Lukisan Usang di Rumah Oma

206 36 26
                                    


Di rumah Oma ada sebuah lukisan usang. Aku selalu tertarik untuk mengamati tiap kali datang, seolah ada daya tarik kuat yang membuatku betah menatapnya lama-lama. Lukisannya memang indah tapi sedikit kurang terawat. Mungkin karena sebenarnya Oma tak terlalu menyukai seni, termasuk lukisan. Tapi karena lukisan itu wasiat dari ayahnya Oma, terpaksa Oma menerimanya. Kata Oma, daripada kualat. Di lukisan itu tampak sesosok gadis remaja tanggung, perawan sunti kalau kata orang Jawa. Tidak terlalu cantik tapi senyumnya manis. Dia mengenakan kebaya kutu baru putih berenda yang menunjukkan keanggunan perempuan Jawa. Dengan rambut panjang terurai, dia tampak sedang menyisir rambutnya itu dengan sebuah sisir dari kayu yang bentuknya sederhana. Dia sedang berada di sebuah ruangan yang rasanya tidak asing buatku, tapi aku tak pernah bisa mengingat di mana pernah melihat ruangan seperti itu. Sekeras apa pun aku berpikir tetap saja tak ingat. Aneh sekali.

Oma tak banyak bercerita tentang asal-usul lukisan itu. Beliau hanya bilang kalau gadis cilik dalam lukisan itu adalah salah satu sepupu ayahnya Oma. Tapi si gadis cilik itu meninggal saat memasuki usia remaja karena wabah penyakit sampar atau pes. Pada tahun 1911 sampai 1919 penyakit itu menjadi endemik yang menimbulkan banyak korban di Karesidenan Malang dan sekitarnya. Cuma itu yang aku ketahui. Tidak ada informasi lain. Ah....ada, soal sisir yang ada di tangannya. Menurut Oma, sisir itu pemberian keluarga Belanda yang tinggal di sebelah rumah mereka. Dia sangat menyayangi sisir kayu itu meski bentuknya sangat sederhana. Dan kata Oma, sisir itu ikut dimasukkan ke dalam peti matinya karena dia berpesan begitu beberapa saat sebelum menghembuskan nafas terakhirnya. Wajar kan kalau aku begitu penasaran mendengar kisah tragisnya.

Hari itu, kami semua berkumpul di rumah Oma untuk merayakan ulang tahun Beliau yang ke-80. Perayaan yang sederhana sebenarnya. Tapi karena Beliau punya 7 anak, 7 menantu, 20 cucu, 12 cucu menantu dan 16 cicit, maka suasananya terasa begitu ramai. Dengan jumlah orang yang sedemikian banyak, sebagian terpaksa harus menginap di hotel karena rumah Oma tak cukup menampung kami semua. Aku datang dengan Mas Daniel, suamiku dan Aileen putriku yang masih belum genap 2 tahun. Kami diminta menempati sebuah kamar di faviliun. Aku senang-senang saja, membawa batita yang super aktif bolak-balik dari hotel ke rumah Oma sudah pasti akan merepotkan. Menginap di rumah Oma jelas lebih efisien. Bagus juga buat Aileen agar bisa beradaptasi dengan rumah besar keluarga kami. Agar dia paham dari lingkungan seperti apa ibunya berasal.

Malam itu, seusai perayaan aku merasa sangat lelah dan mengantuk. Aileen juga sudah terlelap di gendonganku. Aku membawa Aileen ke kamar, sementara Mas Daniel masih asyik ngobrol dengan yang lain. Setelah membersihkan diri dan berganti pakaian, aku tak kuat lagi menahap kantuk dan tertidur pulas dengan cepat. Di saat sedang nyenyak-nyenyaknya, tiba-tiba aku merasa ada yang menyentuh kepalaku, seperti gerakan tangan menyisir rambut. Lembut, perlahan dan terasa begitu membuai. Aku ingin membuka mata, tapi entah mengapa mata ini terasa begitu berat. Alih-alih terbangun, aku malah menikmati disisiri seperti itu. Kurasa aku pun terlelap hingga pagi dan ketika terbangun, aku dikagetkan oleh sesuatu. Aileen sedang memainkan sisir yang persis sama ada di lukisan usang itu. Aku berlari ke ruang tengah di mana lukisan itu tergantung. Dan jantungku hampir copot ketika kulihat si perawan sunti tak lagi memegang apa-apa. Tangannya terlihat menyelip di antara rambutnya yang mengurai itu. Matanya menyorot tajam ke arahku. Senyumnya yang biasanya manis sekarang tampak bagai seringai yang mengerikan. Dan segera kusadari, kalau ruangan di dalam lukisan adalah kamar tidur di paviliun tempat kami menginap. Mataku terbelalak lebar. Reflek, aku pun menjerit kencang.  Seketika duniaku terasa menggelap dan aku tak ingat apa-apa lagi.

👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧👧

Hollaaaaaa......maapkeun yah emaknya Celyne tetiba ganjen bikin cerita horor. Lagi pengen ajaaaaah 😎😎😎🤣🤣🤣

Happy reading aja deh, biar kata serem 😅😅😅
Eh, komen dong...udah cukup serem belum. 😂😂😂

Salam manies

Mamaknya Celyne 💋💋💋

The Unexplained StoriesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang