Kenang - 3

5 1 0
                                    

Belati berhunus
Anak panah terbelah
Parang lintang bergerak gelisah
Pula alam yang mulai meneriakkan resah

Berdiri memagut diri
Menangis menahan ragu
Berjalan beriring sungai barito
Beringsut menjauh pada peradaban borneo

Ragaku bermasa sepekat darah
Jiwaku terhina sepedih teluh
Rambutku berkulat bak medusa
Tubuhku mengkilat bagai permata

Namun orang-orang tiada peduli
Hancur legam hatiku terkoyak
Pedih perih lukaku terbiak
Mereka tetap membungkam seolah jijik

Hancur lebur seluruh percayaku
Hilang kosong semua pikirku
Hanya tersisa dendam tertanam dalam diri
Menghunus kejam sampai pada hati

Mana ada orang peduli!
Sampah masyarakat
Anak hina
Pelacur jalang
Cih! Najis sekali orang-orang mendekati

Naif dunia
Ironi masa kini
Tubuhku tergolek menari kanan kiri
Molek membelah bar kota yang sepi
Kini meraung, meraup untung tak tentu rezeki

Orang-orang berbondong
Tertatap tubuh hina namun penuh rahasia
Kerlipnya bagai intan permata
Indahnya bagai lukisan Tuhan paling rupa

Najis sekali
Kotor hina

Dahulu orang-orang mencaci
Kini apa?
Orang-orang silih berganti mendatangi

Jalang? Cih
Kau katakan saja dirimu suci
Aku ini penuh duri
Penuh hina tak terampuni

❤❤❤❤❤

Nah gitu dong, ngegas😂
Mulmed nyusul yau😘

God bless we👌

Binuang, 12 April 2019

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 13, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

KenangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang