2. Awal Mulanya

44 4 6
                                    

Gue turun dari motor yang dikendarai oleh kakek gue, jujur gue gugup hari pertama masuk, tapi gue usahaiin buat kontrol diri.
"Ok, gua siap" bisik gue sendiri.
Gue liat semuanya tampak asing, bahkan nggak ada sama sekali yang gue kenal disini. Gue jalan sendiri dipinggir lapangan basket sambil terus memperhatikan urutan berapa gue masuk kelas. Banyak juga yang ngelakuin hal serupa, mungkin ini juga karena awal masuk dan nggak ada pemberitahuan tentang pembagian kelas. Sepermenit nggak sampe setengah jam, gue udah tau kalo gua masuk rombongan kelas E, ya boleh lah menurut gue.
Gue masih duduk sendiri di depan kelas, tiba-tiba duduk manusia berjenis kelamin laki-laki berkaca mata, jujur gue ragu buat kenalan tapi belum juga selesai berpikir, mahkluk itu udah menyodorkan tangannya,
"Namanya siapa?" Ucapan mahkluk itu basa basi.
"Kara, kamu?" Kata gue balik bertanya.
"Hima." Jawabnya singkat.
Gue cuma duduk sambil mengamati siswa lainnya yang masih mondar-mandir didepan kelas. "Saatnya jam pertama dimulai." Itu bunyi bel, dengan langka tegap gua mulai masuk sambil memegang tas yang masih ada di punggung.
"Disitu aja." Ucap seseorang.
Gue memalingkan wajah kearah suara itu berasal. Lagi, mahkluk berkacamata tipe dua lensa, meminta gue untuk duduk diurutan bangku paling depan. Sambil menunggu guru masuk gue memutar mutar pensil yang gua temuiin di laci meja.
"Assalamualaikum warahmatullahi wabarakatu." Ucapan guru laki-laki didepan kelas.
"Perkenalkan nama saya Asrowi, saya yang akan menjadi wali kelas kalian." Ucapan guru itu.
Setelah panjang lebar dengan nasehat dan dongeng masa lalu kelas E yang terkenal banyak anak-anak yang tinggal kelas. Jujur gue nggak peduli.

Bel sekolah berbunyi, akhirnya awal masuk sudah selesai, gue masih menunggu jemputan di depan sekolah. Setelah dijemput dan sampai rumah, gue langsung tiduran di kasur,
"Huh... Ajay." Gerutu gue nggak percaya bakal secapek ini.
Padahal sebenarnya gue pulang nggak sore-sore amat, tapi ya karena dari semalem gue nggak bisa tidur entah kenapa.

     Terus berlalu, gue hidup simpel aja, tidur, bernafas, makan, minum dan apapun yang gue anggap bisa gue lakuin.

    

Diaroma Tentang Senja Yang TenggelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang