Satu

7 4 0
                                    

” Dan katakan kepada perempuan-perempuan yang beriman, supaya mereka menahan sebahagian penglihatan, memelihara kehormatannya dan tiada memperlihatkan perhiasannya (tubuhnya) selain daripada yang nyata (mesti terbuka daripada bahagian badannya yang sangat perlu dalam pekerjaan sehari-hari, seperti mukanya dan tapak tangan).


*****

Hari hari ku berjalan seperti biasa, setiap pagi aku pergi ke sekolah di antar oleh abiku, dan kadang aku pulang sekolah di jemput oleh ummi ku. Mereka tidak memperoleh kan ku untuk pulang pergi menggunakan kendaraan umum ataupun ikut nebeng teman sekolah ku. Hanya karena satu alasan yaitu, Ummi dan Abiku khawatir jika sepulang sekolah aku tidak pulang ke rumah, melainkan pergi dengan teman - teman ku dan pulang hingga larut malam.

Ya, Ummi dan Abi ku sangat menjaga ku. Namun sebenarnya aku sangat tidak suka di atur dan di kekang seperti ini. Namun ummi dan Abi selalu mengatakan bahwa ini demi kebaikan ku. Namun aku tidak merasakan baik sama sekali. Karna masa muda ku harus terkekang seperti ini. Aku ingin menghabiskan masa muda ku dengan bersenang-senang dan berfoya-foya.

Namun nyatanya hanya untuk nongkrong di kafe saat malam minggu dan pulang hingga larut malam pun tak pernah. Ummi dan Abi bilang, katanya dari pada menghabiskan masa muda dengan bersenang-senang lebih baik menghabiskan masa muda dengan cara mendekatkan diri kepada sang maha kuasa. Karna kata mereka umur seorang hamba tidak ada yang tahu, jadi mereka selalu memberiku nasehat ataupun wejangan agar aku slalu taat pada agama.

Ummi dan Abi selalu memaksa ku mengaji sehabis Sholat maghrib sampai Isya. Namun, aku tak pernah melaksanakan nya karna aku rasa hal tersebut sangat menjenuhkan sekali. Tidak hanya itu, Ummi dan Abi hampir setiap hari memberikan ku nasehat agar aku segera menutup aurat ku, namun hal tersebut tak pernah ku hiraukan karna aku belum siap untuk menjadi seperti ummi yang sehari hari menggunakan pakaian yang selalu tertutup dan kebesaran. Hingga tak jarang ujung pakaian yang ummi gunakan menyapu lantai karena panjangnya . Bukan hanya pakaian nya yang panjang namun ummi juga menggunakan kerudung yang sangat besar hingga menutupi pergelangan tangannya . Terkadang aku hanya geleng-geleng kepala karena tidak bisa membayangkan bagaimana panasnya menggunakan pakaian seperti itu. Tak hanya itu ummi juga selalu mengajak ku, eh tunggu lebih tepatnya sih memaksa bukan mengajak, untuk ikut dengannya ke pengajian rutin yang dilaksanakan pada hari Sabtu dan Ahad. Alasannya yaitu untuk memperdalam ilmu agama.

***

Kini aku sedang rebahan di kamar dengan earphone yang menempel di telinga ku. Telingaku terasa panas karena aku habis dinasehati oleh ummi dan abi ku sekitar 3 jam lamanya. Nasehat yang keluar dari mulut ummi dan abi selalu sama sampai sampai aku hafal dengan apa yang iya ucapkan ketika menasehati ku.

Ya, wejangan yang diberikan super duper lamanya itu bukan hanya nasehat atau hanya sekedar ngobrol santai. wejangan yang ngalor ngidul bagai tak bertepi itu tidak akan terjadi jika aku tidak membuat masalah.

Yap, betul sekali aku baru saja membuat masalah hingga aku dan orang tua ku dipanggil oleh guru BK karna ulah ku. jadi setelah hampir 2 jam mendapat wejangan singkat di ruang BK, setelah sampai di rumah aku kembali mendapat wejangan dan siraman rohani oleh ummi dan abi ku selama 3 jam.


Tadi sore saat ummi akan menjemput ku, tiba tiba Bu Anna Seorang guru cantik yang menjadi guru Bk disekolah menemui ummi ku yang sedang duduk di halte menunggu ku . Entah apa yang mereka berdua bicara kan, karena pada saat aku menghampiri mereka tiba tiba Bu Anna Pamit karena jemputannya sudah tiba . Aku melirik ummi yang masih duduk dibangku halte. Terlihat wajah ummi yang sudah tidaj bersahabat lagi . Ummi ku tak mengeluarkan sepatah kata pun, Ummi hanya berjalan menuju mobil dengan aku yang mengekor dibelakangnya.

Aku Dan SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang