03

400 15 5
                                    

Kinan terbangun, karena silau oleh cahaya matahari yang masuk dari celah jendela, di lihat nya sekeliling ruangan. Dinding putih dan tercium aroma obat obatan, akhirnya kinan sadar bahwa dia sedang berada di rumah sakit.

Dia mengingat kejadian kemarin, ya dia pingsan di parkiran hotel, berarti laki laki itu yang membawanya kerumah sakit, batin kinan.

Diliriknya kesebelah kiri, terlihat seorang laki laki duduk di sofa sambil membaca koran, wajahnya terkena paparan sinar matahari, membuat auranya terlihat seperti seorang raja.
Tubuh yang tinggi, dengan kulit yang putih bersih, muka yang bersih dan benar benar tampan.

"Ehemm" kinan bersuara. Victor melihat ke arah kinan dan berjalan mendekati kinan.

"Kamu sudah bangun, bagaimana perasaanmu?" Tanya Victor.

"Aku baik baik aja, cuma masih sedikit pusing" sahut kinan.

"Kata dokter kamu kelelahan dan sedikit stres, makanya kau sampai pingsan semalam" kata Alvan.

"Lebih baik sekarang kamu kembali beristirahat, aku akan keluar sebentar" sambung nya, yang langsung di anggukkan oleh kinan.

Setelah Alvan pergi, kinan termenung, ingatannya masih segar tentang masalah kemarin, penghianatan yang diterimanya benar benar menghancurkan hatinya.

Dia menahan tangisnya, air matanya yang akan keluar dari pelupuk matanya, kala mengingat bajingan itu.

Tak berapa lama, Alvan masuk membawa makanan untuknya dan kinan. Dia melihat ekspresi kinan, Alvan tau betapa rapuhnya kinan saat ini.

Alvan berjalan mendekati kinan, meletakkan makanannya di atas nakas dan langsung memeluk kinan dengan tangan kirinya dan tangan kanannya mengelus rambut kinan.

"Menangislah, menangis sebanyak yang kamu mau. Lepaskan semuanya jangan ditahan" kata Alvan. "Setelah ini lupakan semuanya, mulai semuanya dari awal, kamu berhak untuk bahagia" sambungnya.

Akhirnya kinan luluh, dia menangis di pelukan Alvan, kedua tangannya memegang erat pinggang Alvan.

Kinan menangis selama satu jam, melepaskan semua rasa sakit, kesal dan rasa kecewanya.

Setelah tenang, Alvan melepaskan pelukannya dan memengang pudak kinan dengan kedua tangannya "sudah lebih baik?" Tanya Alvan.

Kinan mengangguk, "setelah ini, kamu harus berjanji padaku bahwa ini terakhir kalinya kamu menangisi dia" sambungnya, dan kinan kembali mengangguk.

"Lebih baik sekarang kita makan, kamu laparkan?" Tanya Alvan, Kinan kembali mengangguk, di pandangnya wajah Alvan lama.

"Jangan terlalu lama memandangku, aku takut nanti kamu jatuh cinta sama aku" kata-kata Alvan mengagetkan kinan, dan kinan pun tersenyum malu karena ketahuan Alvan.

Alvan yang melihat senyuman kinan, juga tersenyum. Senyuman kinan manis, kinan juga orang yang cantik. Hanya sedikit berisi, pipinya yang sedikit tembem membuat lesung pipinya semakin dalam.

Kinan dengan tinggi yang cuma 158 cm dan berat 60 kg, yang bisa di kategorikan 'gemuk', dengan kulit putih bersih ditambah lesung pipi, membuatnya terlihat cantik.

Ditengah makannya kinan tiba tiba bicara "aku ingin balas dendam dan aku ingin kamu mau membantu aku" kata kinan melihat Alvan, Alvan menghentikan makannya dan melihat kinan "apa yang ingin kamu lakukan?" Tanya Alvan.

"Aku ingin kurus" sahut kinan, Alvan tersenyum dan langsung mengerti apa yang ada dalam pikiran kinan.

Tbc

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 29, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

MARRIAGE ROMANCE (Slow Update)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang