Enjoy it..
Waktu memang cepat berlalu bukan, karena kini sudah genap satu bulan kepergian bunda. Dan aku? tentu saja aku sibuk bekerja karena tuntutan profesiku.
Dan jujur dengan bekerja aku bisa melupakan sejenak masalahku, apalagi jika saat-saat sibuk seperti ini. Kadang bahkan sampai lupa untuk memberi nutrisi pada tubuhku.
"Sya! lo disuruh ke ruangan pak Shaka. SE-KA-RANG" ucap bang Andri yang baru saja tiba dengan menekan kata terakhirnya, pria berkacamata itu satu tim redaksi denganku.
"Ngapain?" tanyaku, sambil mengunyah sandwith keju yang kubeli di indomart depan kantor pagi tadi sebelum masuk ke kantor.
Bang Andri mengendikan bahunya, aku menghela nafasku kasar. Ada apa dengan isi kepala Boss besarku itu, dengan sikap Shaka yang seperti ini pasti akan banyak fitnah untukku, apalagi status pria itu yang kini menjadi single lagi.
Tanpa babibu aku menuju keruangan sang Direktur utama Darma Tv, sampai didepan ruangan itu aku disambut sekertarisnya yang ku ketahui bernama Mira.
"Sudah ditunggu pak Shaka, mbak" ucapnya, aku hanya mengangguk lalu mengetuk pintu coklat itu.
"Masuk!" ucap seorang yang kukenal itu dari dalam ruangan.
Aroma musk langsung tercium di hidungku saat aku masuk ke ruangan luas yang hanya berisi satu penghuni itu, dulu aku memang suka dengan aroma ini tapi sekarang? mencium aroma seperti ini membuatku ingin muntah.
"Maaf, anda memanggil saya pak?" tanyaku to the point.
Dia bangkit dari duduknya lalu melangkahkan kaki panjangnya menuju kulkas berwarna biru muda yang terletak dipojok ruangan. Mataku masih mengikuti pergerakannya saat Shaka mengambil sebuah plastik yang berisi beberapa makanan dengan bungkus yang tidak asing lagi bagiku.
"Aku sengaja beli ini tadi. Kamu belum makan kan? aku nggak lihat kamu keluar untuk makan siang tadi" Shaka mengulurkan kantung plastik transparan yang bisa kulihat berisi beberapa roti berlapis coklat yang memang menjadi kesukaanku dulu. Ya, aku tekankan kata DULU disini.
"Cokelatkan?" lanjutnya,
"Maaf pak, saya sudah makan tadi. Dan jujur saya sekarang tidak menyukai rasa itu lagi" tolakku halus.
Dia menatapku dalam diam, entah apa yang ada dipikiran pria itu.
"Sya, aku turut berduka cinta atas kepergian bunda. Maaf aku nggak bisa datang, hari itu aku harus menghadiri acara keluarga di Singapura"
Aku membuang nafas lelah, "iya pak, terima kasih. Apakah masih ada hal lain yang ingin disampaikan anda pak? jujur saja pekerjaan saya masih banyak, ada naskah yang belum selesai saya edit padahal hari ini juga harus selesai saya sunting"
"Tidak bisakah kamu memaafkan aku, Sya"
Aku terheran dengan kalimatnya, "Kalau begitu saya permisi pak" pamitku.
Tanpa menunggu balasan pria itu aku dengan tergesa berlalu pergi dari ruangan ini. Persetan dengan sopan satunku pada Bos itu, yang terpenting aku bisa keluar dari ruangan syaiton ini.
Di tempatnya kini Mira terlihat menatapku dengan raut wajahnya yang terheran. Entah apa yang membuat wajah manis itu seperti itu.
"Sudah selesai mbak?" tanyanya retoris, aku hanya mengangguk menanggapinya dan segera pergi menuju lift yang kini entah sedang dimana.
Brengsek sekali pria itu, setelah apa yang dia lakukan padaku dulu. Kini dia? Apa pria itu lupa, kesalahan apa yang ia lakukan padaku dulu.
Dulu Shaka, pria itu tiba-tiba memutuskan hubungannya denganku yang sudah berjalan lebih dari dua tahun dan juga tiba-tiba menikahi seorang model terkenal.
KAMU SEDANG MEMBACA
Running Story
RandomRUNNING STORY- Bagaimana mungkin Arsyana Parmadhita (25), kembali memiliki keinginan untuk mengurai sebuah komitmen dengan pria yang baru saja masuk dalam hidupnya. Bagaimana mungkin Arsyana dengan mudahnya dapat terpesona pada pria bernama Arion Br...