The fault in our guns

642 15 0
                                    

Di sebuah ruangan paling tinggi St.Graham,terlihat Joe dan beberapa dokter tengah duduk di sekitar meja bundar yang menjadi maskot di ruangan itu.di pojok kanan,duduklah seorang pria tua yang tampak beribawa.sepertinya mereka akan membahas masalah yang penting.

"Jadi,sejak budget kita dipotong itu artinya aku tidak bisa melakukan operasi transplatasi .jantung?" protes Soryu-dari seksi dokter kardiologi.

Kali ini,Dr.Claire berdiri

" pasienku membutuhkan donor mata! " protesnya.

Sang direktur menggaruk kepalanya yang tidak gatal itu. Kejadian penggelapan itu telah membuat kepalanya pening.Soryu tampak terus memperhatikan jendela yang menjadi akses ruangan itu dengan dunia luar.sepertinya ia mengetahui apa yang akan terjadi.

Tanpa disadari orang-orang di ruangan itu-minus Soryu- sebuah peluru melesat cepat dan dalam kecepatan kedipan mata.

Dor!

Peluru itu sudah menembus pelipis sang direktur,dan dalam hitungan detik badan tak bernyawanya jatuh ke lantai.

"KYAAAAAA!!! PAK DIREKTUR!!!"

Sontak seluruh penghuni ruangan tersebut berubah menjadi panik.tetapi gelagat Soryu malah santai,sepertinya ia sudah memprediksi terjadinya hal ini.

"Aku akan panggil perawat.tenanglah sedikit --kalian merusak telingaku"Ujar Pria blasteran itu tenang. kemudian melangkah pergi dari ruangan itu dan melangkahkan dirinya menuju lift

Joe--dengan masih panik melihat kearah pintu.sepertinya ia mulai curiga atas apa yang sedang terjadi ini.

"Randy!"

"Aku mengerti"jawab seorang dokter lainnya.

***

Mirabelle memijat pelipisnya--waktunya bekerja menyita banyak waktunya untuk shopping atau sekedar perawatan di salon.Mirabelle mendesah pelan,kemudian melepas jas putihnya dan bergegas meninggalkan ruanganya.

'Mungkin aku akan visit beberapa pasienku'pikirnya.

Baru saja ia akan membalikkan badan,sudah ada suara cempreng yang mengagetkannya.

"Dokter!! TOLONG!! SESUATU TERJADI PADA PAK DIREKTUR!!"

Mirabelle terlonjak--suara cempreng itu membahana hingga telinganya berdenging. Perasaan,baru saja tadi pagi pak Direktur terkena serangan jantung-yang untungnya dengan gesit ditangani Soryu,sekarang apa lagi yang terjadi?memang dia seorang pria bau tanah tetapi atasan tetap atasan,senang tidak senang dia harus berdedikasi dengan pekerjaannya juga.

"Antarkan aku ke tempatnya!"

***

Disebuah ruangan serba putih,kini terlihat beberapa paramedis tengah berusaha mengeluarkan peluru yang menancap di pelipis direktur.

Joe menggigit kukunya,ia merasa bersalah atas insiden ini,disebelahnya tampak Claire -si dokter anak- sedang berkomat kamit memanjatkan doa.

Joe melihat kearah pintu,kelihatan ia sedang menunggu seseorang.

Cklek!

Gadis berambut hitam legam atau lebih akrab disapa Mirabelle masuk ke ruangan itu,hampir semua pandangan tertuju padanya seperti tengah melihat pelaku kriminal papan atas .

"Maaf lama menungu"

Mirabelle memutar kenop pintu itu dan kemudian menutupnya pelan.claire menghela nafas pelan kemudian menggelengkan kepalanya.

Cklek

Mirabelle menolehkan kepalanya,dibelakangya berdiri tegak seorang pria bermata onyx.emerald bertemu onyx.,dengan jarak sedekat ini Mirabelle dapat mencium aroma cirtus mint yang menguar dari,

Dr.Soryu Oh

Jika dilihat lebih detail wajahnya sangat maskulin dengan kulit putih bersih dan mata onyx yang tajam ,ternyata benar isu yang didengarnya selama ini,dia memang sangat tampan.

Soryu juga tampak terpana dengan Mirabelle,

'Gadis cerewet ini manis juga'pikirnya.

Mata emeraldnya memancarkan aura kebaikan, kulitnya mulus tanpa cacat sedikitpun dan ditambah hidung yang mancung.dari tubuhnya memancar halus aroma floral yang tidak menyengat.dan dengan sendirinya wanita ini memancarkan aura 'cantik' tanpa make up tebal dan baju seksi.

Keduanya terlana dalam waktu yang lama hingga deheman menyadarkan mereka berdua di fantasi mereka.

Ehem!uhuk!uhuk!

Tampak Joe dengan tatapan menyindir plus sirik mengarah kepada Soryu dan Mirabelle.membuat mereka salah tingkah,tetapi Soryu dapat menguasai dirinya dengan cepat hingga wajah coldnya muncul kembali.

Masih dengan salah tingkahnya.Mirabelle mengenyirtkan alisnya kemudian berjalan masuk menjauhi Soryu,pria tampan dan mapan sepertinya hanya ada di ujung dunia,sayang dunia kita bulat-jadi intinya cowok seperti Soryu itu LANGKA atau bahkan sudah punah.

Mirabelle melangkahkan kaki jejangnya ke sebelah Claire.tampaknya masalah yang dihadapinya makin parah saja.selain pasien cerewet ,kepala Mirabelle dibuat pening dengan kerja berat yang dilimpahkan kepadanya--karena dokter bedah di St.Graham ini banyak yang mundur.

Direktur yang sudah tampak pucat dan kosong nyawa itu akhirnya tertutup kain.menandakan dia sudah meninggal.satu persatu paramedis mulai meninggalkan ruangan itu.menyisakan Mirabelle dan Soryu,Joe sudah meninggalkan ruangan terlebih dahulu untuk mengecek Ular kobra-nya,biasa, maniak ular.suasana menjadi canggung diantara mereka berdua hingga Mirabelle memutuskan untuk pergi.

Sebelum mencapai kenop pintu,ia mendengar suara samar-samar Soryu.

"Waspadalah,bisa saja kau jadi korban selanjutnya"

Mirabelle tersentak kemudian melihat kearah tempat Soryu berdiri,mendapati Soryu dengan tatapan tajam yang mengerikan.

"Mirabelle Voxillo...."

***

Sudah dulu ya chap 2 ini hehehe. Aku masih pendatang baru jadi sepertinya ceritaku agak jelek penulisannya. Jadi mohon bantuannya ya senpai!

GIB (Girl In Black)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang