Keadaan kelas XII IPS 3 memang sangat memprihatinkan pada saat jamkos seperti ini.
Meja berserakan, papan tulis penuh coretan, dan jangan lupa suara-suara emas dari pemilik kelas.
Semua ikut merayakan jamkos dengan kegiatan yang berbeda-beda. Mulai dari sang ketua kelas yang asik berkutik dengan laptopnya, si bendahara yang sibuk narikin uang kas, ada yang nge-game, ada yang selfi-selfi, ada yang baca novel, ngerjain tugas, kejar-kejaran, ngomongin temennya yang lain, bahkan juga ada yang jualan dikelas.
"WOY BANTUIN GUE BAMBANK! INI GUE DIKROYOK ASW!" Maki salah satu siswa yang lagi Mabar.
"SABAR ANJNG! NYAWA GUE TINGGAL DIKIT!" sahut salah satu temannya.
"BACOT BNGSD! GANGGUIN ORANG GOSIP AJA!".
"WOY ADA YANG MAU SKINCARE GAK? MUMPUNG PROMO INI!".
"HALAH ENDORS MULU LO! DAPET UNTUNG JUGA GAK PERNAH JAJANIN TEMEN!".
"YA ITU TANDANYA GUE PINTER NGATUR PRINSIP EKONOMI".
"TAI!".
"DIEM BANGSUL! BENTAR LAGI BEL! BERESIN SEMUANYA!" sentak sang ketua kelas.
Inilah XI IPS 3. Kelas paling heboh, paling gak disiplin, paling dihindari guru, paling absurd, paling gak jelas, dan yang terakhir paling gue sayangi. Begitupun sang Author😂.
Semua sudah beres. Kelas sudah kembali bersih dan rapi, papan tulis pun kembali putih. Para penghuni kelas segera menuju bangkunya masing-masing bersamaan dengan bunyi bel tanda pergantian jam.
Tak menunggu lama, seorang guru memasuki kelas.
"Selamat pagi semuanya" sapa Bu Nana, guru Matematika, sekaligus wali kelas kami.
"Selamat pagi mamih" jawab kami serentak. Ya, kami biasa memanggilnya mamih.
"Eh mamih masih muda masa udah pikun sih. Kan sekarang jam Sejarah, kok malah mamih yang masuk?" celetuk Siska -radionya kelas-
"Enak aja kamu kalo ngomong! Saya kesini cuma mau ngasih kabar kalo---".
"Jamkos kan mih?" Sahut Ferdi -tukang tidur dikelas-
"Sembarangan! Kalo ada orang tua bicara itu didengerin sampe selesai dulu" nasehat Bu Nana.
"Jadi gini, berhubung kelas ini adalah kelas ajaib, Bu Rara selaku guru Sejarah kalian mengundurkan diri dari kelas ini. Jadi nanti akan ada guru baru yang akan menggantikan Bu Rara" jelas Bu Nana.
"Cewek apa cowok mih?" Kali ini si Aster -biang gosip- yang nanya.
"Cowok. Yasudah siapkan bukunya, saya panggilkan dulu. Ingat jangan malu-maluin kelas saya!".
Semua murid mengangguk serempak. Sepeninggalannya Bu Nana, seisi ruangan kembali ribut karena penasaran seperti apa guru barunya itu. Apakah ganteng, dingin, datar, lempeng, tak berekspresi, jarang bicara, seperti mayat hidup, yang sering dijumpai di wattpad wattpad kesayangan kalian.
Beberapa menit kemudian semua pandangan tertuju pada satu titik. Pintu.
"Tok! Tok! Tok!".
"Silahkan masuk" sahut Toni -ketua kelas-
"Permisi kak, saya perwakilan dari OSIS mau ngambil uang iuran buat pensi bulan depan".
Zonk!!!
"Iya dek ini" kata Ayu -bendahara kelas- segera memberikan uang iurannya.
"Terimakasih kak, maaf sudah mengganggu kalian" ucap anak tadi, dan segera keluar kelas.
Setelahnya, pintu terbuka kembali dan menampakkan sosok yang sangatlah menarik perhatian semua yang dapat didalam kelas, terkecuali gue.
KAMU SEDANG MEMBACA
M!NE
Teen Fiction'Kamu itu punya saya!...'-Barata Wijaya. 'Bapak bukan siapa-siapa saya!...'-Nadia Kirana Rahayu. _______________________🍇🍇______________________ Maaf kalo ada kesamaan nama tokoh dan tempat kejadian. Tapi ini murni dari otak Author yang Segede bij...