Part-01

20.4K 124 1
                                    

Syasya mengejapkan kedua matanya berulang-ulang.ia merasa sedang di peluk oleh seseorang dari belakang sangat erat.

Menoleh ke arah tersebut,tak lama kemudian Syasya tersenyum melihat wajah tampan sang kakak yang sangat dekat denganya.

"Masih tidur aja,tetap ganteng,"Syasya mengecup setiap inci wajah tampan Stevan,membuat Stevan mengeliat.

"Gemesin banget sih,padahalkan udah tua juga,"cibir Syasya.

Saat bibir mungilnya mengecup singkat bibir Stevan.masih dengan mata yang tertutup Stevan mengecup balik bibir Syasya dengan lumatan yang begitu mengebu-gebu.

"Hmpttttt……"desah Syasya tertahan,jari-jari Stevan sudah mulai beraksi mengelus serta mengilik vegina miliknya.

Syasya menepuk-nepuk bahu Stevan,agar ciuman mereka berakhir.Stevan yang mengerti langsung melepaskan nya.

"Ahhhhhhhh………shhhhhhh…"

Tubuh Syasya sudah gelojotan sana-sini,ternyata efek dari jari-jari Stevan sangat luar biasa,dengan jari saja Syasya gampang terpancing,apalagi dengan kejantanan milik Stevan?yang sangat panjang dan juga besar.

'Sekarang. "Stevan langsung menaiki tubuh Syasya,ia mengiring masuk kejantanan nya menuju lubang lembab Syasya.

"Shhhhhhhhhh……………"

Menompa dengan gerakan lambat,lalu cepat.wajahnya ia benamkan di belahan dada Syasya,entah kenapa Stevan menyukai benda itu.

Menjilat serta mengulum,tepat di belahan tersebut,tangan satu nya ia biarkan meremas dengan gerakan sensual.

Syasya mengejang keenakan,tidak pernah merasa bosan bermain ranjang dengan sang kakak,tentu itu semua mereka lakukan jika orangtua mereka sedang tidak berada dirumah.

"Ahhh…………akhhhhh………shhhh……isap kak………ahh,"pinta Syasya dengan nafsu mengebu-gebu.

Stevan menganguk cepat,tubuh bawah yang tidak henti-henti nya memompa dan mulut yang setia mengisap puting Syasya sangat-sangat menyenangkan batinya.

"Uhhhahhhhhhakhhhhh…………shhhh…"
tubuh Stevan ambruk tepat di tubuh Syasya,mereka berdua sama-sama mengeluarkan cairan kental,yang membuat tubuh mereka lemas.

"Syasya sayang kakak,"Syasya memeluk erat tubuh Stevan,yang hanya diam saja.

***

Sekarang Syasya sedang berada di ruang tamu.dengan kemeja besar milik Stevan tanpa memakai pakaian dalam ia bersatai bebas,kepala Stevan yang berada di pahanya.

"Sya,ada yang mau kakak omongin sama kamu,"ucap Stevan tanpa menatap wajah Syasya.

"Mau ngomongin apa kak?,"tanya Syasya penasaran.

Stevan bangun dari tidurnya,ia duduk tepat di samping Syasya sembari menggegam erat tangan mungil itu.

Memejamkan mata sejenak, "kamu sebenarnya sayang enggak sama kakak?."

Syasya membalas gengaman Stevan, "iya lah,mau bukti apa lagi kak?semua yang kakak mau Syasya selalu turuti kan."

Enggak bukan itu,yang di maksud Stevan saat ini.

"Tapi kamu enggak cinta kan sama kakak?asal kamu ingat aja,kalau kita ini tetap saudara,walaupun hanya tiri'."ucapan Stevan barusan,membuat tubuh Syasya menegang kaget.

Yang ada di pikiran nya saat ini.apa maksud dari pertanyaan Stevan barusan.

Mencoba tetap tenang,Syasya tersenyum manis, "maksud kakak?jujur Syasya belum paham."

"Gini,kita kan sering melakukan hal yang seharusnya tidak pernah kita lakukan'karna hubungan tersebut terlarang,tapi kita juga enggak bisa menolak jika keingan kita begitu kuat,"Stevan menghentikan ucapanya sejenak.

"Jujur kakak,ngelakuin sama kamu bukan karna dasar cinta."lanjut Stevan lembut.

Sontak Syasya langsung melepaskan gengaman tangan tersebut,senyuman nya pun langsung terganti dengan wajah datar.

"Syasya,juga ngelakuin nya bukan karna dasar cinta'Syasya cuman mau puas aja kok,jadi tenang aja kakak enggak usah kawatir,"balas Syasya cepat.

Seandainya,Stevan tau betapa mencintainya.Syasya denganya,sampai-sampai ia rela memberikan keperawanannya padanya Stevan.

Stevan menghela nafas tenang, "bagus lah."

…………………………………………………………………………………………

Syasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang