chapter 1

444 30 2
                                    

Pagi-pagi sekali Sintia sudah siap dengan seragam putih abu-abunya. Hari ini adalah hari pertama Sintia memasuki kelas 10, dan kemarin adalah hari terakhirnya dalam masa pengenalan lingkungan sekolah.

"Aduh anak mama sudah rapih saja." kata Kirana— mamanya Sintia.

"Iya dong ma, Sintia udah semangat banget ini." kekeh Sintia.

Kirana ikut tersenyum, sekarang anak gadis nya sudah mulai beranjak dewasa.

"Sarapan dulu yuk." titah Kirana lalu Ia menyiapkan roti berselai coklat ke dalam piring Sintia dan menyediakan segelas susu.

"Iya ma."

Dan setelah itu Sintia menyatap sarapannya hingga habis tak tersisa.

Kirana terkekeh kala melihat di tepi bibir Sintia terdapat bekas susu putih yang Sintia minum tadi.

"Kenapa ma?" tanya Sintia heran, memangnya ada yang lucu dengan dirinya? Sehingga mamanya menertawakannya.

Kirana hanya geleng-geleng kepala saja, lalu ia mengambil tisu dan mengelapkan pada tepi-tepi bibir Sintia.

"Ehh?" Sintia terkejut, lantas tertawa saat tau bahwa bibir dirinya sudah belepotan akibat minum susu.

"Kamu ini." decak Kirana geli.

Sintia membalas dengan cengengesan bodohnya saja.

Tin.. Tin..

Suara klakson sebuah motor menghentikan cengengesan Sintia.

"Itu kayak nya Galang udah jemput ma." kata Sintia.

"Yaudah kamu berangkat gih."

Sintia mengangguk lalu menyalami mamanya.

"Sintia berangkat dulu ya ma!" pamit Sintia.

"Iyaa."

Setelah itu Sintia keluar menemui Galang pacarnya saat Ia menduduki kelas 3 SMP, saat itu Sintia menerima Galang karena terpaksa tapi dengan seiring berjalannya waktu kini Sintia akui Ia sudah sangat jatuh sejatuh jatuhnya pada pesona Galang.

"Kamu jadi keliatan udah besar pake baju putih abu." kata Galang saat melihat pacarnya baru pertama kali memakai seragam SMA.

Sintia memanyunkan bibirnya sebal. "Kan aku udah mulai besar sekarang."

"Iya, tadi aku cuma bercanda sayang." kekeh Galang dengan nada menggoda.

Sintia tersipu malu, kala kata sayang di ucapkan oleh Galang. Ya memang Galang ini tipe-tipe cowok yang tak pernah berkata romantis dan manis.

"Ih kamu bullshing." goda Galang.

Sintia cemberut. "Buruan ah aku mau cepet-cepet sekolah." lerai Sintia.

Galang menyodorkan helm nya pada Sintia, dengan senang hati Sintia menerima dan memakainya.

Dan setelahnya Galang dan Sintia berangkat sekolah bersama.

RADITSINTIA [hiatus]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang