Part 3

40 3 0
                                    

Dengan langkah-langkah panjang, Aurell berjalan memasuki gerbang sekolah. Hari ini suasana hatinya sedang sangat baik.

Masih seperti dulu, saat berjalan dagunya sedikit diangkat memperlihatkan wajah sangarnya. Berlenggak-lenggok bak model papan atas dengan tatapan yang lurus kedepan tanpa memperdulikan sekitar.

Namun ada yang berbeda. Rambut yang biasanya ia kuncir, kini ia biarkan terurai panjang memesona. Ia pun menggunakan lipbalm berwarna pink muda senada dengan warna bibirnya.

'Wow', kurang lebih seperti itulah pandangan orang-orang yang ditemuinya pagi ini.

Dari arah parkiran, ia melihat Klara berjalan sambil bermain ponsel. Ia pun berinisiatif mengagetkannya.

"HALLO" teriak Aurell tepat disamping telinga Klara dan berhasil menghentikan langkahnya.

"Kamprett" umpat Klara sembari mengelus-elus dada, jatungnya terasa ingin copot.

"Lagian jalan gak diliat jalannya malah HP mulu, chat siapa sih" kepo Aurell.

"Lo gamasuk grup angkatan 54 yang baru? Disana pada ghibah lo tuh. Eh iya ya, bener juga yang diomong anak-anak. Kok lo tumben beda?" heran Klara menunjuk bibir dan rambut Aurell.

"Grup baru yang mana? Nggak masuk gue. Emang mereka bilang apa?" tanya balik Aurell sembari berjalan perlahan, merangkul bahu Klara menaiki tangga menuju ruang kelas mereka.

"Mereka semua heboh liat lo berubah, iya bener sih lo berubah banyak. Ada yang ngefoto lo pas lo lagi senyum, nih liat. Kan lo jarang banget yang namanya senyum di depan orang yang nggak terlalu deket. Trus trus ada yang bilang tumben lo dandan hari ini, katanya lo tambah cantik, tambah anggun, aura kecantikan lo bertambah, trus ada lagi yang bilang lo dandan karena lagi kasmaran. Eh ehhh kemarin ada yang liat lo diboncengin Edwin anjrittt. Duh hmm banyak banget ini capek gue bacanya. Sepopuler ini ya ternyata lo, andai gue secantik lo Rell" cerocos Klara tiada hentinya.

"Maza?" jawab Aurell dibuat sesingkat-singkatnya dengan nada mengejek.

"Gue ngomong panjang lebar lo cuma nanggepin 'maza' doang? Kampret lo emang" kesal Klara sembari menepis tangan Aurell dan berjalan mendahului nya memasuki kelas.

"Lahh, baperan hm" Aurell menyusulnya duduk di bangku.

"Jangan marah napa? Becanda elah" jawab Aurell dengan tawa garingnya.

"Sejak kapan lo suka becanda? Lo biasanya dingin kayak es batu. Setan apa yang merasuki mu?" tanya Klara sambil mengeluarkan earphone dari tas ranselnya.

"Yaudah deh gue cerita. Jadi gini, kemarin kan gue dianter pulang sama Edwin kan?" ucap Aurell setengah berbisik agar tidak terdengar yang lain.

"Iya trus trus?" desak Klara.

"Edwin itu orangnya ramah, baik, banyak becanda, trus ceria. Jadi aku tu sempet mikir, kayanya kalo jadi orang yang sedikit ceria itu asik juga. Pasti punya banyak temen, kek waktu gue SMP duluu.. Ya jadi gue pengen berubah aja. Gue capek terpuruk dengan masalalu. Mulai detik ini gue bakalan fokus sama masadepan Klar" terangnya sambil menyiapkan buku-buku dan alat tulisnya di meja.

"Oh jadi semua itu karna Edwin??" goda Klara sambil menoel noel pipi nya.

"Apaan sih, emang karena Edwin tapi tujuan nya ya buat gue sendiri lah, buat masadepan gue sendiri" tepis Aurell.

"Halah kalian pasti ada apa-apa nih, yakan???" goda Klara lagi.

"Enggak Klara, nih liat chat dia cuma becanda-becanda doang. Tenang aja" jelas Aurell.

"Dih, dia chat lo? Tumben tu anak ngechat cewek duluan, biasanya cewek-cewek yang ngebet. Gue temen dari orok aja jarang dichat duluan wkwk. Btw gue sama Edwin masi sodaraan tau, ntar gue bantuin. Gue dukung sih kalo kalian pacaran, jangan lupa PJ tapi. Lumayan lo dia Rell, ganteng iya, tajir iya, hobi nya main musik sama kayak elo, anak basket juga, belum punya mantan, banyak fans. Gila kan ya? Udah sono pacarin, paket lengkap tuh wkwkk" ujarnya sambil tertawa.

"Cinta itu gak pernah mandang seseorang dari situ. Kalo cinta ya cinta aja, gak ada alesan kaya, ganteng atau apalah. Percuma pacaran sama orang ganteng tapi gaada perasaan, mending sama orang biasa aja tapi saling suka kan?" jelas Aurell pada akhirnya.

"Hmm yaudah iya. Btw lo jadi kan daftar eskul basket? Gue juga pengen ikutan ah, biar sangar kek lu wkwk" cengir Klara.

"Ah iya, hampir aja lupa. Yaudah nanti ambil form yok pas istirahat" ajak Aurell.

"Ashiapp boss ekwk" ucap Klara menirukan Atta. Tawa mereka pun meledak, sampai akhirnya harus berhenti karna kehadiran Bu Eka.

*****

Waktu istirahat pun tiba. Seperti yang sudah di jadwalkan, Aurell dan Klara tidak ke menuju kantin hari ini. Mereka menuju Markas Besar (mabes) anak basket. Sesampainya disana, terdapat pemandangan yang sangat luar biasa bagi Klara. Ada beberapa cowok ganteng dan keren duduk bertengger di depan mabes.

"Yaampun Rell, kayaknya gue gasalah deh mau daftar juga. Gila itu senior ganteng-ganteng bangett" ucap Klara sambil menatap mereka berbinar-binar.

"Hmm kumat" ucap Aurell yang bersikap biasa-biasa saja sambil terus berjalan mendekat.

Pandangan cowok-cowok itupun jatuh pada Aurell. Yaa, mungkin karena cantik bak bidadari khayangan. Namun tidak dengan seorang cowok yang duduk diujung sambil memainkan game di ponselnya.

"Permisi kak, kita mau ambil formulir buat ikut basket" ucap Aurell sopan pada seorang senior bernama Fajar yang memiliki wajah ramah.

"Oh formulir, itu ambil sendiri aja dek di dalem" tunjuk Fajar pada meja di dalam mabes.

"Makasih kak" ucap Aurell sembari masuk untuk mengambil formulir diikuti Klara. Suasana mabes ini sangat cerah, semua piala tertata rapi. Tak lama kemudian mereka pun beranjak keluar.

"Sudah ambil kak, terima kasih banyak kak. Kami permisi dulu yaa hehehehe" ucap Klara kemudian.

"Tunggu" ucap seorang cowok yang duduk nomor 2 dari pojok, yang membuat Klara dan Aurell menoleh dan berbalik badan.

"Ada apa kak?" ucap Klara.

"Bukan lo" ketus cowok itu membuat Klara merasa sedikit sedih, dan berbalik badan meninggalkan Aurell. Namun belum sempat berjalan Aurell sudah memegang lengan tangannya.

"Ada apa kak?" tanya Aurell sopan.

"Lo gausah ngisi formulir. Lo ketrima di ekstra basket"

.....

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Mentari dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang