"Pelacur?"
Key mengembuskan napas mendengarkan perkataan kakaknya, Nadine. Hal yang tak pernah ia inginkan kini terdengar sudah. Sebuah jawaban yang sama sekali tak memuaskannya.
"Iya,kalo kamu mau dapet uang banyak, ya kamu harus jadi pelacur."
"Selain pelacur nggak ada ya,kak? Aku tahunya itu pekerjaan kotor." Key berjalan menuju sofa dan duduk di hadapan nadine. Ia meletakan tasnya dan duduk dengan tenang. Ia jadi ingat perkataan temannya yang ia kenal dari sosial media. Temannya itu pria yang sering diajaknya curhat,bahkan mereka selalu berniat bertemu. Namun, kerjaan pria itu membuat mereka tidak bisa bertemu. Pria itu mengatakan bahwa pekerjaannya paling rendah dan hina adalah pelacur,tetapi dapat menghasilkan uang banyak tergantung kualitas.
"Iya kotor,tapi banyak uangnya," balas nadine enteng, seolah olah itu adalah hal yang tak perlu di perbesar sama sekali.
"Selain pelacur nggak ada ya,kak? Aku butuh banget uang, tapi..."
Nadine menghela nafas dan berbalik ke arah key. "Sayang,terkadang pekerjaan kotor itu yang menghasilkan banyak uang. Kita ini apa? Kita berasal dari keluarga yang buruk. Mama udah meninggal. Dan aku? Aku juga bekerja untuk hidupi kamu sampai saat ini. Dan pekerjaan ku sampai sekarang menghasilkan banyak uang. Jadi untuk sekarang jangan pernah tanya pekerjaan kotor atau suci. Tujuan kita cuma satu, cari uang." Penjelasan yang panjang dan nada yang ringan perpaduan yang sempurna sekali.
"Emang pekerjaan kakak apa?"
"Wanita panggilan,sejenis pelacur." Nadine benar benar berubah dari nada bicaranya. "Seengga nya itu lebih baik dari PSK."
Tentu saja key terkejut mendengar nya. "Aku nggak mau kerja itu,aku mau jadi penjaga bunga aja. Uangnya halal dan aku..."
"Uang penjaga nggak cukup untuk bayar sekolah kamu. Uang hasil kerja ku juga udah habis, jadi apa yang mau kamu lakuin?berhenti sekolah?"
Berhenti?key tidak akan melakukannya. Ia menyukai sekolah dan teman-teman. Ia selalu menikmati pembelajaran dengan baik sampai-sampai mendapatkan beasiswa. Tapi beasiswa kali ini akan habis karena dirinya akan masuk kuliah. Tidak ada pihak yang memberikan nya beasiswa,dan ia heran akan hal itu. Apa karena karin?
Karin adalah gadis kaya dan cantik di sekolah. Mereka sempat bertengkar minggu lalu dan dengan keberaniannya, gadis itu mengancam akan menghancurkan hidup key. Sepertinya rencana nya berhasil.
"Aku harus bayar SPP supaya aku bisa ikut ujian minggu depan,kak," katanya memasang wajah melas di hadapan nadine. Berharap nadine mengerti akan posisinya saat ini.
"Kakak juga mau bantu,tapi kakak ngga punya kerjaan sekarang. Kakak lagi sakit dan engga punya waktu buat nyari uang. Lagi pula nggak ada om-om yang mau sama wanita sakit." Ujar nadine seraya menyesap rokoknya.
Key mengembuskan pelan nafasnya. Ini semua benar benar gawat. Jika ia tidak menemukan uang sampai lusa, maka otomatis ia tidak akan ikut ulangan. Oh sialan. Sekolah sialan. Dan tentu saja takdir sialan.
"Kalau kamu mau, kerja aja di tempat kakak," tawar nadine.
Key menatap nadine dalam-dalam. Ia memang butuh uang,tapi mana mungkin ia bekerja di klub seperti yang nadine lakukan. Ia takut.
"Gimana? Aku denger ada orang penting yang datang ke klub besok malam. Dan ini kesempatan bagus."
"Orang penting? Siapa, kak?"
Nadine menyesap rokoknya untuk terakhir kali. Kemudian ia mematika putingnya dan membuangnya. "Namanya Jovanka Keegen. Dia ahli waris dari perusahaan K. Aku dengar ada pesta klub untuk merayakan perusahaan barunya, dan semua teman-temannya diundang. Kamu bisa kerja di sana." Nadine menyandarkan tubuhnya kesofa. "Kalau kamu nggak dapat jovan,kamu seenggaknya bisa rayu teman-temannya yang sesama pengusaha."
KAMU SEDANG MEMBACA
Dandelion
Teen Fiction☡Warning☡ Terbang bagi ku sudah biasa,Hembusan angin bisa membawa ku kemana pun yang mereka mau.Tubuhku terlalu kecil untuk melawan angin. -BungaDandelion . . . "Kau seperti Bunga dandelion. terlihat sangat rapuh,namun terlihat sangat kuat,sangat i...