Chapter 10 Girlfriend

1.9K 150 1
                                    

🏠 Apartemen Forth.

Ketika beam sudah pergi dari apartemen menuju kampus, forth masih berdiam diri di apartemennya.

'demi membuktikan bahwa beam benar-benar menyukaiku, aku harus melakukan sesuatu. Aku tidak tau apakah dia mabuk saat itu berkata jujur atau hanya ngelantur. Jadi aku akan mencoba membuatnya cemburu' 😈 batin forth.

Forth kemudian mengambil handphonenya yang ada di meja nakas dan menelpon seseorang. Pada dering yang ketiga, orang tersebut mengangkat teleponnya.

"Halo, moon, bisakah kau membantuku..." Seringai forth.

🏠 Kantin kedokteran, siang hari

"Hai beam" sapa seseorang wanita. Beam melihat wanita tersebut dan ia heran.

'kenapa bintang teknik ada di sini?' batinnya.

Ya, wanita tadi ialah moon, dia bintang fakultas teknik tahun lalu, berdampingan dengan forth sebagai bulan tahun lalu fakultas teknik.

"Ya, ada apa ? Maaf sebelumnya, aku tau kamu bintang teknik, tapi kenapa kamu mengenalku ?" Tanya beam

"Oh itu, tadi aku disuruh sama forth kesini. Dia bilang mau makan siang denganku di kedokteran. Dan dia bilang ketemu aja dulu dengan beam. Sebenarnya aku tau kamu beam karena cuma kamu sahabat forth di kedokteran" jawab moon.

"Ohh, terus dimana forth ?"

"Katanya dia masih ngurus apa gitu, aku juga kurang tau. Tadi dia cuma bilang suruh nunggu disini."

Beam pun hanya mengangguk.

"Beam, kamu pacaran dengan forth ya ?" Tanya moon tiba-tiba.

Beam menegang dan pipinya memerah.

"Ti...tidak, emang kenapa ?" Ucap beam gugup

"Ah tidak, syukurlah kalau begitu, aku sebenarnya cemburu sama kamu, soalnya kamu deket banget sama forth. Kamu tau, semalam, forth baru saja menjadikan aku pacarnya. Dan karena aku biasa melihatmu berduaan jadi aku kadang curiga sama kamu. Makanya aku bertanya" jawab moon dengan wajah yang berseri.

Sedangkan beam, yang mendengar perkataannya langsung tertegun mendengarkan kalimat 'semalam, forth baru saja menjadikan aku pacarnya'.

Biasanya beam bakalan biasa saja jika forth menggandeng wanita lain, tapi semenjak ia tau perasaannya pada forth, seketika ia jatuh se-jatuh-jatuhnya. Sekali lagi, beam menyesal karena mengetahui perasaan forth.

Batinnya bertanya-tanya, apakah forth forth masih takut akan perasaannya, makanya ia sering mencari wanita.

Beam sakit. Ia kecewa. Entah sekarang ia harus melakukan apa, jika biasanya mendengar ini, beam akan biasa saja seperti hal itu lumrah terjadi.

Dulu ketika beam mempertemukan forth dengan mei, ia sangat bersemangat karena beam berharap forth mendapatkan wanita terakhir, yaitu mei. Tapi tidak, justru forth hanya bertahan 4 hari dengan mei.

"Beam... Halo beam ?" Panggil moon dengan tangan yang melambai di depan wajah beam.

Beam masih memandang wajah moon dengan tatapan kosong.

"Ah.. hah.. apa moon ?" Jawab beam

"Kamu melamun ?" Tanya moon

"Iya aku lagi ini... Anu... Apa... Itu lagi mikirin tugas, iya tugas, aku sepertinya belum mengerjakannya" ucap beam sambil menahan air mata yang terkumpul di pelupuk matanya.

Kemudian beam segera bergegas dari sana. Namun belum beam berdiri, forth sudah duduk di depannya tepat disamping moon.

"Beam, mau kemana ?" Tanya forth

"Katanya dia mau mengerjakan tugasnya forth. Dia belum menyelesaikannya" kata moon menjawab pertanyaan forth.

Beam melihat ke arah forth. Wajah forth tampak berseri, sangat senang.

'sepertinya forth sudah mendapatkan wanita berbeda yang ia maksud' batin beam.

"Iya forth aku mau ke kelas dulu, tugasku masih belum selesai" ucap beam sambil berdiri dan pergi meninggalkan meja tersebut.

Beam tidak pergi ke kelas, namun ia pergi ke toilet dan masuk ke salah satu kubikel toilet tersebut. Beam sudah tidak bisa menahan air matanya. Ia menangis tersendat-sendat. Ia menahan suaranya agar orang-orang yang memasuki toilet tidak curiga.

Sementara itu di kantin tadi, forth dan moon masih bersama.

"Bagaimana reaksinya ?" Tanya forth kepada moon saat forth baru saja sampai dan membawa makanan mereka berdua.

"Dia biasa saja. Tapi saat aku mengatakan aku dan kau berpacaran, dia terlihat terkejut. Dia sempat melamun, tapi aku tidak tau di melamun apa, dan kau lihat tadi, matanya seperti berkaca-kaca, tapi entah itu hanya aku yang melihatnya atau tidak" jawab moon panjang.

"Aku tadi tidak melihatnya, soalnya dia mengalihkan pandangannya ketika aku melihatnya, dan dia langsung pergi begitu saja" jawab forth dengan wajah sendu.

"Aku yakin, beam tidak mengerjakan tugasnya, ia.. entah kemana untuk menenangkan hatinya" jawab moon juga sendu.

"Sudahlah forth, kamu tenang saja, kalau jodoh kalian pasti bersatu kok. Tapi dilihat-lihat, beam tampan juga, aku juga tertarik padanya" ucap moon dengan wajah yang berbinar.

"Jangan coba-coba moon. Aku akan meneror mu tiap hari kalau kau mencoba mendekatinya" ucap forth sambil melirik tajam moon.

Moon tertawa dan berkata,
"Hey forth, santailah, lagi pula beam juga cantik di waktu bersamaan, jadi kalau ketika aku jadi dengannya, aku juga pasti akan merasa malu, kau kan tau sendiri kulitnya yang begitu glowing. Dan asal kau tau, itu yang menarik perhatian para perempuan. Tapi sayangnya beam terlalu dingin untuk beberapa orang, bahkan beberapa temanku yang pernah mencoba mendekatinya menyerah. Mereka mengatakan kalau baru saja mereka menyapa beam, beam sudah menatap tajam mereka" ucap moon panjang lebar

"Jadi temanmu ada yang mendekati beam ? Kenapa aku tidak tau ? Siapa namanya, aku akan mencarinya, dan mengatakan beam hanya milikku" jawab forth masih dengan mata yang tajam.

"Ai forth, kan tadi aku sudah bilang, sudahlah, untuk wanita, beam terlalu susah didekatinnya. Kami saja heran, kenapa kau bisa betah dengannya. Padahal kadang kami melihat kalau beam ke fakultas kita bersamamu, dia masih terlihat dingin di depanmu"

"Itu karena aku sudah lama mengenalnya, jadi dia tidak merasa keberatan dengan berada disampingku. Seperti sudah terbiasa gitu" jawab forth lesu.

Tidak terasa makanan mereka sudah habis. Moon pun berkata,

"Ya sudah forth, balik yuk, aku ada kelas nih."

"Hmm ayo"

Kemudian mereka berdua pergi kembali ke fakultas teknik.

💔💔💔💔

Beam sekarang masih berada di toilet, ia masih mencoba menenangkan hatinya walaupun ia sudah tidak menangis. Setelah merasa cukup baik untuk melanjutkan perkuliahan, beam pun keluar dari kubikel, lalu menuju wastafel dan mencuci mukanya. Beruntung matanya tidak kelihatan terlalu sembab, walau bengkak matanya terlihat sedikit.

Setelah mencuci mukanya, beam pun keluar dari toilet dan menuju kelasnya. Dia akan berusaha untuk tidak memikirkan hal itu lagi, dia akan berusaha untuk mengabaikan perasaan forth, ia akan berusaha untuk menjadi biasa lagi seperti sebelumnya.

Urusan forth mencintainya atau tidak, itu urusannya forth, dia tidak perlu ikut campur. Jika ia memikirkannya, maka itu menjadi beban baginya dan hidupnya.

Break Up With Your Girlfriend, Im BoredTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang