BUKAN PROLOG

127 2 8
                                    

Menjadi manusia yang selalu beberapa jengkal lebih pendek dari teman-temannya memang menjengkelkan. Saat dijitak tak bisa membalas, saat dihujat hanya bisa memelas.

Namun masalah fisik bukanlah satu-satunya masalah di hidupku. Sepertinya kisah hidupku itu sendiri lebih memprihatinkan dari sekedar memiliki badan uhmmm, cebol.

Saat TK aku selalu dikira  wanita, saat masuk ke SD harus menjadi mata-mata. Memasuki masa SMP harus penuh drama karena permasalahan cinta, dan menginjak SMK aku harus mulai memahami pedihnya realita. Ditambah hanya aku sendiri di sekolah yang naik sepeda.

Cikarang adalah tempatku tumbuh dan berkembang (walau secara fakta badanku gak tumbuh-tumbuh😭). Di sinilah terdapat 2000 lebih pabrik yang terbagi di beberapa kawasan industri.

Sarang merupakan salah satu kata yang fleksibel. Di satu sisi bisa berkonotasi negatif seperti sarang penjahat, tetapi di sisi lain bisa menjadi kata yang penuh kehangatan seperti sarang burung.

Itulah kenapa catatan ini aku selipkan kata sekolah dan sarang. Karena menurutku sekolah merupakan tempat yang dapat melahirkan pahlawan sekaligus melahirkan penjahat.

"Woy nif, mau ciki gak?" Tanya Agung dengan penuh yakin.
"Emang punya? Mau lah, " pintaku.
"Ciki ciki bum bum, alala bum bum," jawabnya sambil menyanyi tanpa rasa dosa sedikitpun. 

Demikian candaan sampah yang menamaniku awal-awal SD  di tahun 2004. Memiliki banyak teman berarti memiliki banyak masalah. Tapi dari situ aku selalu belajar hal baru. Saling mengerti dan saling pukul kalau kalau sudah emosi, wkwk. 

Setelah tulisan di halaman ini selesai. Kalian akan dibawa mundur melalui lorong waktu ke masa saat aku balita. Masa-masa dimana tititku segede cabe rawit dan otakku sebesar biji salak.

WuzZzZzzZzzzz.........................

Sekolahku Bersarang di CikarangWhere stories live. Discover now