Jimin masih dalam bilik toilet untuk menunggu air dalam ember yang Hoseok pinjam penuh. Tubuhnya masih dipenuhi busa, rambutnya pun begitu, ini sudah ketiga kalinya Jimin keramas dan bau amis masih tercium. Jika tidak ingat tiga puluh menit lagi ia harus menghadiri kelas untuk praktek koreo mungkin Jimin sudah langsung pulang kerumah dan berendam aroma terapi. Jeon Jungkook memang sialan, entah darimana dia mendapat air bekas mencuci seafood karena seingat Jimin, petugas kantin tidak memperbolehkan mahasiswa untuk masuk ke area dapur.
Ketuka pada pintu terdengar. "Siapa?" Tanyanya. Karena seingatnya Seokjin sudah kembali ke departement of act begitu pula Hoseok yang harus menemui Dosen Son untuk membahas event dari Kart.
Tak ada balasan. Tapi Jimin bisa mendengar dengan jelas suara benda yang di tarik. Bulu kuduk Jimin merinding, dibanding hantu Jimin lebih takut dengan manusia, terutama manusia semacam Jeon Jungkook yang jahil luar biasa. Apalagi saat ini posisinya yang masih telanjang bulat.
"Halo siapa diluar?" Tanyanya lagi. Masih tetap tak ada sahutan.
Jimin mendongak dan satu ember air jatuh dari atas. Meluruhkan busa yang masih menempel di tubuh.
"JEON JUNGKOOOOOOOOK" teriakan Jimin menggema di toilet, begitupula tawa kemenangan Jungkook yang berhasil mengunguli skor menjadi 2:1.
Jimin tiba dua menit sebelum kelas di mulai. Pemuda manis itu berulang kali menaikan celana agar tidak melorot. Disaat seperti ini Jimin jadi menyesal berdiet karena celana training Hoseok sedikit kebesaran untuknya, bukan hanya dibagian pinggang namun panjangnya juga melebihi jari-jari kaki bahkan jika Jimin menjinjit sekalipun.
Baju kaos yang dipakainya pun tak membantu. Jimin memang suka memakai oversized T-shirt tapi kaos biru langit dengan tulisan Departement of Dance 'performa' yang dibordir dengan font 'algerian' itu ukurannya sudah jauh dari kata over.
Dan Jimin cuma berharap Dosen Jung tidak memintanya untuk memperlihatkan koreo karena jika Jimin melepas pegangan pada pinggang maka celana itu akan melorot sedikit demi sedikit.
"Park Jimin" panggilan itu membuyarkan lamunan Jimin. Pemuda manis itu mengangkat kepala. Jung Yunho menatapnya lekat, menebar rona kemerahan di pipi si manis bermarga Park. Demi underwear pink kesayangan Seokjin, Dosen Jung dengan ekpresi seriusnya mampu membuat jantungnya berdebar. Okay, ini bukan saatnya terpesona dengan ketampanan dosen muda favorite para perempuan dan kaum submissive itu.
"Melamun, Park Jimin?" Jimin menggeleng.
"Saya,," Jimin menggigit bibir "hanya sedikit tidak enak badan" lanjutnya akhirnya. Terpaksa berbohong, karena jika ia mengatakan tidak kemungkinan Jung Yunho akan memintanya untuk menunjukan koreo yang mereka pelajari minggu lalu. Dosen Jung sangat terkenal disiplin dan tidak akan mentolerir jika ada mahasiswa di kelasnya berbuat ulah.
"Jika tidak enak badan kamu bisa istirahat diruang kesehatan" Jimin menggeleng. Jung Yunho mendekat "jangan sampai sakit! Festival sebentar lagi"
Jimin tak mengerti maksud Dosen Jung tapi tetap mengangguk. Biar saja nanti dia pikirkan maksud ucapan dosen tampan itu, lagipula di ruang kesehatan dia bisa memikirkan cara untuk membalas Jungkook.
Jimin berjalan keluar dari kelas dengan tangan memegang erat bagian depan celana. Dosen Jung menatapnya sedikit prihatin, mungkin dosen tampan itu mengira jika sakit Jimin ada di bagian perut.
Ruang kesehatan ada di ujung koridor yang berarti Jimin harus melewati DOD01 alias kelas Jungkook yang berada tepat di sebelah kelas Jimin. Sedikit penasaran Jimin melongokan kepala, beruntung jendela setiap kelas dibuat setinggi pinggang jadi Jimin tak perlu menyakiti jari kaki untuk menjinjit.
Pandangan Jimin mengedar, mencoba mencari musuh bebuyutannya. Tepat saat sosok itu ditangkap mata, Jungkook juga tengah melihat kearahnya
Jimin memperlihatkan jari tengah dan Jungkook meletin lidah terus nahan senyum kaya gini ⬇️
"Jungkook pasti ngetawain gue" Darah Jimin jadi makin mendidih.
Tbc
Aku suka work ini meski sedikit peminat 🤣
KAMU SEDANG MEMBACA
My Enemy, My Partner || KookMin
FanfictionBukan rahasia lagi jika Jungkook dari DOD 01 dan Jimin dari DOD 02 tidak pernah akur. Tak pernah ada kata damai diantara mereka karena setiap kali bertemu akan selalu ada keributan entah itu hanya adu mulut atau saling menjahili. Bahkan menurut maha...