8. Sama saja

209 19 6
                                    

AUDY POV

Di hadapanku sekarang berdiri seorang pria dengan tinggi 170-an. Bandanya gak berotot ya menang lemak doang. Kumis ada, jenggot ada persis lah dia kayak kambing jantan. Tato di lengan dia ada dari lengan sampai tangan. Menurut aku nih tato dia keren tapi merusak baget pemandangan. Bulu tangan dia lebat banget, udah kayak bulu rambut aja. Ck!! Ini lagi, Rambut di smooting mungkin soalnya gak gerak-gerak sedikitpun. Mayan panjang rambutnya. Kalau dia jual rambutnya udah bisa aku beli buat jadiin sapu loteng. Mayanlah buat angkat sarang laba-laba.

Aku terus melihat setiap gerak-geriknya. Dia menulis contoh beserta jawaban, kemudian ia menulis lagi soal baru. Mungkin ia akan meyuruhku mengerjakan itu di depan. Ahh, tidak. Ia yang mengerjakannya. Sambil menjelaskan dengan suara dia yang tegas banget. Sungguh membosankan....

"Jauhi pacar gua kalau dia mendekat",

"Yang nyentuh wajah lo waktu pagi itu pacar gua. Jangan pernah berurusan dengan pacar gua sekalipun dia berusaha mendekati Lo! Jika lo berurusan dengan dia, lo bakal berurusan juga dengan gua! Gak usah perduliin dia jika dia mau lindungin Lo! Dengan begitu gak akan ada gangguan selama lo sekolah disini",

"Aku sekolah disini bukan cari saingan untuk rebut pacar orang. Aku ke sini untuk belajar. Bukan untuk cari musuh. Jadi aku rasa kamu gak perlu capek-capek datang ke sini untuk itu. Karna aku ada harga diri! Bahkan sadar diri banget aku anak baru di sekolah ini. Dan gak seharusnya aku berbuat berlebihan"

"Lo,... Mending pindah ke kelas lain. Jadi anak baru, jangan songong. Jaga setiap ucapan lo dari pada bibir lo saat itu juga ada darah yang mengalir"

"Ini sekolah!! Dimana aku di tempati itu hak dari sekolah. Bukan kamu yang tentuin bahkan nyuruh aku pindah ke kelas lain. Aku hanya mengikuti dan melakukan karna itu salah satu aturan. Jadi,.....Silahkan cari mangsa lain di luar sana yang akan kamu perlakuin seperti binatang yang sama sekali gak ada salah! Cukup tutup mata dan menganggap kalau aku tidak ada di sekitarmu, maka gak ada juga yang perlu kamu sampaikan ke aku. Apalagi sampai mengancam akan memukuliku. Orang tua aku aja gak pernah naik tangan sedikitpun!..... silahkan pergi dari sini Audy yang terhormat",

"Anda mengertii??", Tanyanya mengagetkanku

"Ngerti pak", Balasku, ngerti-ngerti aja walaupun gak ngerti sedikitpun

"Saya sudah memanggil kamu lebih dari 5 kali. Tapi tidak ada sahutan, apa yang kamu pikirkan?", 5 kali? Waw kan.

Ini nih, mau belajar gimana?? Fokus aja enggak bisa. Pikiran aku berputar-putar terus percakapan singkat aku sama tuh cewek Alissya di UKS. Ck ngapain coba kepikiran dia muluk. Apa hebatnya coba. Menang kalimat doang, di Bully, baru cengkeram udah mau nangis. Gitu sok banget ya ngata ngatain aku. Apaa, dia gak takut sama aku?? Ah, sudahlah!!!

Aku menggeleng kepalaku menebas semua pikiran tentang cewek itu. Tidak penting. Yang sekarang penting itu aku harus tahu materi matematika yang aku tidak mengetahui cara kerjanya, selesaiin aja bingung. Fokusss Audyyy, pandanganmuu ke depan dan mulai dengerin kata guru gadungan di depan.

"Eeeh, pak!!!!!", Aku tersentak. Beliau wajahnya sudah di depan pandanganku. Tidak dekat masih jauh.

"Kamuuu, saya jelaskan susah payah lalu kamu tidak mau mendengar ataupun jawab pertanyaan saya!!!", O'ooww, dia mulai marah. Gawattt.

"Maaf pak. Saya cuman mikir, saya bisa gak nanti ngerjain materi yang terlambat nanti sewaktu ujian", Ku buat wajah sesedih mungkin. Tidak apalah ini bagian dari kemunafikan juga perlindungan diri. Semoga ia tidak melaporkan aku ke mama. Bisa-bisa mama ngomel. Apalagi mama udah bayar ini orang buat jadwal les aku.

HOPETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang