Epilog 2.5

0 0 0
                                    

5 years ealier..

Suatu hari di depan gerbang IPsch elementary, Amara terlihat berdiri di depan gerbang menunggu dijemput. Ia tampak riang. Tak sabar bertemu kakaknya Almira dan menceritakan apa yang terjadi di kelasnya hari ini.

Tak lama berselang, sebuah mobil Alphard hitam berhenti di depan Amara. Begitu pintu mobil terbuka, Amara bergegas masuk. Hanya saja dia tampak kecewa kakaknya tidak ada di bangku tengah.

"Kakak, mana pak?" Tanya Amara kecil.

Pak supir mengarahkan jempolnya ke tempat duduk penumpang dibelakang.

Amara kembali riang. Kakaknya ada di kursi belakang. Tapi dia tidak sendirian, tapi bersama seorang anak perempuan yang entah kenapa basah kuyup.

"I'll kill them all." Kutuk anak perempuan itu.

"Hey.. hey.." Almira coba menenangkan. "Take a deep breath."

Alih alih mengatur nafas, anak perempuan itu justru menyemburkan nafas degan penuh emosi. Seperti banteng yang siap bertarung.

"Hey. Dengerin aku. Kamu ga butuh mereka. Kamu ga perlu orang-orang yang anggap remeh kamu." Almira memegang tangan anak perempuan itu supaya dia lebih tenang. "You need to be strong."

"Amara sini." Panggil Almira.

Amara kecil berpindah tempat ke kursi belakang. Duduk di tempat yang tersisa. Di sebelah anak perempuan yang basah kuyup tadi.

"You know what? Lets make a promise." Almira menjulurkan jari kelingkingnya. "Lets be sisters and stand for each other."

Almira tampak antusias sementara si anak perempuan masih belum yakin dengan kata-kata Almira. Disisi lain Amara kecil masih belum paham apa yang sedang terjadi. Banyak pertanyaan muncul di otaknya. Siapa anak ini? Kenapa dia basah kuyup? Apa yang sebenarnya mereka bicarakan?

"Ayo Ra." Ajak Almira supaya Amara ikut mengaitkan jari kelingkingnya.
Tanpa pikir panjang Amara menuruti kakaknya.

Entah apa yang ada di pikiran anak perempuan itu, tapi setelah Amara mengkaitkan kelingkingnya, iya pun juga ikut mengkaitkan kelingking.

"Yaaay.." teriak Almira senang. "Group hug!!!"

Spontan Almira dan Amara saling memeluk dan si anak perempuan terjebak di tangahnya. Lama kelamaan, senyuman simpul muncul diwajahnya. Sepertinya dia sudah tidak seemosi sebelumnya.

"Dont be hostile. Hanya perlu beri mereka pelajaran yang ga mungkin mereka lupain." Bisik Almira di telinga si anak perempuan.

Singkat cerita dimulai dari kejadian ini, ketiganya tak terpisahkan.

Siapa anak perempuan itu? Yup.. kamu benar. Dia Malika.

LovableTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang