuh" Ucap Aldi

Ku lihat Naufal tampak kacau dan frustasi dengan kepala yang di sandarkan ke meja nya

"Lu kenapa Fal?" Tanya ku

"Gue gak jawab semuanya Nan, kacau dah ni" Ucap nya sembari mengacak-acak rambutnya

"Lu bukannya nyontek aja sama Afnan, Afnan pasti ngasih kok, iya gak nan?" Tanya Aldi yang aku jawab dengan senyuman

"Lu pikir gue gak bisa, gue tuh bisa, cuma butuh waktu, Kaya nya gue gak cocok deh sama Bu Lia" Ucap nya mendramatisir

"Lagian Bu Lia juga gak mau sama cowok lamban kaya lu, ngambil keputusan untuk jawab soal aja susah, apa lagi keputusan tentang masa depan" Ucap Aldi sok

"Udah-udah, ayo keluar dinginin kepala dulu pake es dawet" ucap Akbar

"Kuylah" Ucap Aldi bersemangat sembari menarik tangan Naufal yang sudah tidak bertenaga

Menurut ku Bu Lia adalah guru yang sangat cerdas, beliau selalu memberikan metode belajar yang membuat kami tidak mengantuk, melainkan olahraga otak

"Afnan" suara seseorang yang membuatku dan teman-teman ku menghentikan langkah kami

"Iya Pak" Ucap ku saat kulihat kepala sekolah yang memanggil ku

"Bisa ke ruangan Bapak?" Tanya Pak Kepala sekolah

Aku melihat ketiga teman ku yang terlihat bingung

"Yaudah Nan, kita ke kantin duluan ya" Ucap Akbar

"Iya boy"

"Permisi Pak" Ucap ketiga teman ku lalu pergi menuju kantin

"Ayo Afnan" Ucap Pak Kepala Sekolah dan aku mengikutinya

Sepertinya sudah hampir tiba itu, sekarang yang perlu aku lakukan hanya menjalaninya dan memikirkan bagaimana cara agar Nadhifa tidak bersedih dan semakin terpuruk

Aku tau kalau aku tidak dapat menolak keadaan
Sebab aku tidak ingin menghandirkan kekecewaan
Agar aku dapat memberikan sebuah kebahagian

Nadhifa Pov

"Jadi hari ini Kak Alif gak ngajar Mi?" Tanya ku

"Kak Alif sedang sibuk mempersiapkan ujian untuk kelas XII sayang, dan sepertinya Nadhifa akan memiliki guru baru"

"Siapa Mi?, Guru dari sekolah Dhifa juga?" Tanya ku lagi

"Kita tunggu aja ya sayang" Ucap Umi sembari mengusap kepala ku dan melangkah pergi

Aku tidak tau harus bahagia atau bersedih karena Kak Alif tidak akan mengajar ku lagi, tapi satu hal yang aku rasa, aku merasa kehilangan

"Assalamualaikum"

Terdengar suara salam dari pintu depan

"Waalaikumsalam, Dhifa aja yang buka ya Mi" Ucap ku lalu berjalan menuju pintu dengan bantuan tongkat

Seindah Goresan UkhuwahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang