Chapter 6

1.5K 254 13
                                    


Hoseok menumpu dagu. Sudah satu jam mereka duduk melingkar di dalam practice room tapi belum menghasilkan apapun. Jangankan membuat choreografi, lagu yang akan di pakai pun belum di putuskan.

Tak mau semakin membuang waktu, cowok Jung itu mengambil ipad di antara kaki, menggeser layar untuk melihat judul lagu yang sekiranya bagus.

"Kalian mau lagu slow apa ngebeat?" Tanyanya sambil gulir layar.

Hening. Yang kedengeran cuma deru pendingin ruangan. Hoseok angkat kepala, yang ditemukannya malah Jungkook yang sibuk otak atik kamera sedangkan Jimin melipat lutut dengan dagu menumpu diatasnya.

Hoseok memejamkan mata, nafas ditarik panjang kemudian menghembuskannya perlahan sebelum melirik dua adik tingkatnya dengan mata memicing.

"Kalian ada niat buat ikutan ini gak sih?"

Kompak, Jungkook dan Jimin mengangkat pandangan.

"Kita disini udah sejam dan belum ada hasil apa-apa" lanjutnya yang tidak mendapat respon apapun.

Untuk kesekian kali Hoseok menarik nafas panjang "yang lain mungkin udah selesai, sedangkan kita?" Kepala Hoseok tertunduk "mungkin tahun ini DOD tidak akan mendapatkan apapun" lirihnya.

Jimin merangsek mendekat, bahu sahabatnya itu dirangkulnya "hyung jangan ngomong gitu dong, DOD pasti juara lagi kok"

"Gimana mau juara kalo kita aja belum milih lagu" suara Hoseok meninggi. Jimin tersentak begitu pula Jungkook, cowok itu bahkan hampir menjatuhkan kamera saking tak menyangkanya dengan naiknya suara yang paling tua.

"Emang ada lagu apasih?" Jungkook mengambil alih ipad dari tangan Hoseok setelah menaruh kamera dengan hati-hati. Layar digulir ke atas dan ke bawah setelah benda persegi itu berada di tangan.

"Lagu gini semua nih?" Tanyanya begitu judul lagu dari playlist selesai di baca.

Jimin yang penasaran ikut menjulurkan kepala, melihat layar yang menampilkan sepuluh baris lagu baik Korea maupun internasional.

Hoseok merebut ipad dari tangan Jungkook "Jadi pilih yang mana?" Tanyanya tanpa melepas pandang dari dua adik tingkatnya.

Jungkook mengangkat bahu "gue sih semua genre lagu bisa, ga tau tuh dia" nunjuk Jimin pake dagu, jangan lupakan senyum mengejeknya yang tentu saja bikin Jimin langsung naik darah.

"Heool,, gue-" Hoseok dengan sigap angkat tangan di depan wajah Jimin. Cowok Jung itu tak mau terjadi adu mulut lagi yang mana ngebuat waktu semakin terbuang percuma.

"Gini deh, pake sistem lotre aja" Ransel yang tergeletak di belakang tubuh di pindah ke dalam pangkuan, menarik zipper untuk mengeluarkan selembar kertas serta pulpen. Kertas dirobek jadi sepuluh potongan kecil, menulis angka 1-10 diatasnya lalu meremasnya hingga sebesar kacang dan menyebarnya di lantai. "Ambil satu, tapi jangan di buka dulu"

Yang lebih muda menurut, mengambil asal bulatan kecil itu dan meletakan di telapak tangan. Delapan kertas yang tersisa Hoseok sisihkan sedikit jauh. "Nah karena kita cuma pake satu lagu, kalian suit, yang menang berarti pilihannya kepake"

Meski masih bingung, Jungkook dan Jimin lagi-lagi menurut. Kemenangan jatuh pada Jimin tapi raut cowok manis itu tak menampakan kesenangan sama sekali. Hoseok mengambil bulatan kecil pilihan Jimin lalu membukanya.

"Blackswan dari BTS" baca Hoseok. Kertas ditangan ditunjukan pada kedua adik kelasnya. "Kalian akhir pekan ini free kan?"

Jimin mengangkat tangan "Gue sabtu ini ga bisa-"

"Halah sok sibuk, sok ga bisa biar dikira malmingan" potong Jungkook disertai cibiran.

"Heol ngomong depan cermin ya?"

"Yang bilang ga bisa itu kan elo" Jungkook peletin lidah yang bikin muka Jimin makin memerah karena marah.

"Lo bisa karna emang ga ada yang ngajak keluar, jomblo karatan sih. Gak laku" balas Jimin sarkas.

"Kaya lo laku aja" Balas Jungkook tak mau kalah

Jimin menyugar rambut hitamnya kdbelakang "Gue laku ya, cowok cewek berjejer ngantri sama gue" diakhiri tepukan dada bangga.

"Ngantri buat nagih utang kali, kemarin bu kantin aja nitip salam suruh bayar utang bakso lo"

"Lo lagi ngomongin diri lo ya? Jangankan bakso, pabriknya bisa gue beli"

Hoseok gebrak lantai, kedua kupingnya panas akibat mendengar debat dari kedua sisi. Belum lagi tuntutan pihak kampus yang memintanya untuk segera mengirim lagu yang di pilih agar segera bisa mendiskusikan konsep serta kostum koreografi semakin membuat kepalanya pengang.

Kedua mata yang biasanya selalu memancarkan binar jenaka kini menyorot tajam. Membuat dua orang yang tadi berdebat bungkam dan menundukan kepala "Kalo kalian gak akur juga gue angkat tangan. Kalian urus ini berdua, gue gak bisa bantu kalian lagi" ransel di ambil kemudian berdiri berniat keluar keluar dari practice room tapi Jungkook nahan tangan Hoseok, begitu pula Jimin yang langsung rangkul bahunya disertai cengiran lebar

"Hyung jangan gitu" kompak mereka.

Hoseok natap dua adik tingkatnya bergantian kemudian hempas kedua tangan yang bertengker di tubuhnya setelahnya melanjutkan langkah menuju pintu lalu membantingnya hingga terdengar gedebuk nyaring. Marahnya orang penyabar memang menakutkan

Setelah Hoseok pergi Jimin dan Jungkook saling melempar tatapan  tajam. Telunjuk masing-masing menuding tepat di depan wajah lawan.

"Gara-gara lo Hoseok hyung jadi marah"

"Siapa yang mulai cari gara-gara?"

"Lo duluan bilang gue gak laku"

"Lo yang duluan bilang gue sok sibuk"

Jungkook berkacak pinggang "Emang kenyataannya lo sok sibuk"

"Gue emang sibuk!"

Sudut bibir Jungkook terangkat, membentuk seringaian mengejek "Oh ya?" Diakhiri dengusan.

"Males gue sama lo. Gak usah ngomong sama gue!" Jimin ngambil ransel di samping kaki, menentengnya kemudian berbalik, tak lupa memberi kernyitan bibir yang bikin Jungkook ngernyitin alis.

Tbc

My Enemy, My Partner || KookMinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang