Our First Time (Mature/for Adults)

1K 47 8
                                    

Peringatan!!

Part ini mengandung adegan yang tidak pantas dilihat oleh anak kecil..

Sudah diperingatkan ya..

Jadi aku harap tidak ada komentar mengkritik adegan nanas pada part ini..

Karena sudah aku peringatkan..

Jadi kalau tidak suka adegan hot antara lelaki tolong jangan dibaca..

Maaf..

Wajah saya memang imut dan polos..

Tapi otak saya tidak..



~~~~~~~~~~~~~~
















Donghae sudah duduk didepan kedai kopinya, setelah musim panas terlewati, angin jadi mulai terasa hembusannya sekarang.. Setidaknya malam ini tidak sepanas malam-malam kemarin. "Haih.. Bocah.. Katanya 10 menit, ini sudah lebih.." melirik jam tangan yang melingkar manis di pergelangan tangan kanannya. Kepala bertumpu pada lengan yang bersandar pada sandaran kursi. Kedua kakinya saling menumpuk.

Wajah Donghae terlihat lumayan bosan..

Setelah beberapa menit, seseorang yang ia tunggu tiba, memarkirkan motornya diparkiran depan, melepas helm yang ia kenakan lalu berlari kecil menghampiri Donghae..

Cahaya senja menyorot wajah dengan senyum lucu pemuda itu.. Sangat mirip dengan mendiang ayahnya..

Yahh.. Jungkook punya dua ayah sebenarnya, ayah kandungnya meninggal dua tahun yang lalu setelah mobil yang ia kendarai dengan selingkuhannya mengalami kecelakaan dan berguling masuk jurang, dan setahun yang lalu, ibu Jungkook menikah lagi dengan ayahnya yang sekarang -yang merupakan ayah kandung Kim Seokjin- lalu mereka memulai hidup baru sebagai keluarga Kim.. Meski Jungkook masih menyandang marga mendiang ayahnya..

Donghae mengenal dengan baik seluruh keluarga Jungkook, mereka bertetangga sejak Donghae kecil dan Jungkook baru saja lahir..

Keluarga Jungkook tidak pernah pindah meski ibunya menikah lagi..

Karena rumah itu adalah rumah peninggalan mendiang ibu dan ayah dari ibunya Jungkook..

"Terlambat 20 menit.." Jungkook berlutut dihadapan Donghae, sebelah tangannya masuk kedalam saku jaketnya sedang sebelahnya memegang paha Donghae..

"Maafkan aku, aku tadi membelikanmu ini.." sebuah kotak berwarna hitam Jungkook arahkan pada Donghae, Donghae memandang kotak tersebut dan Jungkook bergantian lalu mengambil alih kotak yang Jungkook serahkan padanya..

"Cokelat?" Jungkook mengangguk..

"Aku mau membelikanmu barang, tapi aku ingat kalau kau sangat cepat merusak segala sesuatu dalam sekali sentuh.." jitakan keras Donghae hadiahkan pada pemuda yang masih berlutut dihadapannya.. "Aww... Hehe.. Maaf, aku tidak mau barang pemberianku rusak atau hilang nantinya.. Uwoo.." Jungkook memegang tangan Donghae yang sudah terangkat hendak memukulnya. "Bukan maksudku mengataimu ceroboh atau apa.. Namanya saja benda, pasti kelak akan rusak atau hilang bukan? Bukan karena kau ceroboh atau apapun itu.." cengiran tengil Jungkook berikan sebagai balasan wajah masam Donghae..

"Aishh.. Terserah.." meski terlihat tidak tertarik, sebenarnya dalam hati Donghae sudah menjerit kesenangan.. Kibum saja tidak pernah membelikannya apapun dulu.. "Ayo pergi.." Donghae bangkit dari duduknya, berjalan mendahului Jungkook agar pemuda Jeon itu tidak berhasil menangkap semburat merah muda dikedua pipinya..

MINE!!! (KookHae) {END}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang