4. Hampir

22 0 0
                                    

Aku hanya tidak ingin kamu tahu semua tentangku

🍂🍂🍂

"Hay guys, kenalin nama gue... "

Iva benar-benar terkejut saat mengetahui wajah pria itu.

"Bukankah dia ...?"

"Nama gue, Ray Juwan. Terserah kalian mau pada manggil apa ke gue, yang penting jangan panggil gue Aneh." Ucap Ray dengan penuh penekanan sambil melirik ke arah Iva.

Seketika semua siswi SMA Bintang riuh berbisik-bisik ke temannya.

"Gilakkk, ganteng banget si Ray."

"Awww, kayak Shawn Mendes."

"Tambah satu cogan lagi sekolah kita, setelah si Noval."

"Halah, masih gantengan oppa korea gue."

...dan seterusnya sampai aula serasa seperti perlombaan adu burung beo.

Stila yang berada disamping Iva, menyenggol lengan Iva dan memberitahukannya bahwa Iva saat ini sedang dilihatin Ray. Seketika Iva melirik sekilas ke arah Ray dan langsung buru-buru menunduk. Ray yang melihat Iva menunduk, seketika memberikan seringaian khasnya.

"Baiklah, gue rasa cukup perkenalannya. Oh ya, untuk si cewek rambut pirang, lo masih punya hutang sama gue. Sekian." Ujar Ray dengan keras di depan mikrofon.

Semua siswa SMA Bintang terkejut mendengarnya, mereka mulai melihat sinis ke arah Iva. Terutama geng cewek bar-bar, PALIZ. Siapa yang gak tau dengan geng tersebut, si pembuat onar, terutama ketuanya, Sana. Stila yang melihat juga ke arah Iva buru-buru mengintimidasi.

"Lo punya hutang penjelasan sama gue ya, Va." Ucap Stila sambil tersenyum meledek.

Bel istirahat sudah berbunyi, Iva dan Stila berniat untuk pergi ke kantin. Selama di perjalanan, puluhan pasang mata menatap tajam ke arah Iva. Tidak perduli dengan tatapan mereka, Iva dan Stila tetap duduk di kantin dan memesan semangkok bakso.

"Ssst, Va. Kok mereka pada liatin lo sih?" tanya Stila dengan menyenggol lengan Iva.

"Biarin aja, kan mereka punya mata." Jawab Iva dengan mengedikkan bahu.

"Gue bisa tebak, pasti gara-gara kejadian tadi pagi." Ujar Stila sambil memakan baksonya. "Kok lo bisa sih kenal sama tuh cowok?"

"Waktu kemaren malam, tepatnya di minimarket deket rumahku. Aku gak sengaja ngejatohin barang tepat diatas kepalanya." Jawab Iva dengan ekspresi malas. "Cowok aneh itu yang nyuruh aku tanggung jawab tapi disuruh pikir sendiri."

"Sepertinya tahun ini, hidup lo nggak akan tenang seperti dulu deh, Va. Soalnya dari tadi geng PALIZ liatin lu terus." Ujar Stila sambil berbisik-bisik. "Pengin banget gue colok tuh matanya Sana."

"Ngapain dicolok sih, kan matanya dia sipit." Balas Iva.

"Bener juga ya lo, hahaha..." Stila langsung tertawa mendengar ucapan Iva yang kelewat pedas itu.

Kantin yang tadinya hening sekarang langsung ramai. Siapa lagi kalau bukan geng barunya SMA Bintang jelas itu Ray, Noval, dan Boy. Mereka sekarang adalah penghuni meja pojok kantin.

Kini Ray menghampiri meja Iva dan duduk di depan Iva. "Hay, cewek rambut pirang! Lo lagi disini juga ternyata."

"Terserah aku." Jawab Iva dengan singkat, sambil melirik ke arah Stila untuk meminta bantuan mengusir Ray.

"Benar kita pernah ketemu sebelumnya kan? Kalo gak salah di minimarket malam itu." Tanya Ray.

"Iya, terus? Kamu nyuruh aku tanggung jawab apa? Buruan, biar masalah kita kelar." Jawab Iva dengan muka dingin dan tatapan tajamnya.

"Gue ingin lo, turutin permintaan gue selama satu minggu ini. Kalo lo gak mau. Siap-siap aja dengan kejutan." Ujar Ray dengan seringaian yang menyebalkan menurut Iva.

Dengan tatapan tajam Iva ke arah Ray, serta tangan yang sudah tergepal erat menahan amarah. Kini lensa mata Iva mulai berubah. Noval yang melihat kejadian itu langsung buru-buru menghampiri meja Iva dan menutup mata Iva demgan telapak tangannya. Langsung saja Noval membawa Iva keluar kantin. Ray dan Stila mengerutkan alisnya, bingung melihat Noval membawa Iva dengan keadaan seperti itu.

"Tahan emosi lo, Va. Inget ini tahun terakhir lo. Lo gak mau kan rahasia lo kebongkar?" Noval mencoba menenangkan Iva. Kini warna lensa mata Iva sudah berubah normal.

"Itu cowok aneh nyebelin banget sih, Val. Masa aku harus jadi asistennya selama seminggu?" Jawab Iva dengan menghela nafas berat.

"Mending lo turutin apa kata dia aja. Nanti kalo udah seminggu lo gak akan berhubungan lagi sama Ray. Selesai kan?"

"Gak semudah itu, Val. Baiklah akan aku coba. Makasih ya, Val. Udah nyelametin aku." jawab Iva dengan nada pasrahnya.

"Sama-sama, Va. Gue akan ada disamping lo. Tenang aja." Ujar Noval sambil mengelus lembut surai rambut Iva.

Ternyata dari jauh ada sosok yang melihat kedekatan Iva dengan Noval.

"Dasar... " Ujar seseorang itu.

-bersambung

-bersambung

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-Stila-



Vote+Comment 🐣 Biar semangat!!!

Luvemcy💜

FORZATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang