2040 june
[6.30 pm]Suara gemuruh ombak terdengar begitu jelas di telinga siul siulan burung menari di atas awan sangat menenangkan. Aku menyeruput secangkir susu murni dari gelas mug menghadap jendela kamarku yang terletak tidak begitu jauh dari laut. Senja ini, aku merasa sangat kesepian disini, karena aku sendiri....
Tess...
Sial, bisa bisanya air mata itu jatuh tanpa aba aba, sangat perih, aku menangis tanpa sadar. Aku segera mengusapnya kasar namun masih meninggalkan jejak di sana. Aku segera menutup jendela ku namun membiarkan tirainya terbuka. Aku menghempaskan tubuhku di atas kasur menatap langit langit kamar yang sendu dan menghembuskan napas panjang.
Lama, aku hanyut dalam lamunan ku. Di sini terasa sangat hampa, hati ini terasa sangat sepi, sama sekali tak ada secerca bahagia di dalamnya, semua orang meninggalkan ku, entah berapa ke sekian kali nya aku menghadapi sebuah perpisahan hal yang selalu menjadi mimpi terburuk ku yang senantiasa ku kubur bersama harapan harapan ku. Kini aku mengerti, dunia telah menjelaskan kepadaku tentang arti dari sebuah pertemuan, pertemuan dan perpisahan adalah dua kata berjarak yang saling berdampingan dan jika aku tak menginginkan perpisahan itu maka aku harus berhenti untuk memulai sebuah pertemuan.Waktu selalu berjalan tanpa ku sadari di usia yang seperti ini aku telah kehilangan semuanya, benar benar kehilangan, entah apa yang tuhan akan rencanakan untuk ku.
Aku tanpa sengaja memejamkan mata dan tertidur...
****
'Drrttt drrtt'
"Hm"
"............"
"Ya"
"............... ?"
"2 jam lagi aku akan kesana"
"............"
"Hhm"
Aku segera mematikan telpon sepihak, lalu bergegas ke kamar mandi dan segera mandi
*****
Setelah selesai mandi rasanya aku sangat lapar, aku langsung berjalan ke dapur lalu membuat beberapa roti. Aku duduk di sofa tepat di hadapan layar tancap dan tempat ini agak berdebu, apakah aku harus melakukan acara bersih bersih ? Tapi para pelayan ku sedang cuti, baiklah aku akan melakukannya sendiri, sekalian olahraga.
*****
"Hoshh, rumah ini menjadi seperti kandang babi tanpa bibi jisoo" latah ku sembari bergerak untuk memberikan peregangan pada pinggang dan leher ku.
Oh iya, bibi jisoo adalah salah satu pelayan ku yang paling dekat dengan ku, maka tak heran jika aku terlalu bergantung padanya. Dia meminta cuti sejak dua minggu yang lalu di karenakan anaknya sedang sakit dan anaknya membutukannya.
Sudah hampir selesai, hanya gudang yang tersisa. Karena aku penasaran dan semenjak aku pindah ke sini aku belum pernah mengunjungi tempat itu.
Kreekkk
Suara ensel pintunya terdrngar seperti di pintu pintu film horor mengingat itu membuat kaki ku merinding. Tidak terlalu berantakan hanya ada beberapa barang yang terjatuh, mungkin karena angin atau ada seekor tikus yang hidup di tempat ini.
Ada sebuah lemari kecil yang sangat menyita perhatianku, lemari itu memiliki pintu yang sedikit rapuh terlihat sudah usang juga. Aku segera menghampiri lemari kecil itu, aku membersihkan area luar lemari itu dengan lap dan cairan pembersih yang ku pegang di tangan kiri ku sejak tadi. Lemari itu tidak seburuk yang tadinya, masih sangat terjaga, aku tidak ingat pernah memiliki lemari seperti ini, tanpa berpikir panjang aku memberanikan diri membuka isi lemari itu
Dan...
"Mwo !!??"
KAMU SEDANG MEMBACA
My Lost Stars
FantasyDia adalah pria yang ku gadang gadang sebagai suamiku, ku perkenalkan kepada orang orang sebagai suami masa depanku. Lucu memang, tapi aku serius saat itu. Aku serius tentang ingin menjadi satu satunya wanita beruntung yang akan mendampinginy...