Your Night, My Night

1.3K 66 13
                                    

"Apa kau bisa menebak berapa banyak bintang dilangit malam ini?" pemuda tampan bertubuh tinggi kekar menanyai pemuda lain yang sedikit lebih pendek -kira-kira tingginya sejajar dengan pelipisnya- membuat yang ditanyai menoleh kearahnya. Lalu kembali memandangi hamparan langit malam yang ternoda cahaya bintang.

"Stupid question from a stupid person huh?" yang lebih pendek menertawai, sebelah tangan menepuk kepala yang lebih tinggi pelan. "Tidurlah Jungkook. Ini sudah malam, besok kau harus mulai sekolah lagi bukan?" Jungkook -si pemuda tinggi- membalas senyuman si penyuruh dengan senyum merekahnya. Membiaskan cahaya temaram bulan sabit pada wajah mulusnya.

Sang kakak -si pemuda yang lebih pendek- terkikik melihat wajah polos dari adik non-biologisnya. "Wajahmu sangat terlihat seperti wajah mendiang ayahmu, tampan tapi sedikit kekanakan." kekehan sang kakak hanya mendapat dengusan tak suka dari sang adik yang sekarang sedikit lebih tinggi darinya.

"Kau selalu menyamakanku dengan bajingan itu Seokjin hyung.. Aku tidak suka." tamparan keras Seokjin hadiahkan pada kepala sang adik -meski sesaat setelahnya mengelus kembali bagian yang sebelumnya ia pukul- lalu mengamati wajah meringis adiknya yang menurutnya cukup lucu.

"Jangan berkata seperti itu. Jika dia tidak ada, kau juga tidak akan ada Kookie." sang kakak berusaha berbicara selembut mungkin, ia tau adik tirinya ini adalah seorang yang mudah marah dan kadang suka berlaku kasar pada sesuatu yang tidak ia suka, tapi Jungkook juga mempunyai sifat manis dan sangat penurut jika bisa mengendalikannya.

Yah.. Bisa dibilang Jungkook memang sedikit possessive. "Sekarang cepat tidur, bukannya kau sudah berjanji akan menjemput Donghae besok?" ah.. Nyaris saja terlupa.

Jungkook memang sudah ada janji akan menjemput tetangganya itu dan mengantarkannya ke tempat kerja besok -meski Donghae menolak dengan keras- karena kebetulan mereka searah. "Baiklah hyung. Aku tidur ya. Huaaa.. Malam terakhir diliburan musim panas.. Dan mulai besok bisa bertemu Donghae hyung lagi.." meninggalkan kakaknya yang masih berdiri di balkon rumah, Jungkook bersenandung kecil saat akan menapakan kedua kakinya memasuki rumahnya.

Seokjin hanya bisa menggeleng melihat tingkah kekanakan sang adik yang hanya ia tunjukkan pada keluarga kecil mereka, juga Donghae tentu saja. "Anak itu. Bagaimana bisa menyukai Donghae?" kembali mengalihkan kepala menghadap langit gelap berkelip-kelip. "Aku jadi kasihan pada Donghae, dia pasti kesusahan meladeni bocah labil seperti itu."

*
*
*

Donghae baru saja selesai mandi, handuknya masih melilit pada pinggangnya, tetesan air masih menggantung pada helaian rambutnya yang basah. Mengambil sebuah handuk kecil dari dalam lemarinya, Donghae mengusap kepala, mengeringkan rambut yang basah sehabis keramas itu.

Pemuda Lee itu masih sibuk dengan kegiatannya -mengeringkan rambut- tanpa ada niat mengambil pakaian sehelaipun, karena Donghae biasanya hanya tidur dengan dalamannya saja, tanpa pakaian, baginya berpakaian saat tidur itu merepotkan, dan hanya akan menambah cuciannya yang selalu tidak pernah habis.

Sampai suara ketukan pada jendela kamarnya membuat Donghae menghentikan sejenak kegiatannya. Perlahan menyibak gorden, berharap hanya akan menemukan ranting kayu dari pohon apel tua tanpa daun dan buah yang tumbuh disebelah kamarnya.

Hei.. Jangan salahkan Donghae yang penakut, salahkan ibunya yang selalu menyuapinya dongeng seram sebelum tidur sejak ia masih bocah. "Huaaa.." memekik saat yang ia dapati wajah pemuda yang sedang tersenyum dengan seluruh gigi kelihatan sedang berdiri di balkon kamarnya. "Hantuuuu.. Mamaaaa..." Donghae menyembunyikan wajahnya pada handuk kecil yang sebelumnya ia gunakan untuk mengeringkan rambutnya. Sebenarnya kedua lututnya bergetar hebat dan siap lumpuh kapan saja, tapi keterkejutannya membuat seluruh tubuhnya menggigil kaku.

Sosok yang berdiri di balkon kamarnya tertawa nyaris terbahak. "Ini Kookie hyung." membuka pintu balkon yang sangat jarang dikunci oleh pemilik kamar, berjalan perlahan mendekati tubuh menggigil si pemuda Lee.

Donghae menurunkan handuk diwajahnya. "Astagaa.. Kookie.. Kau ini.. Apa yang kau lakukan di balkon kamarku?" Melempar handuk kecilnya yang langsung diraih oleh si penyusup.

"Maaf hyung. Aku tadi mengintip, memastikan kau sudah tidur atau belum, tapi aku panik saat tidak melihatmu diatas ranjangmu."

"Dan karena itu kau memanjat ke balkon kamarku untuk memastikan keberadaanku?" Jungkook mengangguk membenarkan, membuat Donghae menggeleng malas.

Donghae malas berurusan dengan yang namanya berondong. Mereka itu terlalu manja, dan sangat tidak bisa mengerti perasaan orang dewasa. "Sana ke kamarmu, aku akan tidur." meraih paksa handuk yang masih Jungkook genggam, Donghae berbalik arah menuju lemari pakaiannya. "Sudah aku bilang pulang, tidur. Ini sudah malam." berbalik untuk kembali memerintah Jungkook.

Namun sepertinya pemuda nakal itu tidak mengindahkan perkataan Donghae sama sekali. "Jungkook, aku.."

"Good night kiss?" perkataan menggantung di tenggorokan, pemuda dihadapannya kini bahkan terlihat lebih menyeramkan dari hantu yang sering ibunya dongengkan.

Donghae memutar otak, mencari ide untuk mengusir anak tetangganya yang nakal itu. "Pulang, atau aku tidak mau berangkat bekerja lagi denganmu." baiklah.. Sepertinya ancaman kecil Donghae berhasil.

Lihat saja kedua bola mata bocah nakal itu membulat menandakan keterkejutannya. "Andweeee.. Baiklah aku pulang, tapi besok harus mau berangkat bersamaku. Akan aku jemput." Jungkook berbalik, melangkah keluar balkon, menutup kaca yang menjadi pintu penghubung antara balkon dan kamar Donghae lalu menguncinya dari luar, melambai pada Donghae sebelum memanjat kembali ke balkon kamarnya sendiri.

"Aish.. Bocah itu. Bagaimana bisa aku dikejar-kejar oleh bocah ingusan seperti itu." kembali membalik tubuh, membongkar isi lemari -tidak sampai dibongkar sih- mencari keberadaan dalaman yang hendak ia gunakan tidur malam ini. "Nah.. Ini Bagus." Donghae bergerak mendekati pintu balkon, menguncinya dari dalam lalu menutup gorden abu-abunya. "Malam terakhir di libur musim panas. Huh.. Berarti mulai besok aku akan kembali mendapat gangguan dari bocah nakal itu." merebahkan tubuh lemasnya diatas ranjang.

Menutup kedua kelopak mata, perlahan larut kedalam alam mimpinya.

Setidaknya, didalam mimpi Donghae tidak diganggu oleh bocah bernama Jungkook itu..
































































Wednesday, 10 April 2019

23:14 WITA..









To be continue....

MINE!!! (KookHae) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang