Aku adalah anak dari seorang detektif terkenal di daerah jakarta. Ayahku bernama Edward Holman,bekerja sebagai detektif polisi sekaligus agen IIMF yang sudah tidak asing lagi namanya.(IIMF'INDONESIA IMPOSIBLE MISSION FORCE,jgn dihiraukan oke).Minggu ini kami punya rencana untuk bertemu dengan kakak sepupuku yang baru diterima disebuah sekolah kepolisian. Namun ayahku mendapatkan panggilan dari Inspektur Gleen bahwa ada kasus yang harus diselidiki,jadi aku akan bertemu dengannya sendiri dan akan diantar oleh supir kami. Kakak sepupuku tetap ingin datang karena sebelumnya telah memesan meja sehingga mau tidak mau harus datang. Aku sendiri ingin bertemu karena kudengar ia juga memiliki kemampuan analisis yang hebat.
*****
Aku sampai dicafe asaca pukul 18:15, kakak sepupuku sudah berada di meja yang sudah dipesan,aku segera menghampirinya
"Assalamualaikum Kak Hary" sapaku kemudian bersalaman padanya.
"Waalaikumsalam Rakha.." katanya kemudian tersenyum kecil.
"Kakak apa kabar?,lalu apa benar sudah diterima di sekolah itu?"
"Allhamdulillah baik dan allhamdulillah juga kakak diterima"Kami berbincang tentang banyak hal, mulai dari prestasiku, kasus yang pernah Kak Hary & ayahku pecahkan bersama, juga tentang roti isi yang kami pesan. Sekitar 10 menit setelah aku sampai tadi datang seorang pengunjung.
"Lho?!,mereka belum datang" tanya orang itu pada seorang pelayan.
"Ah!,maksud anda tentang reservasi untuk kelompok pecinta drama dari alumni UNIVERSITAS Negeri JAKARTA?, memang belum ada yang datang" jawab pelayan tersebut.
"Padahal kami akan merayakan ulang tahun Lasri disini" katanya dengan nada kecewa.
"Kalau mereka sudah datang,tolong bilang kalau mereka boleh mulai duluan ya..,sejak tadi pagi perutku terasa tidak enak. Jadi aku akan ke toilet" sambungnya.
"Baik. Apakah ada yang bisa kami lakukan lagi"
"Tidak usah terima kasih" katanya sambil memasuki toilet.⏳⌛
"Masa' kami yang pertama sih!?,padahal sudah telat 20 menit" kata seseorang yang baru sampai.
"Ah,tidak...,Pak Gerald tadi sudah datang lebih dulu tapi dia masih ditoilet" kata seorang pelayan.
"Ooh.." jawabnya sambil tersenyum.
"Sejak tadi pagi dia memang sudah mengeluh sakit perut" kata pengunjung wanita yang datang bersama pengunjung pria tadi.
"Berarti aku bisa menjahilimu selama suamimu tidak ada 'kan?,hahahaha.." kata pengunjung pria itu sambil mengedipkan sebelah matanya.
"Hei!,jangan begitu donk"
"Ray! Kuperingatkan sekali lagi ya. Kau harus benar-benar merahasiakannya!" kata pengunjung wanita itu."Bagaimana ya...,mungkin aku tidak sengaja membocorkannya waktu mabuk nanti" katanya dengan tatapan sinis.
"Cafe ini gak menjual minuman keras!"
"Oh ya masa' sih" kemudian pengunjung pria itu tertawa.
Aku & kak Hary hanya bisa geleng-geleng kepala melihat mereka.
Mereka duduk di meja untuk 4 orang disebelah kami. Pak Gerald meletakkannya di kursi paling pojok kakak Hary, pengunjung wanita yang bernama Lasri itu duduk disebelahnya sedangkan Pak Tery duduk didepan ibu Lasri."Dillon belum datang ya?" tanya bu Lasri sembari melihat sekeliling.
"Belum" jawab Pak Tery singkat.
Kemudian lonceng yang dipasang dipintu cafe berbunyiTriiing...
"Ma..maaf aku telat" kata seorang pengunjung pria bertubuh besar yang menghampiri mereka.
