Skip Pagi Hari
Setelah perdebatan mereka kemarin, kini semua kembali seperti biasa. Namun ada sedikit perubahan pada Rhingga yang lebih sering diam, dia diam bukan karena ingin menyerah atupun marah.
Tapi karena dia akan membuktikan kepada kedua orang tuanya terutama sang Papa bahwa dia mampu dan bisa, nampak wajah dinginnya yang lebih dominan di pagi hari ini. Dan kebetulan sekali hari ini Rhingga sarapan pagi bersama orang tuanya.
"Rhingga ayo kita sarapan dulu nak." Ajak Mama Dita pada putra semata wayangnya itu dan hanya di balas dengan anggukan singkat.
Mama Dita sangatlah paham dengan sikap dan juga sifat anaknya ini, Mama Dita berharap agar hubungan suaminya dengan anaknya itu bisa segera membaik lagi. Sedang suaminya itu hanya melirik sekilas pada Rhingga.
Sarapan pagi sudah hampir selesai, tak ada percakapan antara Rhingga dan juga sang Papa. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang mengiringi mengiringi mereka pagi ini.
°°°
"Yasudah Mah Pah, aku berangkat sekolah dulu." Pamit Rhingga pada kedua orang tuanya, meskipun hubungan mereka sedang tidak baik tapi bagi Rhingga untuk selalu berpamitan kepada orang tuanya itu sangat diutamakan. Karena Rhingga masih menghormati orang tuanya,
"Assalamualaikum" Pamit Rhingga ,
"Waalaikumsallam" Jawab Papa dan Mamanya bersamaan.
Hari demi hari sudah Rhingga lewati dan sekarang saatnya dia menempuh Ujian Nasional untuk melanjutkan pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi lagi, namun sifatnya yang dingin tidak bisa begitu saja hilang.
Dia hanya akan ingin fokus kepada Ujiannya, dan tentunya kepada pilihan masa depannya.Dia bertekad akan tetap semangat dan berjuang meski tanpa dukungan sang Papa, sedangkan sang Mama sudah mulai mengerti posisi Rhingga dan akan selalu mendukung apapun keputusan anaknya itu.
Rhingga berharap semoga hasil nilai ujiannya bisa memuaskan dan dapat membuktikan bahwa Rhingga mampu dan hasil kerja kerasnya selama ini tak akan sia-sia. Rhingga juga berharap agar hati Papanya bisa mencair dan mengizinkan Rhingga memilih apa yang dia inginkan.
°°°
Skip Ujian Nasional“Pah Mah, Rhingga berangkat dulu. Doakan agar Ujian Rhingga lancar dan doakan juga agar Rhingga mendapat nilai yang terbaik.” Ujar Rhingga memohon restu pada kedua orang tuanya.
“Iya nak, doa kami selalu menyertaimu. Allah Yuftah Alaikum.” Ucap sang Mama tersenyum.
“Yasudah sekarang sudah siang lebih baik kau berangkat sekarang.” Ujar sang Papa enggan menatap anaknya itu.
Rhingga segera berangkat dan berpamitan pada orang tuanya. Disekolah Ujian sedang berlangsung, Rhingga mengerjakannya dengan lancar tanpa ada kesulitan. Karena dia selalu belajar dan berdoa agar semua diberi kelancaran. Dia belajar dengan giat, karena memang Rhingga ingin membuktikan pada sang Papa bahwa Rhingga mampu dan juga bisa.
4 hari berlalu setelah Ujian Nasional selesai, Rhingga masih menunggu hasil dari segala usahanya itu. Tak lupa Rhingga selalu berdoa agar medapatkan hasil yang memuaskan.
Sedangkan sang Papa sedang merenung, apakah keputusan yang akan dia ambil itu benar atau tidak. Dengan melihat upaya dan kerja keras dari sang anak, tidak menutup kemungkinan sang Papa akan menyetujui permintaan Rhingga.Pengumuman waktu kelulusan tiba, Rhingga menuju papan pengumuman dan melihat hasil yang ia peroleh. Dan sungguh memuaskan dan membuat hati Rhingga sangat bahagia.
Dia mendapat peringkat pertama dari Jurusan IPA1 - IPA9 dengan nilai 38,90. Tak lupa dia langsung sujud syukur atas semua pencapaiannya saat ini. Dia pulang kerumah dengan suasana hati yang bahagia, Rhingga berharap dengan hasil yang ia peroleh saat ini dapat meluluhkan hati Papanya.
Skip Dirumah
“Assalamualaikum Pah, Mah.” Ucap Rhingga lantang.
“Waalaikumsallam, kamu sudah pulang nak. Bagaimana dengan hasilnya?” Tanya sang Mama sambil berjalan diiringi sang Papa dari belakang.
“Alhamdulillah Pah Mah, Alhamdulillah Rhingga mendapat peringkat pertama dari 9 Jurusan.” Ucap Rhingga menyodorkan hasil yang dia peroleh. Dengan nilai yang sangat baik membuat sang Papa mengulum senyumnya membentuk bulan sabit.
Tak bisa dipungkiri bahwa sang Papa juga sangat bangga pada anak semata wayangnya ini.
“Alhamdulillah, ternyata kerja keras dan doamu selama ini membuahkan hasil yang sagat manis nak.” Ujar sang Mama bangga dengan hasil yang didapat oleh anaknya itu.
“Hmm, Papa juga sangat bangga terhadapmu Ngga. Karena kamu sudah membuktikan kepada Papa dan juga Mama bahwa kamu bisa.” Ucap sang Papa tersenyum,
Papa Ardi sudah membuang egonya jauh-jauh demi kebahagiaan anak semata wayangnya itu, dan dia juga berharap agar masa depan anaknya bisa lebih baik lagi.
“Iya Pah, Rhingga sudah pernah mengatakan kepada Papa sama Mama bahwa Rhingga akan berhasil.” Ujar Rhingga tersenyum lega.
“Dengan begini Papa akan izinkan kamu untuk kuliah di Universitas yang kamu inginkan, semoga kamu bisa lebih semangat dalam belajarnya. Dan semoga kelak kamu bisa menjadi orang sukses yang melebihi Papa.” Ujar Papa Ardi tersenyum dan memeluk Rhingga .
KAMU SEDANG MEMBACA
Piknik Prestasi
Short StoryRhingga Yogi Fernanda seorang remaja yang sudah menduduki kelas XII yang mempunyai suatu keinginan... Akan tetapi dia selalu beradu argumen dengan orang tuanya. Apakah keinginan Rhingga itu?? Dan apa penyebab Rhingga selalu beradu argumen dengan o...