3. Tentang Dia

39 5 2
                                    

Dia, wanita yang nggak pernah gua sangka kehadirannya. Hanya sekedar hubungan adik dan kakak kelas, apa bener ini yang namanya cinta? Gue nggak terlalu memikirkan tentang itu, tapi kenapa, semenjak bertemu disatu ruangan ujian, rasanya gue bener bener nggak bisa anggep dia hanya sekedar kakak kelas gua?. Ah, menyebalkan.

Ini awal semuanya, dari rasa saling lirik menjadi peduli dan lalu merasa suka. Apa benar ini yang namanya cinta? Apa benar ini yang namanya perasaan? Entah.

Hari ini gue masuk sekolah seperti biasanya, jalan lorong sekolah terasa sunyi di pagi yang masih dingin, sambil terus berjalan gue masuk kelas. Gue memutuskan untuk meninggalkan kelas karena kelas memang belum ada orang, gue pergi kearah lapangan basket. Seorang wanita diatas sepedanya sedang menuju kearah parkiran, ada rasa penasaran dengan gengsi, Ah menyusahkan. Hari ini buat gue kembali mengingat siapa dia, jujur gue lupa namanya, dan itu yang buat gue kesel.

Bel sekolah berbunyi, semua siswa berhamburan bagaikan jangkrik yang dilepas dari kandang, riuh gemeriuk tak beraturan. Gue masih menunggu jemputan di depan sekolah, dari kejauhan gue liat gerombolan manusia bersepeda tak bersayap, dan dia yang gue cari, ya, dia ada disana... gue cuma bisa liatin dia dari kejauhan, ada rasa ingin dekat tapi takut merasa terikat.

Sabtu Kala itu...

Asyila Septira Putri, itu namanya, gue baru inget namanya. Ini hari Sabtu, ekstra kurikuler taekwondo akan dimulai sekitar 15 menit lagi, gue udah duduk di teras tempat latihan.
"kar..." Surya, teman gue yang badannya tinggi tegab.
"Uy..." Jawab gue singkat.
"Itu Asyila yang lu suka kan?" Kata Surya sambil menunjuk kearah perempuan bermata dua.
"Hah?" Gue kaget tidak percaya.
Jujur gue nggak nyangka bakalan satu club ekstra bareng Asyila, tapi hal positif yang bisa gue ambil adalah otomatis gue bisa tambah deket dengan dia.

Latihan sudah selesai beberapa menit yang lalu, gue liat juga Asyila siap-siap untuk pulang ke rumahnya.
"kar, gue tantang elu, buat dapetin nomer HP-nya Asyila, berani?" Tantang Surya dengan nada mengejek.
"Hmm... Gampang." Jawab gue dengan yakin.
Gue berjalan sambil mendekati Asyila.
"Syil, aku mau ngomong sebentar." Tanya gue basa basi.
"Apaan, disini aja, mau pulang aku." Jawabnya sambil menggendong tasnya.
"Hmm... Nanti nanti". Ucap gue ragu ragu.
Sumpah gue ngerasa dalam keadaan gengsi dan pengen tau lebih tentang dia, tapi gue juga harus lebih pintar buat cari tau tentang dia. Sambil berpikir-pikir, gue bermaksud untuk kembali kearah Asyila, dan, ah sial dia hilang di tempat, gue berusaha cari, dan dia udah berjalan arah keluar gerbang sekolah, gue berusaha panggil Asyila dan mengejarnya.
"Asyila, tunggu." Panggil gue sambil berlari.
Sialnya bukannya berhenti dia malah ikutan lari menjauh. Dan hal yang paling gue nggak bisa lupain terjadi, "Dubrakkkkk...", Rasanya sakit bos...
"Aduh..." Rintih gue.
"Gimana sih nak, kok asal lari aja nggak liat-liat." Ucap bapak-bapak di atas motor yang nabrak gue.
Gue cuma bisa liat Asyila naik motor itu dan pergi sambil senyam-senyum sendiri, gue tau alasannya itu. Dan sambil masih menahan sedikit rasa sakit gue pergi duduk menunggu jemputan. Ah memalukan.

Dirumah...

Sampai di rumah, gue langsung masuk kamar dan senyum senyum sendiri mengingat kekonyolan gue tadi, nomer hp nggak dapat, ditabrak ayahnya Asyila, malu, sakit lagi... Ahhhhhhhh, memalukan tapi menyenangkan bisa mendapatkan senyum nya Asyila itu rezeki nomplok, hehehe....

Next up... Masih bertahap, ditunggu vote and coment nya ya guyss :)

Diaroma Tentang Senja Yang TenggelamTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang