Patah Hati

1.2K 52 26
                                    

Sudah 18 tahun Super Junior menapak eksistensinya didunia hiburan. Selama itu pula Super Junior punya penggemar yang tetap setia. Spirit dari ELF yang membuat kami tetap kuat bertahan didunia yang keras ini. Album kami masih laku keras, dan nama Super Junior masih menjadi King of Reality Show belum tergeser oleh idol lain. Kesuksesan yang diraih tidak serta merta merubah kehidupan nyata yang bertolak belakang-khususnya untuk diriku.

Aku, sang Leader yang terkenal dengan julukan Angel without wings. Mempertahankan nama Super Junior bukanlah hal yang mudah. Berbagai masalah, hingga menyebabkan jumlah kami berkurang drastis. Kini, member Super Junior menyisakan 9 orang. Aku, Heechul, Yesung, Shindong, Eunhyuk, Donghae, Siwon, Ryeowook dan Kyuhyun. Walaupun terkadang permasalah kecil sering terjadi, namun kami tetap berdiri teguh tanpa tergoyangkan.

Saat ini kami sedang latihan rutin, seperti biasanya. Latihan yang kami lakukan seringkali bukanlah latihan yang biasanya orang lain lakukan. Kami hanya menghabiskan waktu satu jam untuk latihan, sisanya menunjukkan skill kegesrekan. Seperti yang diketahui khalayak, kami adalah idol yang mempunyai tingkat kegesrekan diatas rata-rata.

"0hae... apa yang kau lakukan???" Eunhyuk memukul punggung Donghae sangat keras. Baru saja Donghae menendang bola sampai membuat retak cermin studio.

"Ahh... aku tidak sengaja."

"Hanya orang jenius yang bermain bola di Studio berkaca seperti ini." Celetuk Kyuhyun sembari memfokuskan diri dengan handphone ditangannya.

"Sudah... sudah..." Aku mencoba menenangkan keadaan.

Yesung terlihat sedang mengejar Eunhyuk. Memang Eunhyuk selalu menggoda Yesung yang terkenal mempunyai emosi yg tidak stabil.

Donghae kembali bermain dengan bola, tidak ada kapoknya makhluk dari Mokpo itu. Shindong sedang tiduran. Siwon dan Ryeowook entah kemana, sementara Kyuhyun masih sibuk dengan handphone.

Sedaritadi, aku melihat ada yang aneh dari gerak gerik Heechul. Dirinya hanya diam, seperti memikirkan sesuatu. Tidak biasanya dia seperti ini. Heechul adalah orang yang berisik atau biasanya dia akan bermain game di handphone dengan Kyuhyun.

"Heechul... ada apa?" Aku menepuk pundaknya pelan.

"E-eh.. Jungso-ah... ada apa?" Tanya Heechul. Kegugupannya tidak bisa dia tutupi. Aneh.

"Harusnya aku yang bertanya. Ada apa? Ada masalahkah?" Entah mengapa, aku merasa sangat khawatir dengan keadaan dia sekarang. Sudah beberapa hari ini dia seringkali melamun, pikirannya seperti pergi entah kemana.

Heechul menepuk pundakku, "Sebenarnya, ada yang mau kusampaikan. Tapi tidak disini. "

"Nanti sehabis latihan, mungkin kamu bisa kerumahku. Aku lagi malas kemana-mana."

"Oke..."

Kami kembali diam. Aku hanya melihat-lihat SNS, sementara Heechul kembali ke aktifitas diamnya.
Saat ini aku sudah dirumah. Heechul berkata kepadaku jika dirinya akan kesini pada malam hari.

"Apa aku harus mengatakan ini?"

Dadaku terasa sesak sesaat. Menyimpan perasaan ini selama berpuluh-puluh tahun terasa sangat menyesakkan. Sejak lama aku sudah ingin mengutarakan hal ini. Namun, itu tidak mungkin! Aku tidak bisa egois mengorbankan Super Junior demi perasaanku.

.
.
.
Tok..tok..tok...

"Itu pasti dia." Ujarku dalam hati. Aku berjalan gusar menuju pintu. Tangan ini terasa gemetar saat aku memutar kenop pintu.

"Hei..." Heechul tersenyum hambar. Lihat... walaupun bukan senyuman manis yang biasa dia sunggingkan, namun tetap saja, kecantikannya tidak terelakkan.

Love is Love ( TEUKCHUL )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang