Part 1

111 8 9
                                    

"Cintailah orang yang kamu cintai sekadarnya, karena boleh jadi ia akan berbalik menjadi orang yang kamu benci. Dan bencilah kamu pada seseorang yang kamu benci sekadarnya saja. Karena boleh jadi ia akan menjadi orang yang paling kamu cintai"

-Ali bin Abi Thalib

****

Tett.. Tett.. Tett.. Tett ....

"Pertemuan hari ini cukup, persiapkan kelompok kalian dengan sempurna. Saya tunggu penampilan akustik terbaik kalian minggu depan. Selamat sore" ucap guru muda itu, beliau bernama Doddy.

"Selamat soreee.." jawab seisi kelas serempak. Sepeninggalan pak Dody seisi kelas menjadi gaduh, ingin bergegas meninggalkan kelas. Namun berbeda dengan dua orang gadis, Aurell dan Klara.

"Gue lagi males pulang nih Rell, mampir kafe bentar yuk" ucap seorang gadis bernama Klara, teman sebangku Aurell. Mereka dulunya sekelas saat duduk dibangku kelas 7 SMP.

"Hmm" jawabnya singkat sembari mengenakan tas ranselnya.

"Gue yang traktir nih, semangat dongg" ucap Klara cengar cengir.

"Iye iyee, buruan" balas Aurell sebari berjalan mendahului Klara.

****

Sesampainya di sebuah kafe yang tak berada jauh dari sekolah, mereka memesan minuman favorite masing-masing. Aurell dengan rasa creamy choco kesukaannya, dan Klara dengan cheese sweet. Kemudian mereka memilih duduk di dekat jendela agar bisa menikmati sang mentari yang beranjak pamit.

Setelah beberapa waktu sibuk dengan ponsel dan pikiran masing-masing, Klara membuka pembicaraan.

"Wah langitnya bagus banget ya Rell. Mau mesen jajan ga lo?" Tanya Klara membuka menu camilan.

"Nggak laper gue" jawab Aurell singkat sembari terus memperhatikan layar ponselnya.

"Ohh, btw Rell kelompok siapa akustik nya?" Klara berusaha mencairkan suasana yang terasa agak canggung. Menurutnya, temannya itu sedang tidak baik.

Tidak ada jawaban.

"Rell, Lo kenapa? Cerita dong sama gue"

Aurell masih diam, memandang ponsel yang menyajikan sebuah foto dirinya bersama seorang cowok yang tersenyum manis menatap kamera.

Hening. Selama beberapa menit Klara memutuskan untuk tidak membuka pembicaraan.

Beberapa waktu kemudian..

"Lo gamau cerita sama gue? Yaudah gpp si, gue pulang dulu ya" ucap Klara dengan nada sedikit kesal.

"Bukan gitu Klar. Tadinya gue emang mau ajak lo kesini, tapi lo udah ajak duluan" Aurell menghela napas. "Gue mau cerita sesuatu sama lo. Tadi gue diem masih mikir mau mulai darimana gue cerita ke lo"

"Iya gue ngerti ko. Gue marah biar lo mau ngomong" ucap Klara cengar cengir lagi.

"Hmm maaf ya buat lo kesel" ucap Aurell dengan wajah memelas.

"Lo mau cerita apa?"

Flasback on

Mentari dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang