Chapter 8 Confession

1.8K 152 2
                                    

👤 Forth
🏠 Apartemen Forth, Malam hari

Ketika aku sedang asik bermain gitar di dalam kamarku. Aku mendengar sebuah ketukan di pintu apartemen ku.

Tok tok tok

Tapi ku abaikan, karena aku merasa bukan pintuku yang di ketuk. Siapa juga mau datang malam-malam di apartemen ku. Beam saja jarang. Teringat beam, aku merasa sepi kembali, ini sudah ketiga minggunya aku mendiaminya.

Tok tok tok

'tunggu, sepertinya itu memang pintu apartemen ku' aku pun menyimpan gitar ku lalu menuju pintu. Di depan pintu aku masih meyakinkan diri benarkah pintu ku yang terketuk ?.

Duk duk duk

Aku terkaget. Siapa orang ini, berani-beraninya dia menendang pintu apartemen ku. Kalau rusak dia emang mau ganti apa. Baru aku memegang knop pintuku. Dia menendang lagi.

Duk duk duk

Dengan penuh emosi aku membuka pintu itu. Aku terkejut dan emosiku redam seketika karena yang menendangnya ialah beam. Orang yang aku rindukan. Tapi aku ingat, aku masih tahap mendiaminya. Jadi aku secepat mungkin merubah ekspresiku menjadi dingin.

"Ada apa ?" Tanya ku dingin

"Aku ingin masuk" jawabnya

"Untuk apa ? Kan kita bisa bicarakan disini. Eh salah kamu maksudku bukan kita" masih dengan nada yang sama

Tapi beam tidak mendengarkan ku. Ia justru mendapatkan kekuatan dengan mendorongku masuk ke kamarku. Ia menjatuhkan ku di atas kasur kamar ku. Aku yang sedari tadi hanya diam, karena aku tau, kalau melawan orang mabuk tidak ada gunanya, jadi aku sengaja membiarkan beam mendorongku. Tapi aku kembali terkejut saat beam menjatuhkanku di atas kasur lalu beam menindihku.

"Be..be..am apa yang ka..mu lakukan ?" Ucap ku gugup.

"Kenapa kamu gugup sayang ?" Ucap beam sensual di telinga ku. Awalnya aku senang dengan kata sayang, tapi aku merasa merinding juga mendengar perkataannya.

Aku menegang. Beam tidak pernah memanggilku dengan sebutan sayang.

"Forth, aku tau rahasia terbesarmu. Tapi aku kecewa padamu. Kenapa kamu tidak memberitahuku ? Kenapa kamu harus tidak sadar memberitahukan kepadaku ? Kau tau, aku merasa bimbang selama ini, karena rahasiamu itu. Aku lelah memikirkannya. Kau... Kau selalu berada di pikiranku belakangan ini forth" ucap beam masih sensual.

Aku pun yang mendengar itu masih menegang. Aku tidak tau harus berbuat apa.

'rahasia ? Rahasia apa yang beam tau ? Dan tanpa sadar ? Apa maksudnya ?' aku memang tidak merasa kalau perasaanku bukanlah sebuah rahasia, walau menurutku hanya aku yang tau.

Saat aku masih bingung dengan perkataan beam, beam justru sudah mendekatkan bibirnya ke bibir ku. Dan itu cukup mengembalikan ku dari dunia lamunaku ke dunia yang ada saat ini. Lagi-lagi aku tegang.

Setelah mencium sekilas bibir ku, beam berkata

"Aku mencintaimu forth jaturapoom, selama ini, aku menjauh dari mu untuk menyelidiki perasaan ku padamu, dan benar, ternyata hidupku hanya terus berputar dengan hidupmu, aku seperti bumi yang mengitari matahari. Tanpa matahari aku tidak mampu menjalani hidupku. Dan kau tau, kaulah matahariku."

Setelah mengucapkan itu, beam jatuh di atas ku, tepatnya dia menindihku kembali. Dan lagi-lagi, beam tidak sengaja menempatkan bibir nya dengan bibir ku, sehingga aku dan beam berciuman kembali tapi beam sudah tidak sadar, dan hanya aku yang sadar dengan mata terbelalak karena pengakuan beam.

Beberapa menit posisi beam menindihku, aku pun menggulingkan badan beam untuk tidur di sampingku. Aku merasa ini mimpi. Tapi aku memegang bibirku, ini terasa nyata dan memang nyata batinku. Aku melihat beam kembali yang tidur disampingku.

Aku baru tersadar, beam sangat bau alkohol, beam sangat mabuk berat. Aku tadi tidak sadar karena perlakuan beam yang tiba-tiba mendorongnya.

👤 Forth end

Merasa lega dan senang karena perasaan nya terbalas, forth pun membersihkan tubuh beam. Karena tubuh forth lebih besar dari beam, maka ia memakaikan bajunya pada beam. Untuk celana ? Forth tidak menggantinya. Sebenarnya ia sangat ingin tapi ia menahan diri agar tidak terjadi apa-apa.

Lelah akan semua kejadian malam ini, forth pun berbaring di samping beam dan menutup mata tidur, tapi senyuman forth mengembang. Ini mimpi yang sangat indah batinnya sebelum ia menutup matanya mengikut beam di alam mimpi.

🏠 Apartemen Forth, pagi hari

"Eugh" beam bangun dari tidurnya. Matanya menelusuri kamar yang ja tidur. Tidak ada yang aneh. Ia masih berada di sebuah kamar. Ia belum terlalu sadar akan kamar yang ia tempati.

Kepala beam gatal, saat tangan kanannya ingin menggaruk kepalanya, tiba-tiba tangannya menyenggol sesuatu di sebelahnya. Ia menoleh dan mengatakan 'oh forth' lalu ia menggaruk kepalanya.

Karena masih lelah, ia membalik badannya berpaling dari forth. Ia mencoba menutup matanya kembali untuk tidur tapu seketika

"WHAT ???!!!!" Beam bangun dan duduk di sandaran kasur. Dengan perlahan ia melihat ke sebelah kanannya. Dia melihat forth tidur menghadapnya. Beam mengingat-ingat apa yang terjadi semalam. Tapi saat ia mencoba mengingat-ingat kepalanya seketika pusing.

"Aduh" keluhnya. Saat beam memegang kepalanya karena sakit, forth tiba-tiba bangun.

"Beam, kamu sudah bangun ?" Tanya forth sambil mengucek matanya.

"Emangnya kamu liat aku lagi tidur ?" Dan dijawab cengiran oleh forth.

"Kenapa aku ada disini ?"tanya beam

"Lah kamu kenapa kesini ?" Tanya forth balik

"Lah makanya aku tanya kenapa aku disini?!" Ucap beam kesal.

Hening.

Seketika beam mengingat kejadian semalam walau samar-samar. Ia mengingat kalau ia yang datang ke apartemen forth. Hanya Sampai itu saja.

Lalu beam beranjak berdiri dan ingin keluar dari kamar forth, tapi sebelum itu, forth menahan tangannya.

"Apa ?" Tanya beam

"Eh, kamu tidak papa ?" Tanya forth

"Tidak papa, emang kenapa ?" Tanya beam lagi

"Em tidak, aku hanya ingin memastikan saja, soalnya kamu semalam mabuk berat" jawab forth

"Oh begitu, ya sudah, aku balik dulu, aku ada kuliah pagi" ucap beam lalu berlalu dari kamar apartemen forth.

Sedangkan forth disitu tersenyum sendiri.

'dia sudah tidak bisa menghindar dariku lagi. Aku sudah tau perasaannya' batin forth sambil menyeringai.

••••

Jadi disini itu bagian forth pov, tapi setelah forth pov end, nah itu orang ketiga, tapi itu sama dengan chapter 4. Jadi bedanya disini dengan chapter 4 itu hanya sudut pandangnya saja

Makasih ya udah di baca :)

Break Up With Your Girlfriend, Im BoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang