H-3

17 1 0
                                    

Dahi Zera mengernyit heran saat ia mendapati sebuah kotak kecil di tempat tidurnya.

"Lah? Ni kotak dari mana datangnya? Perasaan sebelum mandi tadi ga ada kotak deh disini"Batin Zera.

Zera langsung membuka kotak itu dan mendapati sebuah surat yang dibawahnya terletak Liontin berwarna merah berbentuk hati.

Untuk Zera

Ra, mama gak bisa pulang malam ini, karna kantor mama lagi sibuk-sibuknya. Liontin yang mama beli jangan lupa dipakai ya... :).

Zera mendengus setelah membaca surat itu yang ternyata pemberian dari mama nya.

"Mama ngapain ngasih liontin sih? Ga banget deh"ucap Zera lalu menaruh kotak kecil berisi surat dan liontin itu ke meja belajarnya.

"Oke saatnya bermain!!!"monolog Zera dengan semangatnya.

Bermain menurut Zera bukan lah bermain Game atau pergi keluar bersama teman-teman.
Bermain menurut Zera adalah belajar. Zera menyebutnya bermain.

Saat sedang asik-asik nya mengerjakan tugas menumpuk yang diberi guru, ponsel Zera berdering menandakan ada seseorang yang menelpon-nya.

"Halo"ucap Zera.

"Hi! Sayang ku!! Cinta ku!! Kasih ku! Babi ku! Eh ralat!!! Soulmate kuuuu!!!

Bisa kalian tebak ini siapa? Siapa lagi kalau bukan sahabat Zera satu-satunya.

"Berisik lo! Mau apa?"

"Lo jangan lupa ya! Besok harus Quality time sama gue pulang sekolah!"

"Gak jadi deh, gue males lo pergi sendiri aja"

"Dasar! gue gak terima penolakan! Pokoknya besok QT sama gue! Titik!"

"Mending kita belajar aja di rumah gue, seru loh"

"No no no and big no! Kalo lo ga mau gue paksa! Gue tarik lo sampe mampus!"

"Terserah lo deh"ucap Zera lalu mematikan telpon

Terkadang, inilah yang disukai Zera dari Maya. Dia akan selalu mengerti jika saat Zera sedang kesepian.

Zera melanjutkan lagi apa yang menjadi tugasnya tadi.

"*"
06.00

Zera bangun dari tidurnya karna mendengar bunyi alarm yang keluar dari jam wekernya.
Ia segera beranjak dari tempat tidur dan berjalan menuju kamar mandi.

"Zera, sarapan dulu nak"ajak Bu Yena-Ibu Zera

"Ga perlu ma, aku udah biasa gak sarapan dirumah kok ma, soalnya ga ada yang mau bikin"sindir Zera lalu melangkah keluar rumah.

Yena terdiam mendengar perkataan anaknya itu. Ia merasa sangat bersalah karna tidak bisa membagi banyak waktu untuk putri satu-satunya itu.

"*"
Zera melangkahkan kaki nya ke area sekolah setelah ia di antar oleh supir pribadinya.

Saat berada di area sekolah, ia langsung mendapat tatapan kagum dan iri dari semua orang.

"Hai zera! Baru datang ya? "Ucap lelaki dari samping Zera.

"udah tau iya, masih nanya! Ogeb!"batin Zera

"Zera! Tunggu!"teriak seseorang dari arah belakang Zera membuat Zera membalikkan badannya.

"Lo dipanggil Kepsek, katanya disuruh keruangannya"ucap siswi yang berteriak tadi membuat Zera mengernyit bingung.

"Untuk? "Tanya Zera

"Ga tau deh, pokoknya lo kesana aja dulu abis taruh tas, kalo gitu gue pergi dulu"jawab siswi tersebut lalu berlari meninggalkan Zera.

"Gak sopan banget sih!"batin Zera

Sepertinya, pagi ini batinnya banyak menggerutu.

Setelah menaruh tasnya ke kelas, ia langsung berjalan menuju ruang Kepsek.

Tok... Tok... Tok...

"Silahkan masuk"terdengar sahutan dari dalam membuat Zera perlahan membuka pintu.

"Kenapa ibu memanggil saya ke sini? "Tanya Zera setelah ia duduk di kursi sebelah kanan.

Memang, di depan tempat duduk kepsek ada dua kursi dan Zera duduk di kursi sebelah kanan. Karna kursi sebelah kiri telah ditempati.

"Begini Zera, 2 minggu lagi kan acara ulang tahun sekolah, jadi ibu menginginkan kalian berdua mengisi acara dengan bernyanyi berdua"jawab Kepsek yang sontak membuat Zera membulatkan matanya.

"Hah? Ibu beneran? "Tanya Zera yang dibalas anggukan

"Iya, kamu akan menyanyi dengan Gerlan"ucap Kepsek lagi.

"Tapi bu, saya gak bisa nyanyi"tolak Zera, padahal suara Zera itu bisa dikategorikan bagus bahkan sangat karna ia mempunyai suara yang cukup unik.

"Ayolah Zera, cuman kamu yang bisa ibu percaya"ucap Kepsek

"Kan sekolah kita ada eskul nyanyi bu, kenapa gak ngambil orang dari situ aja? "Tanya Zera yang masih menolak bahwa ia akan menyanyi dengan Gerlan.

"Renata, penyanyi dari eskul itu sedang dalam suara yang tidak bagus, lagian suara kamu itu unik Ra"jawab Kepsek

"Kalau dia nggak mau, gausah dipaksa bu, permisi"ucap Gerlan yang dari tadi diam mendengar perdebatan dan akhirnya ia memilih untuk keluar ruangan.

"Tap-

"Ibu tidak terima penolakan, soal judul lagu nanti kalian berdua yang mengurusnya"ucap Kepsek

"Baiklah bu, saya permisi"jawab Zera lalu melangkah keluar meninggalkan ruangan.

~~~~~

Terima kasih sudah membaca. Jangan lupa berikan vote dan comment untuk cerita ini.

Salam manis, Raelia A.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 10, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Hope NotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang