Liburan kenaikan kelas tiba, Zera berencana untuk berlibur bersama ibunya. Tetapi, tetap saja, jawabannya adalah tidak.
Ibunya terlalu sibuk dengan pekerjaannya. Jika mengajak Maya berlibur juga pasti tidak bisa karna Maya berlibur dengan keluarganya.
Kadang, Zera iri dengan Maya karna keluarganya bisa mendampinginya dan memberikan perhatian lebih padanya. Berbanding terbalik dengan Zera.
Sekarang, Zera sedang berada di supermarket yang tak jauh dari rumahnya. Ia membeli banyak snack, ice cream, minuman bersoda, dll.
"Semuanya 130.000 mbak"ucap kasir membuat Zera merogoh kantong celananya.
"Lah? Dompet gue mana? Perasaan tadi bawa deh"gumam Zera yang terdengar oleh penjaga kasir.
"Kalau anda tidak punya uang, lebih baik tidak membeli. Sekarang anda bisa mengembalikan lagi ini semua ke tempat semula"ucap penjaga kasir dengan senyum masam.
"Eh, tadi ada kok mbak"elak Zera yang sudah menahan malu.
"Ini" tiba-tiba lelaki yang antri dibelakang Zera tadi membayar semua barang Zera dan juga barang miliknya, lalu ia beranjak pergi.
"Tunggu! "Teriak Zera dari arah belakang membuat laki-laki tadi berbalik. Zera langsung berjalan mendekatinya.
"Apa? "Tanya laki-laki itu dengan dingin.
"Thanks"jawab Zera lalu berbalik meninggalkan laki-laki tersebut.
Bagaimana manapun Zera tetaplah Zera. Wanita yang Anti Sosial dan cuek dengan sekitar.
Lelaki itu melongo, biasanya jika wanita mendatanginya, wanita itu akan menggodanya atau lainnya. Tapi ini, dia hanya berucap terima kasih lalu langsung pergi? Yang benar saja!
"Menarik"batin lelaki tersebut.
"*"
Liburan kenaikan telah usai. Hari ini, Zera bergegas pergi ke sekolah dengan diantar oleh supir pribadinya."Syukurlah kita sekelas lagi"ucap Maya yang sekarang duduk disebelah Zera.
"Heran gue, dari kelas X sampai kelas XII kok gue sekelas terus sama lo? "Tanya Zera
"Mungkin jodoh kali"jawab Maya asal
"Idih amit-amit"ucap Zera mendelik
"Selamat pagi semua"ucap guru yang baru memasuki kelas.
"Pagi bu"jawab semua siswa yang mulai duduk dengan tenang.
"Perkenalkan, nama saya Irmania Arunitha kalian bisa panggil saya Bu Irma. Saya akan mengajar kalian dalam satu semester ke depan dan di semester kedua kalian akan berganti guru lagi"ucap Bu Irma sambil tersenyum ramah.
"Iya Bu"jawab semua siswa.
"*"
"Kantin kuy"ajak Maya yang mulai berdiri setelah Bu Irma meninggalkan kelas."Kuy lah"jawab Zera yang ikut berdiri.
Zera dan Maya berlalu menuju kantin. Zera menangkap sosok yang tak asing dimatanya saat ia sudah sampai di area kantin.
"Bukannya itu cowok yang kemarin ya?"batin Zera
Zera mendekati tempat laki-laki itu duduk berkumpul dengan temannya.
"Permisi"ucap Zera yang sudah berdiri di depan meja.
Para cowok yang berkumpul itu menoleh karna ucapan Zera.
"Wow! Kejadian langka nih! Zera?!"teriak salah satu lelaki yang berkumpul
"Hah?! Masa iya? Zera? Kesini?! "Timpal lelaki lainnya.
"ternyata diliat dari dekat lebih cantik ya"ucap lelaki lainnya lagi dengan kedipan mata.
Zera risih dengan semua lelaki di tempatnya berdiri. Maksud dia kesini cuma mau balikin uang laki-laki yang kemarin, bukan untuk digoda oleh para lelaki disini.
"Lo yang kemarin kan? Nih uang lo gue balikin"ucap Zera yang menaruh uang 130.000 di depan meja laki-laki kemarin lalu beranjak pergi.
"Wih, ternyata Zera naksir sama Gerlan?!"histeris lelaki ditempat berkumpul tadi masih terdengar di telinga Zera karna ia belum terlalu jauh dari tempat tadi.
"Lo kenapa kesana? Gue tungguin dari tadi juga. Tuh, mie lo udah ngembang"ucap Maya yang kesal karna Zera membiarkannya membawa sendiri makanan yang dipesan.
"Gue tadi ada urusan sebentar"jawab Zera membuat Maya mengangguk.
"Malem ini gue nginep dirumah lo ya? Ga ada orang di rumah gue"ucap Maya pada Zera
"Terserah lo"jawab Zera
Maya memang sudah terbiasa menginap dirumah Zera. Zera juga senang kalo Maya nginep dirumah dia, soalnya dia jadi ga sendirian lagi.
"Zera, lo mau gue kenalin ke oppa-oppa gue ga? Biar lo ga stres ke pelajaran terus"tanya Maya
"Bodo amat gue sama plastik lo itu"jawab Zera singkat
Lagi-lagi Maya harus menghela napas kasar. Zera terlalu keras kepala untuk dibujuk melakukan apapun. Coba saja Zera mau membuka diri dan aktif di media sosial, pasti Zera akan mempunyai banyak penggemar dan lebih pentingnya Zera tidak kesepian lagi.
~~~~~
Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa berikan vote dan comment untuk cerita ini.
Salam manis, Raelia A.

KAMU SEDANG MEMBACA
Hope Not
Teen FictionZeraveca Lexiery, gadis anti sosial yang hanya tinggal bersama ibunya yang selalu sibuk bekerja. Ia anak semata wayang dan ayahnya sudah meninggal saat ia masih berumur 7 tahun. Kehidupannya dipenuhi dengan buku pelajaran dan segala tugas. Tapi, se...