Tak percaya dengan apa yang dilihatnya, Rudi menampar pipinya dengan keras. Remaja itu mengaduh sambil memegangi pipinya yang merah, kali ini ia benar-benar yakin ia sedang bermimpi atau melamun dan sadar bahwa apa yang dilihatnya benar-benar nyata.
Dengan tangan bergetar, Rudi mengambil ponsel yang terselip di saku dan dengan cepat mencari kontak Maman. Remaja itu memandang layar ponselnya sesaat, dan setelah benar-benar yakin dengan apa yang akan ia lakukan, Rudi menghubungi teman sebangkunya itu.
Maman sedang menikmati santap sorenya dimeja makan bersama sang adik ketika panggilan dari Rudi masuk ke ponselnya. Ia mengamati layar ponsel itu sesaat, memikirkan sebab mengapa Rudi yang jarang mengontaknya itu kini tiba-tiba meneleponnya.
Sambil memasukan mie goreng dengan garpu kemulut, Maman menjawab panggilan Rudi. "Mm... kenapa Rud? Tumben lu nelepon?" tanya Maman dengan mulut penuh makanan.
"Man, ada cewek cakep di rumah gue!"
"Hah?" balas Maman heran. "Terus kalo ada cewek cakep di rumah lu kenapa? Apa urusannya sama gue? Lu ngehina gue karena gue jomblo?!"
"Lah kalo ceweknya normal gue gak bakal hubungin elu! Ini cewek tiba-tiba aja ada di kamer apartemen gue!" ucap Rudi panik lewat telepon.
Maman yang tak yakin dengan ucapan Rudi itu menaikan satu alisnya, mencoba untuk berpikir sejenak. Sesendok mie kembali masuk ke mulut Maman ketika ia tenggelam dalam asumsi dan imajinasinya yang kacau berjudul 'ada cewek cakep di rumah gue'. Menyadari pikiraanya yang mulai memutar gambaran yang tidak-tidak, remaja tanggung itu menggelengkan kepanya dengan cepat.
"Kalo serius ada cewek cakep gak normal ada di apartemen lu, coba lu kirim foto kalo gak lu videoin deh, jangan-jangan itu maling lagi cosplay!" ucap Maman, lalu ia menyuap sesendok mi lagi.
"Mana ada orang maling sambil cosplay!" Rudi menggerutu. Ia memutuskan telepon dengan Maman lalu menghubunginya lagi lewat video call.
Maman yang ingin menguji kejujuran teman sebangkutnya itu dengan cepat mengangkat panggilan dan ketika ia mengangkatnya, wajahnya mengerut. 'Muka lu kedekatan!' batin Maman.
Mengabaikan reaksi Maman, Rudi men 'switch' kamera ponselnya kebelakang dan mengarahkannya pada gadis misterius yang kini memerhatikannya dengan tatapan kosong. Maman menyemburkan semua makanan dimulutnya tepat ke wajah sang adik yang duduk didepannya, terkejut dengan apa yang ia lihat.
Sang adik yang tak tahu menahu atas dosa apa dia disembur maulai berurai air mata dan menangis. Tak memperdulikan tangisan adiknya, Maman fokus mengamati layar hp yang memuat gambar gadis cantik nan misterius.
"Rud, pokoknya abis maghrib gue ke tempat lu! Jangan sampe dia kabur!" ucap Maman.
"Lah ngapain lu kemari?"
"Gue pengen jadi protagonis!" balas Maman cepat, lalu memutus kontak. Tanpa menghabiskan makanannya, Maman melompat dari tempat duduk, dan dengan setengah berlari masuk kedalam kamar.
****
Rudi memasang wajah masam ketika Maman memutuskan telepon. Ia menghembuskan nafas pelan dari mulutnya dan menghilangkan niat untuk kembali menghubungi teman sebangkunya itu. 'Lah ngapain dia mau kemari? Jadi protagonis? Apa maksud lu?' batin Rudi.
Ia mengalihkan pandangannya ke tempat tidur, namun gadis itu sudah tak ada lagi disana, berpindah dari tempatnya semula dan berdiri tepat dihadapan Rudi. Terkejut, Rudi melangkah mundur, namun gadis manis itu tak tinggal diam, ia maju mendekati Rudi.
Remaja itu terpeleset dan jatuh terduduk dengan pantat menghantam lantai. Tapi rasa sakit segera sirna, tergantikan oleh sensasi lembut dan hangat yang tiba-tiba saja menjalar.
YOU ARE READING
Alter Project: Lost Artifact
Ciencia FicciónRudi tak pernah menyangka akan bertemu dengan Vector, seorang gadis aneh yang tiba-tiba saja muncul di apartemennya. Namun begitu kedatangan Vector ternyata membawa bencana yang amat besar bagi umat manusia, kemunculannya mengundang kedatangan alien...