Part-02

16.5K 171 10
                                    

Sudah seminggu lebih Syasya tidak bertemu dengan kakaknya, yang tak lain adalah Steven.

Sejak Steven pergi keluar negri, atas keinginan daddy mereka, mau tidak mau Syasya harus berpisah denganya, awalnya Steven tidak ingin meninggalkan Syasya namun iya tidak bisa egois akan hal itu.

Syasya menghela nafas pelan,di malam hari seperti ini, biasanya mereka selalu melakukan olahraga ranjang saling memuaskan satu sama lain,namun untuk sekarang tidak.

Merasa kesepian?tentu saja, Syasya yang dari kecil tidak pernah berpisah dengan Steven kini harus berpisah.

Tok.. tok.. tok...

Ketukan pintu, seakan membuat Syasya tersadar dari lamunanya,masih mengunakan handuk lilit sedada, ia segera membuka pintu kamar.

Kedua mata Syasya terbelalak kaget, bibir mungil nya tersenyum saat melihat lelaki tampan yang berada di depanya.

"Ka Steven," panggil Syasya pelan,tanpa ba bi bu ia segera memeluk tubuh kekar Steven.

Steven mengelus punggung Syasya yang hanya mengenakan handuk lilit,sekali kali ia mengecup   singkat leher Syasya membuat sangpunya tekikik geli.

"Kakak kapan dateng?kok gak ngabarin Syasya dulu sih?" Tanya Syasya manja.

Steven duduk di tepi ranjang,ia menarik tubuh Syasya agar jatuh di pangkuanya,Syasya hanya diam saja menikmati semua perlakuan Steven.

"Jadi kakak harus ngabarin kamu dulu, baru boleh pulang iya?"kedua tangan Steven sudah mulai bermain di area payudara Syasya.

Meremas serta menyentil puting Syasya dengan gemas,sedangkan Syasya hanya mendesah keenakan.

"Ahhhhh, iya ka di situ iya ahhhh."

"Udah lama ya, kamu enggak di sentuh?gak kangen sama kakak?"Steven meremas payudara Syasya tanpa menyentuh puting keras itu.

Tubuh Syasya, sudah mulai beraksi,setiap sentuhan Stevan sangat berpengaruh besar baginya, dan Syasya menyukai itu.

"Kakak," Syasya berdiri dari pangkuan Stevan,perlahan namun pasti ia menarik handuk lilitnya, memperlihatkan tubuh putih mulus miliknya.

Stevan tak kuasa tersenyum, melihat tatapan adiknya nampak sangat menggoda, namun kali ini Stevan akan sedikit bermain pelan.

"Kakak cape,entaran aja main nya"balas Stevan acuh.

"Ihh Syasya mau nya sekarang ka!"ucap Syasya penuh penekanan.

Steven memijit pelipis matanya, "kakak cape sayang, besok aja oke."

Syasya mencibir kesal, tak ada henti-hentinya bibir mungil itu mengoceh kasar, tentu itu semua di dengar oleh Stevan.

***
Oke gaes sampai sini aja dulu hehehe)
Sebenarnya gue ga ada niatan mau lanjutin cerita ini,bukan karna apa ya,alasan gue malas lanjutin nih cerita karna kalian pada pelit vote&coment.

Padahal ngevote&coment itu kan gratissss!!masa iya kalian masih pelit sih-_
Bagi yang mau cerita ini di lanjut, buruan vote &coment..

Buat yang udah vote maksih banyak👍

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Syasya Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang