"Tidak ada yang namanya kebetulan, skenario ini sudah ditentukan oleh tuhan "
Morning!!" Sahut Bella sembari membuka kedua jendela kamarnya. Ia penuh semangat di pagi yang cerah ini, karna hari ini adalah hari libur. Bebas dari dosen killer, bebas dari jam pagi, bebas dari segalanya, pikirnya.
"Bel sarapan dulu!" Teriak Indira, salah satu teman sekosan nya.
Ia pun berlari dan sedikit melompat saat menuruni tangga dengan girangnya sampai ke meja makan.
Di meja makan, sudah disediakan berbagai macam makanan seperti roti, pancake, susu, telur, dan lainnya.
Tampak mewah sekali ya? Meskipun mereka tinggal di kosan, tetapi orangtua mereka selalu mengirimkan makanan jauh dari bandung.
Karena mereka berkuliah di salah satu universitas negeri di jakarta. orangtua mereka awalnya cukup khawatir bagi putri-putri nya untuk tinggal jauh di jakarta, tetapi mereka tinggal bersama sehingga bisa menjaga satu sama lain.
"Yey makanan!" Teriak Chelsea, salah satu teman sekosan Bella juga. Ia suka sekali makan tetapi badannya kurus sekali dan tidak pernah menggendut setiap kali makan. Berbeda sekali dengan Bella dan Indira yang harus mengatur jadwal makannya.
"Hari ini kita mau jalan jalan kemana ya?" Tanya Bella sambil memikirkan mall mall yang berada di jakarta.
"Jalan jalan saja pikiran mu, hari ini kita kan harus mengambil tugas dulu di kampus" jawab Indira dengan tegas.
"Apa katamu? Aku ga dengar" canda Bella pura pura tidak dengar, padahal lawan bicaranya ada tepat di depan nya.
Hancur sudah mood Bella hari ini. Dengan berat hati mereka pun segera menuju ke kampus.
"Astaga banyak banget pr nya, aku lama lama bisa gila" keluh Stella dan Chelsea dengan kompak.
"Gimana kalau kita mengerjakan nya di cafe saja?" Ajak Indira
"Kuyy!" Jawab mereka dengan semangat.
Sesampainya di cafe, mereka langsung menuju ke tempat duduk di dekat jendela dan langsung memesan minuman.
Tak lama kemudian, seseorang lelaki tinggi, berkulit putih dan berjalan dengan kepala menunduk memasuki cafe tersebut.
Dan seketika dia menjadi pusat perhatian para perempuan yang ada di dalam cafe tersebut.
"Mengapa semua orang melihat kearah sana?" Tanya Bella dengan heran sambil meminum minuman nya.
"Itu.. ada cogan!!" Jawab Chelsea dengan kepekaan tingkat dewa nya.
Lelaki tersebut pun duduk tepat disamping meja mereka sambil menggunakan earphone sehingga terlihat berada didalam dunianya sendiri, dan tidak mempedulikan keadaan disekitarnya.
"Bukankah itu Bintang yang satu kampus dengan kita ya?!!" Teriak Chelsea.
"Wah? aku gapernah liat tuh" sahut Stella yang sambil ikut memperhatikan gerak gerik lelaki tersebut.
"Mungkin karna dia beda jurusan dengan kita, kalau tidak salah dia jurusan arsitek"
"Bagaimana kau bisa tahu?" Tanya bella heran.
"Cogan mana yang aku tidak tahu" jawab Chelsea dengan bangganya sambil menaikan kepalanya.
"Kalian tahu tidak? gosip bahwa dia adalah seorang sosiopat?" Bisik Indira karna khawatir bintang dapat mendengarnya.
"Tauu, yang katanya dia anti sosial banget kan? Lalu lebih parahnya lagi gosipnya mengatakan bahwa tidak ada yang pernah mendengar suaranya" tambah Chelsea ikut berbisik.
Mendengar pembicaraan mereka, Stella hanya terdiam dan mendengarkan saja karena ia tidak tertarik dengan lelaki yang terlalu menutup diri seperti itu.
Sosiopat? Bagaimana dia bisa hidup dengan kebiasaan seperti itu? Dia berjalan saja sudah seperti tidak memiliki semangat hidup, pikir Stella.
Kemudian tiba tiba ada sekumpulan perempuan datang menghampiri meja bintang dengan tertawa kecil malu malu.
"Permisi, apakah kami boleh meminta nomer telepon mu?" Tanya salah satu perempuan tersebut dengan gugup dan tersenyum sok imut.
"Wah ini kesempatan untuk mendengar suara nya!" Kata Chelsea dan Indira sambil serentak sedikit menggeser kursi mereka mendekati bintang. Seperti orang bodoh saja.
Dan respon lelaki tersebut malah mengabaikan perempuan itu, berdiri, dan segeranya pergi meninggalkan cafe tanpa rasa bersalah.
Semua orang yang melihatnya pun sangat terkejut.
Benar benar keterlaluan, kok malah jadi aku yang kesal ya? Bisik batin Stella
Melihat ditinggalkan begitu saja, sekumpulan perempuan itu langsung kembali ke tempatnya dengan wajah kesal dan juga malu.
"Ahh benar sudah gosipnya"
"Sosipat nya sudah sangat krisis" canda Chelsea sambil tertawa dan memukul mukul meja. Kemudian disusul oleh candaan Indira.
"Kalau begitu aku akan pindah ke jurusan psikolog agar bisa menyembuhkan anak itu"
Tawa mereka sangat puas."Dasar bodoh" Sindir Stella yang ikut menikmati candaan mereka.
"Sudahlah tidak usah dipikirkan mari pulang, sudah malam" ajak Stella yang sudah berdiri.
Disaat yang lain sudah tertidur, Bella masih membuka matanya sendiri sambil menikmati keheningan malam.
Stella memang sering mengalami yang biasa disebut dengan insomnia. Dimana ia terlalu memikirkan segala hal, tak terkecuali kejadian di cafe itu.
Bintang? Sungguh lelaki yang aneh, menurutnya.
Ia pun melihat kearah jam, waktu sudah menunjukan hampir pukul 12 malam. Segeralah stella membuang semua pemikiran tersebut jauh jauh dan mencoba untuk tidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY STAR
RomanceKisah cinta dengan cowo introvert? Awalnya Stella tidak ingin jatuh cinta, namun takdir mengatakan sebaliknya. Tetapi mengapa harus dengan seorang introvert bernama bintang yang sikapnya sangat berbanding terbalik dengannya?