Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🤷🏻♀️🤷🏻♀️
－
kemarin Nadin berdoa semoga bukan Gilang yang waktu itu duduk didepan nya.
semoga ya.
semoga.
ternyata tuhan tidak mau mengabulkan doa nya. Caca, yang memberitahu bahwa Gilang bekerja di kafe tersebut turut memberikan foto dan account yang dimiliki barista baru tersebut.
dan benar. itu benar Gilang yang waktu itu duduk didepan Nadin dan kerap mengajaknya bicara.
tidak ingin lama-lama dan membuat peluang bertemu dengan Gilang semakin besar, Nadin segera pulang dan berpamitan kepada Caca. alasan yang digunakan nya adalah, Felix tiba-tiba pulang dan mencari nya.
wah dunia sangat luas tapi tetep aja gue harus berkecimpung dengan orang yang itu-itu saja, batin nya ketika dia berada di trotoar jalan. berjalan kaki menuju kawasan apartement nya merupakan hal yang terbaik. melihat anak kecil bermain dengan anak kecil yang lain nya adalah pemandangan yang paling Nadin rindukan ketika perjalanan pulang.
ah selain suka melukis dan hal-hal seni, Nadin juga suka anak kecil. tapi Adwan sudah beranjak sangat besar dan menjadi menyebalkan hingga sudah tidak bisa ia manjakan.
"Nadin pulang," membuka pintu apartement lalu melepaskan sepatu nya. dia mengucapkan hal yang sudah menjadi kebiasaan.
"oh udah pulang? Adwan kira gak bakal pulang hari ini,"
"what the fuck Felix Adwan? yang mustinya bilang kayak gitu Nadin."
jarang bertemu, tapi disetiap pertemuan pasti ribut. iya Felix sama Nadin begitu. kembar (bahkan sangat mirip) tidak menjadi alasan untuk mereka akur. hal ini malah salah satu alasan terbesar mereka selalu bertengkar tidak ada henti nya.
memang sih, waktu mereka kecil Nadin sangat memanjakan Felix. sudah tau kan kalau Nadin sangat suka anak kecil? tapi adiknya yang satu ini sudah membesar dan tidak mungkin mengecil kembali. Nadin tidak punya alasan kembali untuk memanjakan nya.
Felix mengambil tas yang dipegang oleh Nadin. melepaskan nya dan menaruhnya di sofa depan televisi, tempat biasa mereka menghabiskan waktu.
"makan yuk,"
"iya nanti makan. sekarang gue mandi dulu baru ntar gue masakin,"
