Bagian 2.

15 3 2
                                    

Sore ini sepulang sekolah gue langsung pulang karena bunda nyuruh pulang cepet. Katanya perlu bantuan gue. Ya gue sih iya-iya aja.

"Nadia bantuin bunda sini!" Teriakan nyaring terdengar dari bawah.

"Iya bentar Bun, Nadia kan baru pulang sekolah capek" bales gue gak kalah nyaring.

"Bunda aduin Ayah loh kalau kamu gak mau bantuin" teriak Bunda lagi.

"Iya-iya lagi jalan ini" sahut gue.

Gue langsung turun kebawah buat bantuin bunda.

"Apa Bun?" Tanya gue pas nyampe bawah.

"Ayo ikut Bunda bantuin tetangga yang baru pindah" kata Bunda dengan semangat 45.

"Yang pindahan siapa, yang repot siapa" gerutu gue yang ternyata didenger Bunda.

"Kamu itu ya! Gak usah ngeluh terus, Bunda jewer baru tau rasa kamu!" Ancem Bunda.

Asli jeweran Bunda adalah pilihan terakhir yang bakal gue pilih seumur hidup.

"Yaudah ayo keburu sore, ntar Nadia jadi mager" ajak gue.

Akhirnya kita jalan ke rumah tetangga baru. Ketika sampai di rumah tetangga baru Bunda langsung ngucapin salam dengan semangat 45. Gue cuma geleng-geleng sambil nunduk.

"Assalamualaikum!" Salam Bunda.

"Waalaikumssalam. Eh Tante, silahkan masuk".

"Iya Nak Bara, ayo Nadia" gue dongak denger ajakan Bunda.

Dan what!

Dia Pak Bara!

Guru Sejarah gue!

Mampus aja Lo Nadia!

"Ayo Nadia, ngapain bengong?" Tegur Bunda.

"E-eh iya" duh kenapa gue jadi gugup gini sih.

Terus kenapa juga Pak Bara ngeliatin gue kaya gitu. Apa muka gue cemong? Mata gue belekan? Pipi gue ileran?

"Kamu lucu" kata Pak Bara pas lewat samping gue. Jangan lupakan kekehan nya yang bikin gue bergidik ngeri.

Setelahnya, kita -gue, Bunda dan Pak Bara- membersihkan rumah sambil sesekali Bunda bikin gurauan guna mencairkan suasana.

Gak kerasa udah jam 5, berarti gue sama Bunda udah bantu bersih-bersih selama satu jam. Gue sama Bunda langsung pamit undur diri.

"Terimakasih Tante udah bantuin saya" kata Pak Bara sambil senyum ke Bunda.

"Iya nak, jangan sungkan-sungkan kalo butuh bantuan Tante ataupun Nadia" jawab Bunda, tak lupa senyum merekah di bibirnya.

"Iya Tante".

Gue sama Bunda udah jalan sampean depan pagar rumah Pak Bara, tiba-tiba Pak Bara manggil gue.

"Nadia tunggu sebentar!".

"Em, iya ada apa pak?" Tanya gue.

"Bunda pulang dulu" kata Bunda langsung jalan.

"Tolong nanti kamu kasih tau temen sekelas kamu besok saya akan mengadakan remidi" kata Pak Bara.

"Iya pak. Oh iya, saya sama Reno ikut remidi gak pak?".

"Enggak, besok saya akan kasih kalian tugas selama temen kalian remidi".

"Baik pak, kalau gitu saya pulang dulu" pamit gue.

"Tunggu sebentar. Bareng saya saja, sekalian saya mau ke supermarket depan komplek".

"Iya pak".

M!NETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang