Belati berhunus
Anak panah terbelah
Parang lintang bergerak gelisah
Pula alam yang mulai meneriakkan resahBerdiri memagut diri
Menangis menahan ragu
Berjalan beriring sungai barito
Beringsut menjauh pada peradaban borneoRagaku bermasa sepekat darah
Jiwaku terhina sepedih teluh
Rambutku berkulat bak medusa
Tubuhku mengkilat bagai permataNamun orang-orang tiada peduli
Hancur legam hatiku terkoyak
Pedih perih lukaku terbiak
Mereka tetap membungkam seolah jijikHancur lebur seluruh percayaku
Hilang kosong semua pikirku
Hanya tersisa dendam tertanam dalam diri
Menghunus kejam sampai pada hatiMana ada orang peduli!
Sampah masyarakat
Anak hina
Pelacur jalang
Cih! Najis sekali orang-orang mendekatiNaif dunia
Ironi masa kini
Tubuhku tergolek menari kanan kiri
Molek membelah bar kota yang sepi
Kini meraung, meraup untung tak tentu rezekiOrang-orang berbondong
Tertatap tubuh hina namun penuh rahasia
Kerlipnya bagai intan permata
Indahnya bagai lukisan Tuhan paling rupaNajis sekali
Kotor hinaDahulu orang-orang mencaci
Kini apa?
Orang-orang silih berganti mendatangiJalang? Cih
Kau katakan saja dirimu suci
Aku ini penuh duri
Penuh hina tak terampuni❤❤❤❤❤
Nah gitu dong, ngegas😂
Mulmed nyusul yau😘God bless we👌
Binuang, 12 April 2019
KAMU SEDANG MEMBACA
Kenang
PoetryKenang. Rangkai kata tidak pernah bisa berteriak lantang pada wajahmu. Namun ia justru mampu mencabik hatimu perlahan, dengan waktu yang teramat kejam menyentak pada kenyataan. Bersama Kenang. Kita akan ditarik kembali pada periode-periode menyesak...