"Bangun!! Dasar pemalas!" Audya merasakan guyuran air pada tubuhnya. Ia langsung loncat dari tempat tidur yang kini sedikit basah. Dengan wajah tanpa sepercik dosa, sang mama memegang gelas yang kini sudah kosong. Wanita berperawakan paruh bayah itu bercakak pinggang
"Rasain! Memangnya mau tidur sampai jam berapa? Kamu kelewat berkat pagi terus Audy!" Katanya
"Berkat ya berkat mah! Tapi banguninnya bisa gak sehari gak pake cara guyur pake air? Tepuk pelan bahu juga bisa. Atau seengaknya goyang-goyangin badan kek" gerutu Audy sambil mengambil handuk.
Ia melihat jam dinding. Hah? Anjink udah jam 6:20. Setengah berlari ia pergi ke kamar mandi dan lebih sialnya lagi ia lupa membawa sabun mandinya. Dengan setengah berlari ia kembali kamar. Mamanya kembali melototin Audy ia berpikir Audy kembali untuk tidur padahal mengambil sabun mandi.
Audy mandi terburu-buru sampai sabunya ia kejar ke sana kemari karna jatuh di lantai. Di tambah lagi sabun sangat sensitif jika bersentuhan dengan lantai. Alhasil licin yang di dapati.
"Awwww, fuck" rintihnya saat terpeleset licinya lantai.
"Cepet telat Audy!!" Teriak mamanya dari depan pintu kamar mandi
"Bawel mah" balas Audy
Mamanya memang sangat bawel, walau Audy hidup tanpa papanya, ia bahagia masih memiliki seorang Mama. Yang tidak henti-hentinya menyayangi dia, juga merawat dia hingga sudah menjadi gadis remaja seperti saat ini.
Ia menyisir rambutnya cepat-cepat lalu memakai seragam. Rambutnya ia konde dan sabagai penahan jedainya.
Kalau mamanya liat pasti akan di katain rambut kamu gak bisa di gerai audy? Kamu kayak tante tante jualan sayur gitu sayang. Mama waktu masih muda enggak kayak kamu. Mama pintar berdandan, mama banyak di sukai remaja tampan, mama di rebutin sana sini. Papa kamu aja yang campuran belanda suka sama mama. Nih hasilnya kamu cantik ikut mama tapi paras papa.Toh, mamanya tidak tahu kalau sampai di sekolah ia lempas jedainya. Hasilnya rambutnya tergerai indah seperti di curly
"Makanya, kalau di bangunin langsung bangun! Mama jadi jahat kan pagi-pagi. Padahal udah di kasih jam wekker, ponsel juga udah di kasih alarm masih aja kamu ga bangun-bangun" Omel mamanya panjang lebar. Tak ia hiraukan, ia memoles wajahnya dengan sedikit bedak kemudian lipstik
"Kamu harus trima berkat jam 6 sama jam 7. Bangun itu subuh sayang!!" Mamanya mengulangi lagi kata-kata yang sama
"Tau mah" jawabnya dengan malas
"Mama dulu muda gak malas kayak kamu ya. Papa kamu doang yang bandelnya minta ampun. Di bangunin susah banget. Awal nikah aja dia bangun pagi, lama-lama kebiasaan buruk papa kamu keluar" mamanya mengomel panjang lebar sambil mengolesi selai rasa nenas dan strawberry di roti yang akan dia kasih ke Audy untuk sarapan pagi.
"Mama bawel banget sih? Lagian tadi Audy gak denger bunyi jam tuh sama alarm ponsel. Mau nitip enggak?" Tanyanya dengan suara keras. Kalau di omelin gini nih Audy, tidak mau kalah dengan mamanya. Jika ia di omeli ia diam, ia akan rasakan tidak tenang. Jadi ia akan ngelawan mamanya bahkan lebih dari itu.
Mamanya memberikan uang berawarna merah 3 lembar dan biru selembar. "Yang cokelat ya, jangan ada kacangnya" beritahu mamanya
"Audy udah tau mah" jawabnya ngegas
Susah menjadi kebiasaan setiap kali berangkat sekolah mamanya menitipkan uang sekaligus jajan Audy. Uang yang di titipkan untuk membeli brownis rasa cokelat akan di bawa Audy sewaktu pulang sekolah. Dan sehabis makan siang mereka berdua makan bersama sambil menonton TV.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanfictionHarapan terbesarku adalah memilikimu. Tapi jika tidak bisa, Tak apa. Bukan sekarang, tapi nanti. Walau besar harapan itu hanya angan-angan, Tapi tak sekilas angan-angan tanpa usaha dan keinginan. Hubungan kita bukanlah salah satu alasan berhentiin...