Gila!! demi apapun hari ini aku sedang berada di dalam kelas. Suasana kelas masih sepi. Aku sendirian di sini. Aku yang datang terlalu pagi atau mama yang terlalu bersemangat menyekolahiku jam segini? Mana baru jam 6:15.
Sepertinya hari ini, mood aku berantakan lagi. Sungguh memuakkan! pelajaran matematika lagi!!! Soal pr yang kemaren aku gak sempat kerjakan, sudah pasti hari ini jika ada soal baru aku lagi yang jadi sasaran. Segitunya Pak Rato gemas padaku sampai nyuruh maju ke depan terus??
Mau tarok di mana wajah aku ini? Tampang oke, nah otak? Lumayan. Ini matematika dalam artian mematikan!, terlalu banyak sering aku abaiin sedikit materi saja sampe gak tau mau kerjain kayak gimana lagi. Ngerti aja enggak. Boro-boro mau les khursus, di sekolah aja malas. Yang aku minta sama mama salah gak sih? Dasar aku!
Merasa itu beban tersendiri buat aku yang malas ini, aku gibaskan semua pemikiran tentang pelajaran matematika. Pak Rato doang kok. Lagian udah mau menjelang ujian. Semampu gua aja sih kerjainya.
Mataku mulai melihat seseorang yang berjalan menuju ke kursiku.
"Eh? Tumben datang pagi banget", ini nih, datang pagi salah datang telat juga salah
"Mama yang anterin", Aku melihatnya dengan tatapan kesal
"Mama Diandra terbaik deh", Pujinya
"Terbaik ya terbaik gak usah sampe ambil waktu tidur gua banyak juga kalee. Gua berasa jadi satpam pagi tau gak!"
Ia meletakan tas nya kemudian duduk. Tak lupa mengeluarkan seisi tasnya. Di atas meja sudah terdapat pena, 3 buku tulis yang sudah bisa ku tebak, Pr, Tugas, dan catatan. Dan 1 lagi buku cetak tebal beserta rumus. Memang anak teladan.
"Kenapa lo geleng-geleng kepala?", Tanyanya yang melihat tingkahku barusan
"Lo terlalu semangat buat belajar"
"Lo juga gua liat", Hah memang aku juga semangat buat belajar. Aku tersenyum kepadanya, "maksut gua, gua juga liat lo semangat buat acuh di kelas kalau belajar matematika", sambungnya membuat senyum indahku hilang
"Memang ya lo tu sepupu durhaka, perusak mood orang pagi-pagi. Lo udah angkat gua tinggi-tinggi terus lo banting gua ke bawah keras-keras" Omelku dan dia tertawa. Detik itu juga aku pura-pura ngambek. Terus mendiami dia sampai beberapa menit. Ia yang sadar aku terdiam dan mungkin sadar aku sedang ngambek langsung mengambil ancang-ancang membujuku. Selalu begitu!
"Cupp..cupp... udah ya jangan marah pagi-pagi dong sepupunya Ge"
"Uekkk!!!", buatku seolah-olah mau muntah, "jauh deh lo kalo manja-manja sama gua"
Nihil ia tertawa di tempat. Memang yang satu ini. Menyebalkan!! Untung sepupu, kalau temen juga udah aku tendang biar kebalik sekalian sama kursi-kursi.
"Iih Audyy, gitu bangett sih sayang????" Katanya lagi kali ini berlebihan banget.
"Sumpah gua jijik sama lo! Sana jauh-jauh" Usirku
"Ahaahahaha, taik dah lo. Kalo mama Diandra yang manggil sayang, wuuuhh gapapa tuh. Nah kita yang masih status sepupu lo aja, lo enek masa" ucapnya di buat sedih
Aku menoel kepala Gesya, "Itu mama gua. Jangan samain dong dengan lo. Gua jijik. Kayak cabe-cabean aja", Di akhir kalimatku ia tertawa sambil memegang perutnya
Lucu banget ya buat dia? Sampai segitunya??
"Awas ya lo jangan sampai gua kedapatan lo manggil cewek dengan sayang-sayang"
"Uwekk" Responku dengan wajah sejijik mungkin.
Apa untungnya memanggil sesama cewek sayang? Beb iya masih mending. Ini sayang. Memang Gesya bicaranya ngawur gak di pikirin dulu.
KAMU SEDANG MEMBACA
HOPE
FanficHarapan terbesarku adalah memilikimu. Tapi jika tidak bisa, Tak apa. Bukan sekarang, tapi nanti. Walau besar harapan itu hanya angan-angan, Tapi tak sekilas angan-angan tanpa usaha dan keinginan. Hubungan kita bukanlah salah satu alasan berhentiin...