kasih bapak

2 1 0
                                    

"bang zaki!!!!...."

"Macam mana kau selalu bilang orang berisik kau sendiri buat keributan" ucap emak.

"Oh gitu ya bang, lihat kau yaa... Mak aku tak mandilah bisa telat aku..."

"Jorok kali, terserah kau saja tapi jika tak mandi jangan lupa pakai kau obat ketek, kau itu bau sekali jika tak pakai"

Pagi itu bukan bencana, ini sering sekali terjadi saat aku ingin masuk kamar mandi dengan cepat bang zaki menyerobot masuk. Tapi hari pertama seenggaknya dia mempersilakan adik tersayang ini duluan, aku sudah biasa telat pada sekolah yang lalu hingga mendapat julukan siratu telat dari pulau Samosir. Tak mungkin harus mendapatkan julukan itu lagi di SMK.

"Mak aku be...rang...kat... Sepeda ku bocor, bagaimana bisa..."

"Yasudah naik angkot bang dolay..."

"Tak mau, ini pasti ulah bang zaki"

"He mir, jangan salahkan Abang mu terus..."

"Yang ada emak yang belain bang zaki Mulu, sudah lah aku jalan saja... Assalamualaikum"

"Camana kau, tak belain aku.... Waalaikum salam!"

Jakarta memang terlalu sempit, panas, banyak polusi dan kemacetan dimana mana macam tak ada yang dapat mengatur nya dengan baik. Jika nanti aku menjadi gubernur kota ini perantau akan ku pulangkan dan ku kasih mereka pekerjaan tetap dikampung agar dia tak ke Jakarta, cuman bikin sampah saja...
Termasuk aku...

"Hey.... Nak gadis! Rupanya kau tak mau lagi naek angkot om"

"Bukannya tak mau om,... Bisa bisa tambah telat om pasti nunggu penumpang penuh dulu kan. Ini hari pertama ku masuk SMK, tak mungkinlah aku kasih kesah buruk"

"Yasudah kalo macam tuh ayok naek,... Tak apa lah tak ada penumpang pagi pagi, hai mir kau sudah ku anggap anak sendiri jadi jangan lah sungkan "

"Tak mau lah aku jadi anak om, yang ada aku dimarahin kaya Tante rosita"

"Alah ngaur kau,... Jadi selama ini aku galak sama kau!... Ehh bukan maksud ku selalu bertengkar dengan tante mu itu... Tak maksud lah... Ayok masuk kau bisa telat nanti!"

Ku akui om dolay itu baik terhadap keluarga ku, apa lagi sama emak. Sampai istri nya pun suka cemburu. Tapi kalian jangan berburuk sangka dulu seperti tante rosita om dolay baik karena aku sempat menguping pembicaraan emak dan dia, tanpa bapa mungkin sekarang dia sudah jadi gembel, bapa yang menyekolakan sampai akhirnya tamat SMK dan itu pun ia masih dibantu untuk bekerja dengan bapa. Dan setelah ku pikir pikir bapa itu kaya juga ya waktu itu tapi tak sempat ku lihat wajah aslinya dia.

"Hey! Pagi pagi kau bengong, macam mana jadi orang sukses!"

"Adalah lah om yang sukses karena bengong, tau apa yang mereka kerjakan??"

"Menulis khayalan lalu bisa dijual"

"Macam mana aja sukses seperti itu, kalau gitu aku udah sukses"

"Yehhh.... Memang nya om mau nulis khayalan apa?"

"Ngayalin mamak mu masak ikan asin"

"Ngaur si om, tak bilang sama tante rosita"

"Ehh pengaduan kau... Nah sana sudah sampai hanya kurang 3 menit lagi belnya berbunyi"

"Makasih ya om... Oh ya om..."

"Ha! Apa lagi?!"

"Sebenarnya aku mau tau om tentang bapa. Om mau bantu aku"

"Masuk sana!... Tak ada waktu aku tuk bercerita"

"Ayolah om... Tak sayang kah kau sama ponakan satu kampung mu ini"

"Ha... Iya lah tapi nanti kalo kau sudah pulang sekarang mending masuk... Cepet!"

"Makasih om!..."

"Teriak kau sekarang bhak!!!"

"Assalamualaikum"

"Waalaikum salam"

STOP!!!....

"Lu cari mati ya!!"

"Ampun... Ka... Maaf gw gak sengaja"

"Lu bersihin sepatu gw sekarang!!!"

"Tunggu! Emang masih jaman ya pembullyan?" Ucapku

"Lu anak bocah gak usah ikut campur!! Tunggu lu anak baru ya? Hah... Nama lu siapa?!"

"Emang penting ya... "

"Kurang aja ni cewek! Anak baru aja lagak lu udah sengal. Lu tau ga sekarang lu lagi berhadapan sama siapa!!?"

"Saya juga tak perduli"

Tett.......

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

many stories in JakartaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang