Prolog
Kamu dan pelangi, akan menjadi sebuah satu kesatuan yang selalu aku harapkan
Kamu, seorang laki-laki dewasa yang datang tanpa aba-aba
Saat hatiku belum mengerti apa itu cinta.
Kamu telah mengenalkanku dengan perasaan yang belum pernah aku rasakan sebelumnya
Lalu, tiba-tiba saja pergi tanpa jejak
Kepergianmu adalah kesedihanku yang paling kekal.
Saat rindu menutupi semua ruang hingga membuatnya sesak
Perlahan aku mulai menatanya kembali, saat keberadaanmu tak lagi terdeteksi.
Tapi, tiba-tiba saja kamu kembali menghancurkan hati yang sudah tertata rapi
Memang, aku terlalu bodoh dalam urusan hati,
aku tidak pernah belajar dari siklus yang berujung pada harapan-harapan yang akan pupus
Aku lebih memilih untuk bertahan, aku akan terus menunggumu
Karena, hanya dirimu yang membuatku jatuh dan mencinta
---
Suara hujan terdengar begitu keras pada ruangan yang sunyi, bulir-bulir air yang berjatuhan
di jendela, suara petir yang terus menggetarkan kaca jendela, semua nampak sudah diatur
oleh-Nya.
Sama seperti perasaan ini..
Sebuah kamar yang bernuansa putih dengan seseorang yang mematung didalamnya
Ya, itu aku. Natasha Adelani
Aku duduk terdiam disamping jendela, aku terus mematung disana. melihat bulir-bulir
air yang jatuh di jendela, sesekali aku melihat petir yang menyeramkan
Aku terlalu mengulur waktu, sudah hampir dua jam aku duduk mematung seperti ini
aku mengulur waktu untuk menunggu hal yang tak pas-- Um, tidak. maksudku aku terlalu mengulur waktu untuk ini, padahal tugas menantiku
Aku segera duduk manis di depan meja belajarku, berusaha untuk menyelesaikan tugas yang
menumpuk, tapi sulit rasanya. aku gak bisa berkonsentrasi kalo kayak gini, aku terlalu memikirkan
banyak hal.
--
Seperti biasa, Nata duduk di bangku koridor anak kelas X. sambil membaca novel yang Natasha bawa dari rumah.
"Nat!' Panggil seseorang dari kejauhan, Nata mengedarkan pandangan sekeliling. Dan ternyata dia yang memanggil Natasha
"Nat, kantin yuk," ajaknya, "Gue gak laper, mager pulaaa," Ucap Natasha sambil memberikan kedipan manja kepadanya
"Yah, yaudah deh. yakin nih ga ke kantin?" Tanyanya untuk meyakinkan "Karena Nata baik, gue bakal nemenin lo ke kantin," Natasha segera beranjak dari bangku panjang itu
"Bukunya tentang apa?" Tanya nya penasaran "Tentang yagitu deh, ntar baca aja," Jawab Natasha sambil tetap membaca novel itu
"Nat, anjir ada dia!" "Nat, dia ganteng!," "AA YAAMPUN," "ASTAGA, MABOK NI GUE," Natasha hanya tersenyum melihat sahabatnya yang sedang ayan ketika melihat cogan
"Nat, gimana dengan lo? lo tetep mau nunggu dia?" Tanyanya ragu, "Entahlah, mungkin iya. liat aja nanti," Natasha tersenyum miris
"Mungkin kalo jadi secret admirer lebih seru, lebih menarik. walaupun ya, lo pasti tau," aku menatapnya
"Lo perempuan yang paling sabar yang pernah gue temuin, kalo gue jadi lo gue gabakal nunggu, gue malah bakal pergi trus cari yang lain," dia menggebu-gebu
"Ketika lo mencari yang sempurna, lo akan kehilangan yang terbaik,"
Dia terdiam, dan Natasha meninggalkannya pergi
Dia itu Shailene Da Valgo
--
Natasha membuyarkan lamunannya, dan memejamkan mata sesaat. "Nat, kumpul osis dulu. tadi kan udah dibilangin," Ujar Shailene "Iya," Natasha segera beranjak dan menuju ruang osis
"Jangan bilang lo ngelamun tentang dia ya?" Tanya shai hati-hati, "Weitss, gak lah. Kurang kerjaan," Natasha mengelak
"Natasha, osis kan? masuk gih," Pinta ketua osis, "Ah iya kak," Jawab Natasha, ia segera memasuki ruang osis, dan melaksanakan rapat osis. dalam organisasi ini Natasha hanya sebagai anggota dibidang kesenian
KAMU SEDANG MEMBACA
PLEASE STAY
Teen FictionKamu tau bagaimana rasanya berada dalam dua tempat yang berbeda? Tepatnya, dua sisi. Disatu sisi, kamu ingin dekat dengannya. Tapi disisi lain, kamu harus menjauh dari dirinya Di satu sisi, kamu suka dengan dia, dan ingin bersamanya. Tapi disisi lai...