"Dillon!" kata Bu Lasri heran.
"Kenapa kau lama sekali sih!?" tanya Pak Tery penuh selidik."Aku tersesat tadi..."
"Tersesat?,kau 'kan sudah beberapa kali kemari?" Pak Tery semakin heran.
"Oh ya?" Kata pak Dillon yang menunjukkan bahwa ia tidak ingat."5 tahun lalu kita membuat sandiwara dengan inspirasi dari cafe ini 'kan?,waktu itu kita bersama-sama kemari" Bu Lasri mencoba mengingatkan.
"Ketua kita yang dulu ingin supaya setting sandiwaranya dibuat sama dengan tempat ini. Makanya kita masuk dan minta izin menugukur meja & kursi yang ada disini. Iya 'kan waiters?" tambah Pak Tery.
"Iya, waktu itu kalian juga bertanya secara detail bagaimana sikap saat melayani tamu,menghidangkan makanan & lain sebagainya" jawab seorang pelayan.
"Sudahlah ayo duduk dulu. Kita tobton video yang kita buat untuk ulang tahun Lasri, sudah jadi 'kan?" seraya mempersilahkan Pak Dillon duduk disebelahnya
"Sudah. Tadi sudah kukirim ke laptopmu"
"Tapi Gerald belum datang" lanjut Pak Dillon
"Katanya dia sedang mengurung diri di toilet" jawab Pak Tery sambil mengambil laptopnya
"Kukeraskan suaranya ya.." Pak Tery meminta izin pada kami
"Silahkan.." kata Kak Hary & aku secara bersama sama"Lho?,kok gak mau nyala?..." sambil terus menekan tombol power
"Apa batrenya habis ya?, bisa pinjam colokan listrik?" lanjutnya"Te..tentu saja"kemudian pelayan itu mengambil colokan listrik & memberikannya pada Pak Tery "silahkan"
"Terima kasih"Dicolokkannya laptopnya. Namun lampu mati & keluar percikan api dari colokan itu.
"Eh!?,mati lampu!?" ibu Lasri heran
"Ta..tadi aku melihat percikan api" kata Pak Dillon
"I..iya!,percikan api muncul dari colokan ini!" tegas Pak Tery"Angie!, periksa panel listriknya" kata seorang pelayan laki-laki
"Ba..baik"Kemudian terdengar suara rintihan
"Uukh!"
"Aaagh!!...."
'Crat' benda cair & hangat mengenai wajahku,kemudian terdengar suara aneh,seperti sesuatu yang lengket dilepas 'breeet'"Eh?,eeeh!?" pelayan yang bernama angie itu menjerit
"Cepat!" kata pelayan laki-laki itu
Ia bergegas menaikkan tuas listriknya. Lampu kembali menyala, namun sesuatu yang tak terduga terjadi disana. Pak Tery tergeletak dilantai dengan luka di bagian punggungnya, juga darah yang sudah berceceran dilantai & sebuah pisau yang penuh darah didetarnya
"Kyaaa!!.." ibu Lasri & angie menjerit histeris
"Ada ribut-ribut apa sih?" kata Pak Gerald sambil keluar dari toilet.
Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh readers,huuh ternyata susah juga walau tinggal nyalin dr buku yang udah saya buat,capek bukan ketulungan. Buat part berikutnya diganti sepenuhnya buat lanjutan episode ini
Oh iya jangan lupa vote🌟dan comment💬 ya jika kalian tidak keberatan,terlebih dengan adanya kesalahan tadi karena aku juga manusia yang tidak bisa lepas dari salah. Sampai jumpa dipart berikutnya
Wallahu muafiq illa aqwamittorik
Wassalamualaikum warahmatullahi wabarakatuh
KAMU SEDANG MEMBACA
Break the Mystery
CasualeTerbiasa hidup dengan kasus-kasus membuatnya menjadi seorang detektif hebat sama seperti ayahnya Dia adalah Rakha, seorang anak detektif terkenal bernama Edward Holman yang sama-sama memiliki kecerdasan seperti Sherlock Holmes dalam memecahkan kasu...